O28 • merasa bersalah

212 74 0
                                    

"Kamu jangan sakit. Kalau kamu sakit, terus yang nyakitin aku siapa, dong?"

— Qisha Arelanatha —

•••

Hari ini adalah hari paling menyebalkan bagi Scorpio. Tidak bisa mengikuti KBM di sekolah karena terserang virus influenza cukup membuat mood-nya merosot turun.

"Terus aja main hujan-hujanan. Sekarang nggak masuk sekolah karena sakit begini, kapok nggak kamu?"

Eva menggerakkan kursi rodanya mendekati ranjang Scorpio. Ibu dua anak itu meletakkan nampan berisi bubur dan obat flu di atas nakas. Matanya beralih menatap anak sulungnya yang meringkuk di dalam selimut tebal bermotif Avengers.

"Bun, Scorpio nggak main hujan-hujanan. Ini cuma karena nerobos hujan." Suara Scorpio terdengar serak.

"Menerobos hujan? Bukannya kamu selalu membawa payung di dalam tas? Sekarang Bunda jadi curiga. Jangan-jangan kamu sengaja tidak mengeluarkan payungnya dan malah bermain hujan-hujanan, ya? Jangan bohong kamu," ucap Eva, membuat Scorpio mati kutu seketika.

Sekarang bagaimana cara Scorpio meyakinkan sang bunda bahwa ia memang tidak bermain hujan-hujanan tanpa menyinggung tentang payungnya yang ia berikan pada Qisha kemarin? Untuk alasan apa pun, Scorpio tak ingin Qisha disalahkan atas kondisinya saat ini. Toh, ia sendiri yang menawarkan payung itu. Bukan Qisha yang meminta.

"Aduh, Bun ... Scorpio ngantuk," ucapnya melas. "Scorpio tidur dulu ya, Bunda."

Eva menarik-narik tangan anaknya yang malah berpura-pura tidur. "Bangun, Scorpio. Kamu harus sarapan biar bisa minum obatnya. Nih, Bunda udah bikinin bubur buat kamu."

"Ya Allah, gue nggak suka bubur ...," lirih Scorpio. Wajahnya memelas saat melihat isi dari mangkuk tersebut. Ia tidak menyukai makanan bertekstur lembut, karena hal itu membuatnya merasa seperti bayi yang tidak memiliki gigi.

"Habisin buburnya, ya. Bunda mau pesan ojek online dulu buat antar Chinta ke sekolah." Eva keluar dari kamar Scorpio, meninggalkan anak sulungnya bersama mangkuk bubur yang sama sekali belum tersentuh.

•••

Sejak pagi hingga pulang sekolah, Qisha tak kunjung melihat batang hidung Scorpio. Rasanya seperti ada yang kosong tanpa kehadiran laki-laki itu. Qisha jadi tak bersemangat menyimak pelajaran yang diterangkan oleh guru hari ini.

"Pio ke mana, ya, Cha?" Qisha terlihat gelisah ketika bertanya pada Acha.

"Sakit katanya, Qish. Itu surat izinnya tadi udah dikasih ke Bu Elda. Gue juga heran, ternyata Scorpio bisa sakit juga. Ini first time dia nggak masuk sekolah karena sakit, loh. Biasanya 'kan bolos nggak jelas itu anak."

Qisha melamun setelah mendengar jawaban dari mulut Acha. Ia benar-benar khawatir dengan kondisi Scorpio saat ini. Apa laki-laki itu sakit karena nekat menerobos hujan kemarin?

Jika benar demikian, Qisha sungguh merasa bersalah. Scorpio menerobos hujan karena payungnya ia berikan pada Qisha. Bodohnya lagi Qisha justru menerima pinjaman payung tersebut dan membiarkan Scorpio basah kuyup di bawah derasnya hujan.

"Pulang, yuk, Qish?" Acha menepuk bahu Qisha, menyadarkan gadis itu dari lamunannya. Setelah memastikan bahwa tak ada alat tulis yang tertinggal, Acha menutup ritsleting tasnya dan berjalan keluar dari kelas.

Melihat Acha sudah lebih dulu keluar, Qisha pun menyusul. Namun, belum ada lima langkah dari pintu kelas, Acha berteriak heboh sambil menepuk dahinya. "Duh, astaga!"

"Kenapa, Cha?" tanya Qisha bingung.

"Kayaknya gue lupa bawa pulang spidol kelas, deh. Ketinggalan di laci meja. Gue ambil dulu, ya?" Acha kembali masuk ke dalam kelas tanpa menunggu jawaban dari Qisha.

Sementara menunggu Acha kembali, Qisha menggerakkan kakinya, meniru koreo dance Me Gustas Tu dari girlgroup Korea favoritnya, GFriend. Namun, tiba-tiba saja Rafka muncul dengan wajah konyol yang langsung membuat Qisha terkejut.

"Rafka! Ngagetin aja, ish!" Qisha refleks memukul-mukul tubuh Rafka, tetapi sialnya lelaki itu malah tertawa karena menurutnya wajah Qisha saat terkejut tadi sangat lucu.

"Ampun, Nyai, ampun!" Rafka menyatukan dua tangannya di depan dada, meminta maaf karena telah membuat Qisha kesal. Namun, wajah Rafka yang masih mengandung sisa-sisa tawa membuat Qisha enggan menyudahi aksi brutalnya itu.

"Yuk, Qish, kita pul--" Acha tiba-tiba muncul dari balik pintu kelas dengan membawa lima buah spidol papan tulis di tangannya.

Kehadiran Acha membuat Qisha refleks menarik tangannya dari tubuh Rafka. "Eh, Acha. Udah ngambil spidolnya?" tanya Qisha.

"U--udah, nih." Acha tersenyum kikuk. Matanya melirik ke arah Rafka yang berdiri tak jauh dari Qisha.

Qisha yang paham arti dari lirikan tersebut pun menarik Rafka untuk mendekat. "Oh iya, Cha. Kenalin, ini sepupunya Pio, namanya--"

Belum sempat Qisha menyelesaikan ucapannya, Acha kembali menepuk dahi dengan wajah panik. "Aduh, gue lupa! Gue harus pulang cepet, soalnya udah janji mau nganterin kakak gue ke mall buat beli kado anniversarry dia sama pacarnya. Gue duluan ya, Qish. Daaah!"

"Acha kenapa, ya?" gumam Qisha yang merasa aneh dengan tingkah Acha barusan.

"Jenguk Scorpio, kuy!"

Qisha mengusap dada perlahan. Rafka benar-benar hobi membuatnya terkejut. Apalagi kini tangan lelaki itu sudah parkir di bahunya tanpa permisi. Dan belum sempat Qisha menjawab, Rafka sudah lebih dulu merangkulnya menuju area parkir SMA Worship Bandung.

Meski merasa apa yang dilakukan Rafka terlalu tiba-tiba, tetapi Qisha akhirnya pasrah. Toh, tujuan mereka hanya ingin menjenguk Scorpio.

"Dia sakit apa emangnya, Raf?" tanya Qisha saat sudah duduk di samping kursi kemudi.

Rafka menyalakan mesin mobil, lalu mengendarainya hingga mereka meninggalkan area SMA Worship Bandung. "Demam, terus flu juga, sih. Kemarin dia pulang dalam keadaan basah kuyup kayak curut kecemplung got."

"Ya ampun. Pasti gara-gara kemarin," ucap Qisha tiba-tiba.

"Hah? Kenapa?" tanya Rafka yang langsung dijawab dengan gelengan kepala oleh Qisha.

Pasti Pio sakit gara-gara minjemin payungnya ke Qisha kemarin. Batin Qisha, merasa bersalah. Apalagi kemarin ia bersikap jutek pada lelaki itu.

 Apalagi kemarin ia bersikap jutek pada lelaki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc.

ngakakaka pio bisa sakit juga ternyata. kirain cuma bisa bikin gedeg🙄

jangan lupa vote comment-nya iaa!

next? sooooon ><

love,
lafasyaokta.

[✔] Pio's RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang