Part 9

47.9K 3.3K 58
                                    

***
Lucu ya, padahal dulu kita sedekat nadi tapi sekarang sejauh matahari.
***

"Nia mana sayang?" tanya Bunda saat melihat yang turun hanya Brian. Biasanya, jika yang pertama datang adalah Brian atau Nia. Tapi, sarapan sudah hampir dimulai dan Nia belum terlihat juga.

"Nia sakit, Bun. Tadi, Brian udah cek. Badannya anget," ujar Brian berbohong. Tidak mungkin dia berkata, 'Nia sakit gara gara semalem Brian perkosa.'

"Biar Bunda cek dulu," ujar Bunda. Wajahnya terlihat khawatir, mau bagaimanapun juga Nia adalah putrinya.

"Ngga usah, Bun. Lagian tadi Nia tidur." ujar Brian mencegah, dia memperhatikan Ayah nya yang tengah menatapnya intens.

"Bunda harus cek. Siapa tau Nia harus dibawa kedokter." wanita itu mengambil makanan untuk Nia beserta obatnya, lalu melangkah ke lantai dua menuju kamar putri semata wayangnya.

Brian menatap punggung Bunda nya yang semakin mengecil. Sekarang, Brian hanya bisa berharap semoga saja Nia sudah berpakaian dan tidak akan membuat Bunda nya curiga.

"Brian," panggil Ayah nya membuat laki laki tampan itu langsung menengok. Menatap wajah serius Ayahnya.

"Iya." jawabnya. Dia menatap Ayah nya yang tengah menatapnya serius. Sebenarnya, apa yang akan dikatakan Ayahnya? Kenapa harus berwajah serius seperti itu.

"Nilai kamu turun ya," ucapan Ayah nya membuat Brian mengernyit. Tapi, hanya beberapa detik dia malah menggaruk tengkuknya.

"Ehm..Ayah tau dari mana?" tanya Brian. Nilai nya turun pasti karena memikirkan Nia, gadis itu sudah benar benar mengambil alih dunianya. Bukan sudah lagi, Nia adalah dunianya.

"Ngga penting Ayah tau darimana. Yang jelas kamu harus perbaiki nilai kamu. Kamu yang akan ngelanjutin bisnis keluarga kita." jelas Ayah nya membuat Brian menggerutu dalam hati.

"Tapi-"

"Ngga ada tapi tapian Brian, kamu yang akan ngelanjutin. Nia tidak mungkin, karena dia akan ikut suaminya kelak." potong Ayah nya, membuat Brian menyeringai tipis.

"Suami Nia kan Brian, jadi Nia yang akan tetap tinggal dirumah. Tepatnya dirumah Brian," batinnya berbicara. Dia hanya mengangguk mendengar ucapan Ayah nya.

"Bunda ngga usah kebutik deh. Mau jagain Nia," ujar Bunda yang baru saja kembali dari kamar Nia.

Brian lamgsung menggeleng. "Ngga usah, Bun. Lagian nanti Brian pulang cepat. Bunda ke butik aja," jelas Brian yang mendapat wajah tidak setuju Bunda. "Ngga papa, Bun. Paling nanti jam 10 Brian udah pulang. Besok ulangan semester, jadi pulang cepat."

Setelah mendengar ucapan Brian, Bunda nya berfikir sebentar. Lalu dia mengangguk. "Ya udah, Bunda jaga Nia sampai kamu pulang aja."

Brian hanya mengangguk, setelah itu mereka bertiga mulai sarapan pagi mereka. Brian berangkat ke sekolah menggunakan motor kesayangannya, sedangkan Ayah nya ke kantor. Bundanya hanya menatap mereka berdua yang sudah pergi, lalu masuk kedalam rumah untuk menjaga putri kesayangannya.

🐼

"Tebakan lo salah, Vin." ujar Dea. Saat ini mereka tengah berada dikantin sekolah. Jam pelajaran sudah usai sejak setengah jam yang lalu, tapi mereka menyempatkan diri untuk duduk dikantin sebentar. Sekedar membahas pembunuhan yang terjadi sehari lalu.

Childish or Psycho? (END)Where stories live. Discover now