PART 8

4.5K 524 16
                                    

Rosé menghembuskan napas lega setelah memasuki gerbang rumahnya.  Dengan mengelap keringat yang menetes dari dahinya, gadis ini berjalan menuju pintu utama. Ia membuka pintu dan mendapati Mario sedang duduk menonton TV di ruang tamu. Ia menghampiri Mario dan langsung menghempaskan dirinya di samping adiknya, hal itu membuat Mario berjengit kaget. 

"Gue capek banget, Lio!" Rosé menelonjorkan kakinya ke atas paha Mario tanpa melepas sepatu terlebih dahulu.

"Kenapa lo?" tanya Mario heran, karena baru kali ini melihat wajah kakaknya memerah serta penuh keringat dan juga kakaknya ini masih menggunakan seragam HWS. Dengan telaten Mario mengelap wajah Rosé dengan tisu setelah itu melepasakan sepatu dan kaos kaki yang masih melekat pada kaki Rosé.

"Gue abis jalan dari depan gerbang komplek." Jawabnya dengan lesu.

Mario mengernyitkan dahinya bingung. "Kok bisa ? biasanya juga lo di turunin depan rumah sama Jisoo?"

"Tadi gue di anterin June, dia maksa pengen nganter gue balik!"

"Maksa nganter tapi diturunin depan komplek, waras dia?" Mario jadi kesal dengan tingkah laku June.

"Dari pada lo ngomel, mending lo ambilin gue minum!" perintah Rosé, tenggorokannya terasa kering.

"Putusin aja sih cowok kayak gitu!!" Mario masih meneruskan omelannya.

"Cepetan ambilin minum, Lio. Gue beneran haus nih!" Rosé mendorong pelan bahu Mario agar segera mengambilkan minum.

Setelah menurunkan kaki Rosé dari pangkuannya, Mario langsung erjalan menuju dapur. Tak berapa lama, pemuda inikembali ke ruang tamu dengan membawa segelas air putih.

"Percuma ganteng tapi nurunin ceweknya depan komplek!" Mario melanjutkan omelannya setelah Rosé menandaskan minumannya.

Rosé hanya memutar mata mendengar omelan Mario. terkadang adiknya ini melebihi Bundanya dalam urusan mengomel.

"Bunda, mana?" Rosé mencoba mengalihkan pembicaraan.

Mario melirik kakaknya kesal, ia tahu kalau saat ini Rosé sedang mengalihkan oembicaraannya. "Bunda ada di kamar sama ayah."

"Jam segini?" Mario hanya mengangguk mengiyakan.

Mata Rosé berbinar. "Ngintip yuk?" ajaknya dengan semangat.

Akhirnya Rosé menarik paksa Mario menuju kamar kedua orang tuanya.

**


Tiffany menghampiri Nickchun yang sedang duduk di kursi pojokan kamar mereka dengan laptop yang berada di pangkuannya.

"Kamu capek?"

Nickchun mengangguk, dia sangat kelelahan karena pekerjaannya. Selama seminggu ini, Nickhun berada di Singapura dan baru kemarin malam ia sampai rumah.

"Mau aku pijitin?"

"Boleh."

Tiffany memijat pundak sang suami.

Dengan sengaja, NIckhun menarik kedua tangan Tiffany hingga memeluk Nickhun dari arah belakang.

"Aku sayang kamu."

Right In Front Of YouWhere stories live. Discover now