15.Kesedihan

8.7K 278 7
                                    


Malam itu adalah malam dimana Ayana menyerahkan dirinya kepada pria lain selain Liam.
Entah apa yang ada dalam pikiran nya sehingga ia bisa melakukan ini. Bukankah ia pernah berkata jika ia sangat mencintai suaminya.

*******

Saat itu Stella bersama Liam, Stella mengajak pria itu untuk menemaninya ke night market atau pasar malam. Mereka berjalan perlahan namun tiba-tiba Liam berhenti.

"Ada apa?"tanya Stella

Liam menggeleng

"Tidak apa-apa hanya saja tiba-tiba aku merasakan rasa sakit"ucap Liam. Stella menatap pria disampingnya,ia menyentuh kening nya. Tak panas.

"Kita duduk dulu"ucap Stella,ia menggandeng tangan Liam, hingga mereka berada ditempat teduh. Lagi pula malam itu mendadak mendung.

"Kau baik-baik saja?"tanya Stella

"Aku baik-baik saja"ucap Liam. Ia baik-baik saja,ia hanya tiba-tiba merasa sebuah kesakitan, seolah ada pengkhianat dalam kehidupannya.

"Liam.."Stella menyadarkan lamunan pria itu.

"Ini minum"Stella menyodorkan air mineral pada Liam.

"Terima kasih"ucap Liam,ia menerima air itu dan meminumnya. Namun lagi-lagi ia melamun.

Stella menyadari jika pria disampingnya itu sedang terjebak lamunan . Stella melihat jika gerimis mulai turun.

"Sudah gerimis"gumam Stella

"Kau tidak menghubungi Ayana"ucap Stella,Ya meski beberapa hari lalu ia merasa cemburu,tapi yang namanya cinta akan siap terluka demi orang yang tercinta.

Liam, mengikuti saran Stella,ia mencoba menghubungi Ayana namun tak ada jawaban.

"Tidak diangkat"ucap Liam, Stella merasa heran, tidak biasanya Ayana tak menerima telepon dari suaminya.

Hujan turun semakin deras.

"Kita tetap disini atau pulang?"tanya Stella

"Ayo,kita ke mobil lalu pulang"ucap Liam,ia menampilkan sebuah senyuman. Meski ada rasa gelisah dan kesakitan yang ia rasa.

Mereka berdua bergandengan tangan dan lari menerobos hujan. Cukup jauh untuk kembali ke mobil. Dan hujan itu berhasil membuat mereka basah kuyup.

Didalam mobil,Liam, langsung menjalankan mobilnya, setelah terkena air hujan ia langsung bersin beberapa kali.

Stella menatap prihatin pria itu. Sepertinya ia merasa sangat kesakitan. Tapi Stella tak tau, hanya saja Stella dapat merasakan kesedihan yang Liam rasakan.

*****
Sesampainya di apartemen, Stella menyuruh Liam, untuk segera mengganti bajunya.

Stella masuk ke kamar membawa air kompresan,air dan juga obat dengan, setelah pulang tadi, pria itu langsung terkena demam.

"Minum obat dulu"ucap Stella

"Tidak aku tidak mau"ucap Liam,yang langsung menutup wajahnya dengan bantal.

"Kau demam"ucap Stella

"Aku tidak bisa meminum obat secara langsung dan aku tidak suka"ucap Liam.

Hachi..

Mendengar pria itu kembali bersin, Stella menyentuh keningnya dan panasnya tak turun sama sekali. Stella langsung ke dapur mengambil dua sendok dan air putih yang ia tambah gula. Setelah itu ia kembali ke kamar,ia melembutkan obat demam itu dan mencampurnya dengan air. Pria itu benar-benar seperti anak kecil saat ini.

"Aku sudah menghaluskan nya"ucap Stella,Liam, melihat ke Stella dan benar, Stella membawa sendok dan segelas air yang terlihat manis.

"Minum ya"ucap Stella sambil tersenyum

Setelah dibujuk akhirnya Liam. Mau meminumnya.
Setelah selesai minum obat, Stella menyuruh pria itu tidur sebelum itu Stella menyelimuti tubuh Liam.

"Terima kasih"ucap Liam, disertai sebuah senyuman.

Stella tersenyum,tapi ia dapat merasakan kesedihan yang ada dalam hati Liam. Stella tak tau apa yang terjadi. Namun ia harap tak ada hal buruk yang terjadi pada pria yang ia cintai ini.

"Semoga saja"ucap Stella berharap.

Bersambung..

Mau kasihan yang mana yaa :(

Just For Give a Baby[18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang