Chapter 24 : Resah -

36.1K 1.6K 8
                                    

Malam ini alward tidak tenang, Pikirannya melayang ia terus memikirkan tawaran Tuan Phiter, Alward sangat menginginkan Jeslyn, tapi apakah dia harus menghianati Tuan Leston yang sudah merawatnya setelah kedua orang tuanya meninggal.

Tapi melihat kedekatan Jeslyn dan Genta membuatnya muak, hatinya hancur. Dia sangat menginginkan Jeslyn wanita pertama yang membuatnya bahagia sepeninggal orang tuanya.

Flashback beberapa Tahun yang Lalu

Seorang gadis kecil nan cantik berjalan menulusuri danau istana dengan sebuah bunga mawar putih di tangan kanannya, kakinya berhenti tempat dihadapan pria muda yang sedang duduk merangkul kakinya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya gadis kecil itu girang.

Pria muda itu menoleh menatap gadis kecil itu. "Bukan urusanmu, pergilah!" jawabnya kemudian.

Bukannya pergi gadis itu malah tersenyum manis pada pria tersebut membuat pria itu tertegun untuk beberapa saat.

Iris Mata Hazel gadis cilik tersebut membuat Alward lupa diri dalam beberapa detik, mata yang sangat indah.

"Perkenalkan Namaku Jeslyn," ucapnya tersenyum ramah sambil mengulurkan tangannya.

Perlahan Alward menerima uluran tangan gadis itu. "Alward," Jawabnya singkat masih menatap Intens Jeslyn kecil.

"Apa yang kau lakukan sendiri disini?" tanya Jeslyn sekali lagi, ia penasaran.

"Sudah kubilang ini bukan urusanmu," Alward berdiri lalu siap pergi.

"Hey tunggu dulu, jangan pergi," tanpa ragu Jeslyn memegang tangan Alward bertujuan untuk menahannya pergi.

Alward terdiam baru kali ini ada seorang gadis kecil yang berani memegang tangannya.

"Ambil bunga mawar putih ini, bunga ini akan membawa kebahagian untukmu, jangan sedih lagi, aku tidak suka melihat orang sedih hmm!" Jeslyn menyodorkan setangkai bunga mawar putih pada Alward.

Deg

Entah kenapa Jantung Alward berdegub kencang, tanpa berpikir panjang ia lalu mengambil bunga itu.

"Aku tidak sedang sedih."

"Jangan bohong, aku melihat kesedihan di matamu," ucap Jeslyn menabak.

Alward tersenyum sinis, lalu menatap Jeslyn datar. "Kau siapa? Dari Golongan apa? bau darahmu benar-benar berbeda?"

"Aku seorang Manusia," ucap Jeslyn tegas.

"Manusia? Kau tak takut padaku?

"Bagaimana aku bisa takut padamu? Wajahmu tidak terlihat menakutkan sama sekali. Karena yang kulihat saat ini adalah seorang vampir muda yang sangat sedih," jawab Jeslyn tertawa.

Tanpa sadar Alwardpun ikut tersenyum kecil.

Jantungnya kembali berdetak kencang melihat tawa gadia dihadapnnya, benar-bebar cantik, itulah yang ada di benaknya.

Jeslyn lalu menarik tangan Alward untuk duduk disampingnya. "Duduklah!"

Flashback End

Pertemuan pertamanya dengan Jeslyn yang saat itu usianya sekitar 12 tahun gadis kecil yang membuatnya takjub dan tertarik pada wanita itu, senyumnya, iris mata Hazel yang sangat indah, cara wanita itu tertawa dia tak bisa melupakan setiap hal tentang wanita itu.

"Akan kurebut Jeslyn darimu Genta," ucapnya lirih penuh penekanan.

***

Sedangkan Dikerajaan Philp Nampak Tuan Phiter tengan duduk dengan Gelas berisikan darah ditangannya.

"Huh, mengapa sampai sekarang Alward belum menyetujui permintaan kerja sama kita!" ucap Tuan Phiter terdengar marah.

"Bersabarlah Tuan. Dia pasti akan menyetujuinya, semua orang menginginkan tahta, begitu pula Alward mau tidak mau dia akan menerima tawaran kita," ucap Henry tersenyum meyakinkan.

***

"Dimana tuan Genta?"

"Dia sedang ada urusan" jawab Leston sembarang karena tidak enak terhadap Anthony.

Anthony tersenyum mendengarnya. Dia lalu meminum darah yang sudah disediakan dengan wajah tenang.

"Apakah saya boleh melihat dan mengelilingi istana nanti?" ucap Anthony.

Leston tersenyum lalu mengangguk. "Tentu, Mandley akan menemanimu" jawabnya sambil melirik Mandley.

***

Jeslyn sibuk mengamati wajah Genta yang tengah melamun menatap keluar Jendela, sangat Tampan itulah yang ada dipikirkan Jeslyn saat ini, entah, dia akui sepertinya dia sudah terjatuh kedalam pesona vampir tampan itu.Baiklah, dia akan mengakuinya.

Jeslyn Adriana Kyle sudah jatuh cinta pada Genta!

Perlahan Jeslyn berjalan mendekati Genta, ia lalu memeluk Genta dari belakang. Membuat pria itu tersadar dari lamunannya.

Deg

Jantung Genta berdegub kencang pasalnya ini kali pertama Jeslyn berbuat suatu hal manis dan berperilaku manja padanya.

"Hmm, ada apa sayang?" tanya Genta lembut sambil melepaskan pelukan Jeslyn dan membalikkan tubuhnya agar bisa melihat wajah wanita cantiknya itu.

"Aku yang seharusnya bertanya, Kau kenapa, dari tadi terlihat melamun?" Jeslyn malah balik bertanya dengan wajah polos. Genta terdiam sejenak, lalu tersenyum manis.

"Apa aku tidak boleh melamun?" tanya Genta dengan senyum kecil sembari membelai rambut Jeslyn pelan.

"Tidak boleh! Aku tidak suka jika kau melamun! Karena saat kau melamun kau mengabaikan aku, jadi jangan pernah melamun lagi!"

"Oh Hahah? maafkan Aku sayang, aku tidak berniat mengabaikanmu" Ucap Genta tertawa pasalnya Jeslyn sangat lucu ketika marah.

Jeslyn terdiam dengan wajah kesal.

"Wahh wanitaku ini bahkan saat marah pun dia terlihat cantik" ucapnya sambil mengusap lembut kepala Jeslyn.

Dengan cepat dia mengecup bibir Jeslyn membuat Jeslyn tertegun.

"Kau tahu, sekarang aku sangat bahagia! Itu karena ternyata wanita yang sangat kucintai, mulai mencintaiku juga!"

Chu

Jeslyn kembali tertegun karena Genta kembali menciumnya. Tubuh Jeslyn terasa lemas. Entah kenapa dia benar-benar menyukai ciuman Genta. Begitu lembut dan membuatnya kecanduan. Perlahan, kedua tangannya mulai melingkar dileher Genta. Matanya pun juga ikut terpejam. Begitu juga dengan Genta. Dia langsung mengeratkan pelukannya pada Jeslyn sambil melumat habis bibir tipis wanitanya itu.

Setelah beberapa detik, Genta mulai melepaskan ciuman mereka. Bermaksud untuk membiarkan dirinya dan Jeslyn mengambil oksigen sebanyak-banyaknya sebelum kembali melanjutkan adegan tadi.

"Kau milikku, Jeslyn" itulah yang ada di pikiran Genta.

###

Bagaimana ceritanya?
Jangan lupa vote, coment kasi saran kalian, dan follow me😘

Falling In The Darkness (complete)Where stories live. Discover now