O19 • berkorban demi pio

216 84 10
                                    

"Aku memang cinta, aku memang sayang. Tapi mirisnya kamu hanya memanfaatkan perasaanku untuk kepentinganmu semata."

•••

Ruangan serba putih menyambut penglihatan Scorpio. Ia mengerjapkan matanya, berusaha beradaptasi dengan cahaya terang dari lampu putih di ruangan ini. Ketika menoleh ke samping, Scorpio mendapati sosok gadis aneh yang tertidur di sisi kanan ranjangnya.

"Qish ... Qisha..," Scorpio berusaha menggapai kepala Qisha untuk membangunkan gadis itu.

Qisha yang sayup-sayup mendengar suara Scorpio pun membuka matanya. Ia mengucek kedua matanya dan melihat Scorpio sudah siuman. "Alhamdulillah, Pio udah sadar!" ucapnya sambil tersenyum manis.

"Lo kenapa masih di sini? Lo bolos pelajaran?" tanya Scorpio yang kini duduk bersandar dengan bantal yang menyangga punggungnya.

Qisha mengangguk, "Tapi Qisha udah izin sama Bu Deka kok! Beneran!"

"Terus ngapain lo masih di sini? Kan gue udah siuman. Udah cukup ya lo ngikutin segala macem kegiatan gue di sekolah. Gue nggak mau kali ini lo ganggu gue lagi!" ucap Scorpio ketus. Ia turun dari ranjangnya dan menarik Qisha untuk berdiri. "Sana balik ke kelas!"

Qisha menolak. Ia justru menarik Scorpio untuk kembali ke ranjangnya. Dilihatnya jam tangan putih yang melingkar di pergelangan tangannya. "Sebentar lagi jam istirahat kok. Nanti kalau udah bel, Qisha antar Scorpio ke kelas ya."

"Nggak! Pokoknya gue nggak mau lihat lo ada di sini. Muak gue lama-lama deket sama lo terus!"

"Apapun yang terjadi Qisha akan terus di sini, di samping Pio. Siapa tahu Pio butuh sesuatu, 'kan, Qisha bisa bantu."

"Tapi--"

"Sssttt ... berisik tau! Qisha mau baca cerita Acha dulu di Wattpad, Pio jangan berisik ya."

Akhirnya Scorpio kembali duduk di ranjang UKS. Ia mengeluarkan ponsel dan segera mencari kontak Dani.

"Halo, Dan."

"Ke mana aja lo anjir?"

"Ada masalah sedikit. Sekarang gue lagi di UKS sama Qisha."

"Eh, buset! Lo apain anak orang sampe masuk UKS?"

"Bukan dia tolol, tapi gue yang masuk UKS!"

"Lah, kok bisa? Gelut sama siapa lo?"

"Gue udah pensiun gelut sama orang, njir. Tadi kena bola basket yang dilempar Sheren. Emang bangsat tuh cewek!"

"Lah, bukannya dia cinta mati sama lo?"

"Tadinya, sih, sasarannya itu Qisha. Tapi tiba-tiba gue jadi sok pahlawan gitu. Ya akhirnya malah gue yang kena bola basketnya."

"Bego dipelihara, hahaha! Btw, sejak kapan lo jadi superhero gini? Jangan-jangan lo sama Qisha--"

Tut!

Sambungan telepon diputus sepihak oleh Scorpio. Ia sungguh tak mau mendengar ucapan Dani selanjutnya. Mengerikan. Scorpio benar-benar tidak memiliki rasa lebih pada Qisha. Sungguh!

"Pio."

Scorpio menoleh, "Apa?"

"Maafin Qisha ya. Karena nyelamatin Qisha, Pio jadi kena bola basket deh," ucap Qisha dengan nada menyesal. Kepalanya ditundukkan sampai poni-poni rambutnya menutupi mata gadis itu.

Scorpio memasang wajah garang. Ia agak sedikit kesal dengan Qisha yang keras kepala dan tak mau mendengarkannya. Padahal Scorpio sudah menahan Qisha agar gadis itu tidak menghampiri sekelompok teman Sheren. Namun, memang dasar Qisha yang keras kepala, gadis itu malah mengabaikan Scorpio.

[✔] Pio's RegretOnde histórias criam vida. Descubra agora