Chapter 40 _

1.6K 203 10
                                    

Jungkook tersentak kaget mendengar suara yang sangat ia kenali tersebut. Pria yang masih di liputi amarah itu segera berbalik dan mendapati Yerim telah berdiri di pintu pembatas ruangan dan balkon. Membawa serta tiang penyangga infus, wanita itu menatapnya penasaran.

Mengambil napas dalam, Jungkook berusaha meredam amarahnya. Untuk kemudian menghampiri Yerim dan menuntun sang wanita memasuki ruangan kembali ke ranjang perawatannya.

" Maaf membangunkanmu " Ujar lelaki itu setelah berhasil membaringkan tubuh wanutanya di atas brangkar. Mengatur posisi ternyaman dan menata letak selimut untuk menutupi tubuh wanitanya.

" Apa terjadi sesuatu? " Yerim bertanya penasaran.

" Bukan apa-apa " Jungkook menjawab setenang mungkin, agar tidak menimbulkan kecurigaan sang wanita.

" Bohong! "

" Sungguh. Hanya sedikit masalah kantor " Jungkook tidak berbohong bukan!?. Lelaki itu benar dengan mengatakan tentang masalah kantor. Ia hanya tidak memberitahu detail masalahnya dan penyebab hal tersebut terjadi.

" Kau tidak akan semarah tadi jika hanya masalah kecil " Yerim memincing curiga.

Menghela napas gusar, Jungkook bergerak menaiki ranjang. Mengatur posisinya agar dapat dengan leluasa mendekap Yerim. Meletakkan kepala wanita itu di atas lengan kirinya, dan tangan kanan yang bertengger manis di atas perut buncit sang wanita. Mengelusnya lembut berulang kali hingga menimbulkan rasa nyaman serta kantuk. Membuat Yerim mau tak mau menguap berulang kali.

" Ayo kita tidur lagi. Kau bahkan belum tiga jam memejamkan mata "

" Kau sendiri bahkan tidak tidur 'kan? "

" Kali ini aku akan benar-benar tidur bersamamu. Ayo! Pejamkan matamu, aku sudah sangat mengantuk "

.

.

Pagi harinya, dokter dan perawat datang untuk pemeriksaan rutin. Mereka cukup terkejut dengan pemandangan yang di dapati ketika memasuki ruangan. Di mana di atas ranjang pasien, dua sejoli tampak pulas tertidur sambil berpelukan. Menyisakan raut tak enak dari nyonya Jeon yang memang sudah datang sejak dua jam yang lalu.

" Bisakah tolong lakukan pemeriksaannya nanti saja? Dokter. Mereka tampak sangat lelah dan aku tidak tega membangunkannya " Mohon nyonya Jeon yang sebenarnya tak enak hati, namun lebih tak tega mengganggu pasangan yang tertidur tersebut.

" Tentu nyonya. Kami akan kembali satu jam lagi, ku harap saat itu mereka sudah bangun ya " Sahut sang dokter dengan senyum maklum. Selain karena mengenal siapa nyonya Jeon, beliau juga mengerti kondisi Jeon Jungkook yang cukup ia kenal karena bersahabat dengan putranya.

" Terimakasih. Maaf ya jadi merepotkan "

" Bukan masalah nyonya. Kalau begitu kami akan melanjutkan tugas kami. Permisi "

Nyonya Jeon membungkuk membalas para dokter tersebut. Ketika pintu ruangan kembali tertutup setelah para dokter dan perawat keluar ruangan, wanita paruh baya itu kembali mengamati pasangan yang tampak tak terusik sedikitpun.

Nyonya Jeon cukup senang dengan pemandangan di hadapannya. Melihat Yerim dari sisi yang berbeda dari sebelumnya cukup membuat beliau lega. Dulu nyonya Jeon berpikir jika Yerim hanya ingin memanfaatkan Jungkook dengan apa yang putranya itu miliki. Tapi setelah penyelidikan lanjutan, ditambah pertemuan beliau dengan Park Jihoon yang rupanya adalah sepupu dari wanita yang di cintai putranya tersebut. Membuat nyonya Jeon dapat membuka mata dan mencoba menerima kenyataan bahwa sang putra benar-benar mencintai wanita itu. Begitu pula sebaliknya.

Duduk di sofa dengantangan yang sibuk membolak-balik majalah fashion yang tak pernah absen beliau bawa, wanita paruh baya itu sesekali memperhatikan pasangan yang masih nyaman bergelung mrski jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Yang artinya kurang dari lima belas menit lagi, dokter akan kembali berkunjung untuk pemeriksaan.

Dirty CashWhere stories live. Discover now