part12

1K 94 9
                                    

hujan masih setia menjadi saksi bisu kesetiaan sana untuk menunggu tzuyu yang akan kembali datang sebelum dia meninggalkannya sendiri di sini.kilatan petir seakan murka menunjukkan keangkuhannya agar sana mau beranjak dari posisi nya sekarang

para karyawan cafe yang sudah pulang awalnya menyuruh sana untuk pulang saja,namun sana membantahnya karena dia yakin tzuyu akan menepati janjinya karena dua tahun bersama tzuyu membuatnya tau tentang segalanya

tzuyu tidak pernah berbohong dengan janjinya,dan sana selalu menunggu,menunggu dan menunggu.butuh waktu bagi sana untuk melihat penepatan janji yang pernah tzuyu ucapkan

hujan semakin deras menangisi sana yang begitu bodohnya melakukan ini demi tzuyu kekasih brengseknya.hujan menangis tidak tega melihat sana yang dengan tulus dan setia menunggu tzuyu yang entah kapan datangnya

petir yang murka seakan ingin menghantam wajah tzuyu.menyadarkan tzuyu tentang hal berharga yang telah dia miliki yaitu sana.selama ini perlakuan tzuyu seakan akan menyia nyiakan sana.jika tzuyu selalu seperti ini pasti sana akan mencari pengganti yang lebih mengerti sana.bukan pria brengsek seperti tzuyu yang selalu menyakiti hatinya

sana mengusap wajahnya yang terus saja di aliri air,badannya menggigil bahkan bibirnya pucat

"tzuyu kamu kok lama?kamu kemana aja sih?kenapa tadi kamu gak nyuruh aku pulang saja kalau memang kamu gak mau ke sini lagi,kalau gitu kan aku bisa pulang tadi"gumam sana sambil memeluk tubuhnya yang basak kuyub

sana menggigil,dingin yang meraba tubuhnya membuatnya seperti ini,pandangannya sedikit mengabur,semua nampak kabur berselimut bayangan hitam

sana menggelengkan kepala,mencoba menormalkan pandangannya,dia tidak ingin kesadarannya hilang karena dia masih ingin menunggu tzuyu,entah ini akan menjadi menunggu yang terakhir atau bukan

sorot terang lampu mobil membuatnya menutup matanya dengan tangannya,entah sudah berapa lama dia menutup matanya tapi dia sudah tidak merasakan hujan,namun suara derasnya hujan masih terdengar

"sana!"bentak orang di sebelahnya yang sangat dia hafal suaranya,dia yakin kalau itu jeongyeon
sana mendongakkan kepalanya menatap jeongyeon sambil membawa payung,walaupun tak bisa di lihat dengan sangat jelas karena pandangannya yang mengabur tapi dia yakin kalau itu jeongyeon

"kamu ngapain di sini?mau cari mati?ayo ikut aku.aku antar pulang"kata jeongyeon langsung menarik tangan dingin sana namun di tolak oleh sana

"gak jeongyeon,aku lagi nunggu tzuyu datang"tolak sana
sontak jeongyeon membulatkan matanya karena lagi lagi sana harus berkorban demi tzuyu.apa belum cukup pengorbanan sana selama ini untuk tzuyu?

"kamu bego atau gimana sih san,kamu selalu nurutin apa yang di katakan tzuyu,emang apa sih yang dia berikan buat kamu?"kata jeongyeon kesal

"karena dia gak pernah bohong jeongyeon,karena dia bilang mau datang,hal yang aku dapatkan adalah pembuktian ucapan tzuyu"sahut sana sambil mengeratkan pelukan tubuhnya

rasa iri muncul dalam diri jeongyeon,tzuyu sangat beruntung di cintai oleh wanita berhati malaikat seperti sana,dia juga ingin di posisi tzuyu,di cintai dengan tulus walaupun banyak salah yang kita miliki

jeongyeon menekuk lututnya agar tingginya sejajar dengan sana yang duduk di bangku panjang,payung yang dia genggam pun dia lepas begitu saja dan sekarang badannya sudah basah sempurnya

dengan ragu jeongyeon menggenggam tangan sana
"tangan kamu dingin banget san,aku antar pulang ya,nanti aku suruh tzuyu ke rumah kamu aja,kamu gak kasihan sama diri kanu sendiri"kata jeongyeon yang tidak tega dengan keadaan sana yang membuatnya sakit hati

[satzu] heart strength [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang