PROLOG

154K 8.7K 298
                                    

Nah nah gini nih kalo tangan ngga bisa diem. Aku buat cerita ini karena pengen buat cerita cowok childish tapi psycho. Aneh, tapi ya aku coba mau buat.

Semoga pada suka😽
***

"Brian, lagi ngapain?" tanya Nia. Gadis berwajah cantik itu berjongkok disebelah Brian. Gadis dengan mata sedikit berwarna biru, dengan bibir tipis, bulu mata lentik dan kulit pipi nya yang merah membuat Nia terlihat jauh sangat cantik dari pada gadis seumurannya.

"Nia jangan omongin ini sama Bunda dan Ayah ya. Brian mau kubur burung ini dulu. Dia mau mati," jawab Brian. Padahal, burung itu belumlah mati. Hanya saja, sayap dan kakinya patah dan mengeluarkan darah. Dan Brian beramsusi kalau burung itu akan segera mati.

"Tapi, kalau diobati burung itu pasti sembuh, Brian." ujar Nia. Gadis yang tengah memeluk boneka beruang itu menatap burung pipit yang masih terlihat sedikit bergerak gerak.

"Ngga mau! Kelamaan. Nanti burungnya tersiksa." dengan sadisnya, Brian memasukkan burung itu kedalam lubang yang tadi ia buat dan menutupnya menggunakan tanah.

"Udah lah, Brian mah susah dibilangain. Burung itu belum mati. Kenapa dikubur?" tanya Nia kesal. Gadis kecil itu bangkit lalu berjalan meninggalkan Brian sendiri.

Brian yang merasa Nia marah langsung menyusulnya. Dia memeluk Nia erat tidak peduli pada kedua tangan dan bajunya yang kotor.

"Nia..hiks..jangan pergi. Kalau Nia pergi, Brian sama siapa?" tanya laki laki itu yang sekarang sudah menangis. "Jangan tinggalin, Brian."

🐼

Ini baru masa lalu aja. Cerita utama ada dipart satu. Jadi, kalian numggu ya. Kalo suka next chapter baca lagi:*

Childish or Psycho? (END)Where stories live. Discover now