05 - Firasat

3.4K 403 11
                                    

"Gue harap kita ketemu lagi."
.
.
.
.

"Luk, udah?" tanya Fayi ketika ia tiba di gerbang kampus dan menghampiri Lukman yang sedang duduk di pos.

"Udah, tadi cuman nyari materi," jawab Lukman membuat Fayi ber-oh-ria.

"Skuyy pulang!"

Lukman memperhatikan Fayi. "Jaket siapa yang lu pake?"

"Punya jamet, dah ah, cepetan pulang dingin ini gue," jawab Fayi asal membuat Lukman menggelengkan kepalanya.

Apa lagi hal yang tidak Fayi ceritakan?

☘☘☘☘☘

"LUKMAANNN CEPETAN LUU!!"

Fayi berteriak dari luar kontrakan mereka.

"SABARRR ELAHH!!" sahut Lukman tak kalah nyaring.

Pagi ini mereka berdua ingin pergi memancing. Memancing di dekat persawahan untuk menunjang kehidupan mereka beberapa hari ke depan.

"Lama amat lu!" decak Fayi saat Lukman keluar dengan alat pancing di tangannya.

"Protes mulu nih, si Akhtar!"

"Suka-suka pangeran, dong!"

Fayi memeletkan lidahnya membuat Lukman melotot kesal.

"Nih, pegang!" titah Lukman seraya menyerahkan pancingan yang ia bawa tadi.

Lalu Lukman menaiki sepeda.

"Gih, naik."

Fayi menurut. Ia duduk di depan sepeda mereka karena enggak ada tempat duduk belakang.

"Yeu si kampret! Megangnya yang bener dong! Ketusuk mata gue nih ntar!!" protes Lukman saat Fayi mengarahkan pancingan ke wajahnya.

"Hehe.. maap, maap," ucap Fayi seraya membenarkan posisi pancingan.

Lukman pun mulai mengayuh sepeda tersebut dengan kecepatan sedang.

"Yi," panggil Lukman yang dibalas Fayi dengan gumaman.

Mereka masih dalam perjalanan menuju tempat memancing. Suasana sejuk pagi menemani perjalanan mereka berdua.

"Maaf."

"Maaf buat?"

"Maaf udah bikin lu jadi ikutan gembel."

"Ngomong apa sih lu kampret?"

"Dulu lu jadi Tuan Muda, tapi sekarang lu malah ikutan jadi gembel kea gue," jelas Lukman seraya melihat ke bawah.

Menatap rambut Fayi sekilas sambil tersenyum nanar.

"Ngaco lu kalo ngomong," balas Fayi mendongakkan kepalanya guna melihat wajah sahabatnya.

"Dulu lu naek kereta kuda mewah, tapi sekarang lu malah naik sepeda butut." Lukman tertawa miris.

"Luk, mending gue aja nih, yang bonceng. Tar nyungsep lagi, lu nya ngantuk, ya?"

[✓] Brother Where stories live. Discover now