Cinta itu Buta

1.4K 79 40
                                    

******************
Cinta itu memang buta, dia mampu membuat seseorang melakukan apapun untuk orang yang ia cinta. Tanpa peduli apakah sesuatu itu menyakiti orang lain atau tidak.
----------------------------------------------

Cinta Suci Zahra•

*******

"Jadi, wanita itu yang membuat ayah tidak pernah kembali ke rumah?" bariton suara itu membuat seisi rumah menjadi senyap.

"Zahra?" pekik Asima dan Attar bersamaan.

Zahra berjalan mendekati ketiga orang itu. Matanya sayu, terlihat jelas sorot kekecewaan di sana.

"Maaf sebelumnya, saya tahu Tante wanita baik-baik. Tante cantik, tapi mengapa harus menjadi orang ketiga di hubungan kedua orang tua saya?" Zahra menatap Hilya dengan tatapan tajam.

"Zahra kamu—" Attar ingin membela Hilya, namun wanita itu menahannya.

"Zahra, maafkan saya. Cinta itu memang buta dan soal hati tidak bisa dipaksa. Saya tidak pernah bisa mengontrol hati untuk tidak menerima lamaran Mas Attar, saya mencintai dia sejak lama. Namun, saya sakit hati ketika mendengar kabar bahwa dia dijodohkan dengan Mbak Asima. Saya bingung, saya nggak tahu harus apa. Sakit sekali rasanya. Mas Attar menyakinkan saya bahwa dia akan menceraikan istrinya. Tapi, hampir 1 tahun  saya menunggu tanpa kejelasan, Mas Attar bilang dia akan menceraikan Mbak Asima setelah kamu lahir dan itu tidak benar-benar terjadi, Zahra.

"Kamu benar-benar anak yang bernasib baik. Lagi-lagi saya disuruh menunggu dan setelah hampir 10 tahun saya dipaksa menunggu tanpa kejelasan. Saya hampir menyerah, namun kejadian yang tak seharusnya terjadi membuat saya tetap maju. Waktu itu Mas Attar pulang dengan keadaan mabuk berat dan kami melakukan sesuatu yang mestinya dilakukan oleh sepasang suami istri. Dan karena hal itu saya hamil. Saya tidak egois, saya bukannya jahat, ini semua saya lakukan demi anak saya. Saya tidak bisa membiarkan anak saya lahir tanpa ayah. Jadi, saya memaksa Mas Attar untuk segera menikahi saya dan menceraikan bunda kamu.

"Mas Attar awalnya menolak, karena dia sangat mencintai kamu, Zahra. Tapi sayang, cintanya pada saya lebih besar. Dia memilih saya dan meninggalkan bunda kamu. Anak saya sekarang sudah berumur 12 tahun, apakah kamu tega memisahkannya dari ayahnya?" Hilya mengakhiri ucapannya dengan senyum kecut.

"Anak yang lahir dari hubungan di luar nikah, nasabnya tidak diturunkan kepada ayahnya namun kepada ibunya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya  anak dari hasil hubungan dengan budak yang tidak dia miliki, atau hasil zina dengan wanita merdeka TIDAK dinasabkan ke bapak biologisnya dan tidak mewarisinya. (HR. Ahmad, Abu Daud, dihasankan Al-Albani serta Syuaib Al-Arnauth)

"Rasulullah shallahu 'alaihu wa sallam bersabda, Siapa yang mengaku anak seseorang, sementara dia tahu bahwa itu bukan bapaknya maka surga haram untuknya.” (HR. Bukhari no. 6385)" Zahra mengeluarkan dalil-dalil yang sudah ia pelajari selama beberapa tahun terakhir ini. "Bukankah sudah cukup jelas? Bahwa ayah saya tidak punya kewajiban untuk menafkahi anak kamu? Jika mau, anak kamu harus diangkat terlebih dahulu menjadi anak ayah saya." Zahra mengakhiri ucapannya dengan tersenyum miring. Ini bukanlah gadis itu, Zahra tidak seperti ini.

"Zahra kamu—"

"Ayah seharusnya tidak perlu membela wanita ini, tidakkah ayah merasa berdosa dengan apa yang ayah lakukan?" Zahra menatap lelaki paruh baya itu penuh kekecewaan. "Hubungan ayah dan bunda memang sudah putus karena cerai. Namun, hubungan anak dan ayah tidak akan pernah putus sampai kapanpun. Ada yang namanya mantan istri dan mantan suami, namun tidak akan pernah ada yang namanya mantan ayah, mantan ibu ataupun mantan anak." Zahra menegaskan  tentang posisisinya sebagai seorang anak.

Cinta Suci Zahra✓Where stories live. Discover now