10. (18+)

8.8K 133 1
                                    

Cinta dan kebodohan itu beda tipis

*?*?*?*

Pagi harinya. Sabrina terbangun karena suara dering ponselnya. Lalu mengangkatnya tanpa melihat siapa yang telpon

"Eng iya hallo"
"Hey sayangnya aku"

Mata sabrina yang awalnya sayu itu terbuka lebar karena mendengar suara yang dia rindukan

"Morning mikyy"
"Morning too sayang. Apa hari ini kau sibuk"
"Iya mulai kemarin kan aku mulai bekerja. Dan aku harus menyelesaikan blue print ku sayang"
"Berhenti bekerja saja"
"Mike" peringat sabrina.

Sabrina masih bergelung didalam selimut tebalnya.

"Iya aku tau jawabanmu pasti tidak"
"Maafkan aku. Ini impian ku mike. Dan aku masih butuh uang"
"Hey jika kau butuh uang tinggal minta padaku"
"Aku hanya kekasihmu. Bukan istrimu"
"Makanya menikahlah denganku"
"Aku mau mau saja. Tapi orang tuamu mike. Mereka tak suka padaku"
"Yang menikah itu kita. Bukan mereka"
"Iya kau benar"
"Lalu bagaimana??"
"Argh entah lah aku pusing mike"
"Kau baik baik saja kan. "
"Iya aku baik. Aku hanya butuh istirahat saja"
"Baiklah beristirahatlah. Dah"

Tanpa menjawabnya sabrina mematikan sambungan telponnya.

Lalu ia bangkit dan menanggalkan pakaiannya masuk kekamar mandi dan menghidupkan shower air panas di campur air dingin.

Sambil menunggu air di bathup penuh dia menggososk gigi dan mencuci wajahnya. Melihat tubuhnya dikaca besar di dalam kamarnya.

Payudara besar kencang dan bulat. Pinggal sedikit lebar dan pantat sekal yang bulat dan indah. Perut yang tak serata model. Ia malas berolah raga.

"Sepertinya jogging tidak masalah tapi blue printku. Ash itu nanti saja lah"

Sabrina bergegas ke mandi berendam lalu bersiap mengenakan pakaian olah raga dan sepatu olahraga. Tak lupa sejumlah uang,ponsel dan air pods.

"Siap"

Sabrina pun berangkat ke taman kota yang dekat dengan kompleksnya. Ia mengambil sepeda yang ada di garasi rumah nya. Dia menemukannya.

Sabrina mengayuh sepedanya dengan riang sambil mendengarkan lagi yang ia putar. Sampai di taman ia memarkirkannya dan menyebrang di jalan saat lampu merah.

Sampai taman ia pemanasan dan lari pagi. Tak sengaja ia berpapasan dengan jayden

"Eh pak jay"
"Ina"
"Pagi pak"
"Pagi juga. Ga nyangka ketemu kami di sini"
"Rumah saya tak terlalu jauh dari sini. Kalo bapak. Kok bisa di sini"
"Rumah saya juga deket sini kok. Emm mauu laari bareng?!"

Tanpa ia sangka sabrina mengangguk dan tersenyum.

"Mari pak"

Mereka berbincang bincang sembari berlari kecil.

Hosh hosh..

Nafas sabrina memburu membuat wajahnya memerah. Jayden memandangi wajah merah sabrina tanpa berkedip. Ada sesuatu di hatinya,ia merasa hatinya memaksa terbuka.

"Pak saya lelah istirahat dulu ya"

Jayden mengangguk.

"Kita beli minum dulu baru duduk"

This is love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang