Chapter 16: Dolcezza

62.4K 7.2K 346
                                    

Babang Dionte kambeeeekk...

karena besok sepertinya aku gak bisa update karena tetangga ada yang nikahan, dan sepertinya aku juga bakal liburan. wkwk

tetangga samping rumah hajatan, ngehalangin jalan mobil pula, mana pas tanggal 1 pula, wkwk

Tapi sepertinya aku tetep pergi liburan, jadi aku update sekarang ajah yah.. Ini agak pendek, nanti lanjut lagi tanggal 3 atau 4.

oke, vote dan komennya ya.



***** 



Krystal menggeliatkan tubuhnya dan merasakan sesuatu yang nyaman dan empuk di bawahnya. Ia meraba-raba tempat di bawahnya dan menemukan sesuatu yang lembut, kemudian tangannya semakin jauh menjangkau meski matanya masih terpejam dan enggan terbuka karena terbuai dengan kenyamanan. Sampai tangannya menyentuh sesuatu yang keras dan panas, seperti bukan tempat yang tadi. Tak berhenti, tangan Krystal meraba semakin jauh sampai ia mendapati sesuatu itu terasa kencang, keras namun lembut seperti kulit.

"Tanganmu nakal sekal." Suara bisikan terdengar di sampingnya, dengan nada rendah dan penuh kekehan geli.

Dalam sekejap Krystal membuka matanya lebar-lebar untuk menemukan Dionte sedang berbaring di sampingnya tanpa mengenakan baju dan hanya mengenakan celana jins hitam. Krystal segera bangun dan tergeragap, mulutnya seakan kaku dan lidahnya terkunci tak bisaberkata-kata. Ia bahkan tidak tahu mengapa ada di atas ranjang yang sama dengan Dionte yang bertelanjang dada. Dengan cepat ia menoleh ke bawah dan menemukan pakaiannya masih melekat di tubuhnya, hanya saja roknya tersingkap ke atas.

Matanya memerah, seperti akan melompat dari rongganya. Dengan tergagap ia membuka mulutnya, menudingkan jarinya pada wajah Dionte. "Ka-kau... kau..."

Dionte berbaring miring dengan sebelah tangan menyangga kepalanya. Posisinya terlihat begitu menggoda dan sensual, membuat wanita mana pun akan menjerit melihatnya. Berbeda dengan Krystal yang masih berjuang untuk berbicara karena keterkejutan dahsyat yang diterimanya, karena berada di ranjang yang sama dengan Dionte.

"Apa yang kau lakukan, Dionte?" teriaknya kemudian setelah kembali mengumpulkan rohnya yang seakan berhamburan.

Dionte tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya dengan seksi. "Menurutmu, Dolcezza?"

Krystal memijat keningnya, menundukan kepala hingga rambut-rambut panjangnya terurai ke depan dan menutupi kedua sisi wajahnya. "Di mana ini?"

"Coba tebak," balas Dionte lagi, masih dengan suara serak dan sensual.

Krystal menoleh dan memberikan tatapan mautnya. "Di pesawat, benar kan?"

"Benar sekali. Kau terkesan? Bagaimana? Bukankah aku kekasih yang royal?"

"Fuck!" umpat Krystal dengan kesal sambil menudingkan jari tengahnya dengan kasar.

"If you want me to fuck you, I'm ready, Dolcezza," balas Dionte, kali ini dengan seringai liciknya.

Krystal ingin menangis meraung-raung sambil mencakar bantal, tapi ia juga ingin mengumpati Dionte sampai puas sambil memukulinya. Pria di depannya, benar-benar diluar dugaan. Awalnya ia berpikir bahwa Dionte tidak akan peduli padanya dan Dio, karena bagaimana pun Dionte seorang playboy. Mengakui Dio sebagai putranya ada pada daftar terakhir dalam pikiran Krystal, tapi ternyata pikiran Dionte berkebalikan dari pikirannya.

Mencoba untuk sabar, Krystal duduk sambil menegakkan tubuhnya memandang Dionte. Meminta kembali pun sepertinya mustahil karena mereka sudah ada di udara. Tiba-tiba ia teringat Dio tidak bersamanya.

Oh! He's My Ex (END) ✓ (TERSEDIA DI GOOGLE PLAY & KUBACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang