O1. They are different

4.5K 503 18
                                    

____________________________________

"Hyuck?"

Yang dipanggil langsung berbalik dan menjawab.

"Ibu? Ada apa?" Tanya donghyuck setelah menghampiri ibunya.

"Tugasmu" Sambil memperlihatkan 2 kotak makanan pada donghyuck, sang ibu tersenyum.

"Ah orderan lagi?" Donghyuck menerima kotak itu dengan senang hati "harus diantar kemana?" Tanya donghyuck setelahnya.

"Kerumah mawar gang 2, hati-hati ya? Udah malam dan ini orderan terakhir kok" Ibu han mengelus surai donghyuck sebelum donghyuck menaiki sepedanya.

"Iya bu, hyuck balik secepatnya" Ucapnya lalu kemudian mengayuh sepedanya.

"Rumah mawar gang 2...." Donghyuck memperhatikan rumah disekelilingnya, tak lama kemudian rumah yang ia cari akhirnya ketemu.

Ting...nong...

Pagar rumah itu terbuka, dan bagusnya donghyuck malah dimarahi.

"KOK LAMA?! UDAH SETENGAH JAM PESANANNYA BARU SAMPAI! CK,"

Walau harus dimaki dulu, yang penting uang sampai ditangannya. Masalah pelanggan marah itu sudah biasa donghyuck tangani, kalau bukan karna telat mengantar pasti karna ada saja yang salah dari orderannya. Lalu donghyuck hanya bisa menghela nafas pasrah.

Setelah mengantar orderan, donghyuck pun kembali kerumahnya. Tapi saat memasuki gang...

"Celaka!" Donghyuck memutar sepedanya, ada jeno disana. "Ngapain sih jeno malam-malam keluyuran?!" Maki donghyuck lagi, entah dengan siapa. Yang penting cari tempat sembunyi dulu.

Yah tapi karna yang namanya gang sempit, donghyuck tidak bisa lari kemana-mana.

"OH HAI HYUCK!" Sapa jeno sedikit keras.

"Jeno, a..aku buru-" Perkataan donghyuck terhenti saat langkah donghyuck harus ditahan oleh jeno. "Mau kamu apa?! Kalau mau pukul aku mending besok aja disekolah! Jangan di tempat sepi gini!" Akhirnya donghyuck memberanikan diri membentak.

"Justru bagus kalau tenpatnya sepi" Jeno mengeluarkan smirknya, dan itu sangat menakutkan bagi donghyuck.

"Abis darimana?" Tanya jeno, jangan lupakan smirk diwajahnya. Donghyuck tidak menjawab, ia hanya menunduk.

"HYUNG!" Suara tak jauh dari sana membuat donghyuck mendongak, syukurlah itu jisung. "Kok lama?! Ibu khawatir tau nunggunya?" Katanya setelah menghampiri donghyuck. Kemudian mata jisung menangkap jeno "oh pantes lama, ngomong sama temennya toh?" Ucap jisung lagi.

"Ush! Udah sung, ayo pulang. Ibu udah nyariin kan?" Donghyuck mendorong pelan tubuh jisung, matanya menatap jeno datar sebentar lalu kembali fokus pada jalanan depan sambil mendorong sepedanya.

"Hyung, itu temen hyung ya?" Tanya jisung kemudian.

"Oh iya temen kelas" Jawab donghyuck sedikit gugup.

"Serem banget tampangnya hehehe. Tapi hyung, biasanya orang yang tampangnya gitu berarti orang baik baik kan? Dia baik kan sama hyung?" Tanya jisung sepanjang perjalanan. Yang ditanya hanya menggeleng sambil tersenyum melihat tingkah polos jisung -adiknya itu.

"Sok tau kamu" Ucap donghyuck akhirnya, terlihat wajah cemberut dari jisung.

"AH BERARTI JAHAT DONG SAMA HYUNG?!" Ucap jisung tiba-tiba. Keduanya sama-sama berhenti melangkah.

"Aishh banyak tanya, mau baik atau jahat apa urusannya sama kamu? Dia kan temen hyung" Donghyuck menjawab sambil melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

"PENTINGLAH! Kalau hyung diapa-apain gimana?! ATAU! luka yang hyung punya dari dia?!" Tanya jisung sekali lagi.

"Jisungie, dia orang baik dan gak jahat denger? Jangan komentarin apa-apa lagi kecuali jalan kerumah. Diem ya?" Jisung mengangguk mendengar perkataan donghyuck barusan.

"Tapi hyung..-JISUNGIE?" Perkataan jisung cepat dipotong oleh donghyuck, kali ini membuatnya benar-benar bungkam.

• • •

"Ayo ikut papa ketemu temen lama" Ajak johnny tiba-tiba, padahal haechan sedang asik bermain game nya.

"Aaaah papa, haechan gak enak badan. Sendiri aja ya?" Johnny membolakkan matanya, ia menghampiri anaknya itu lalu memeriksa suhu badan pada dahi haechan.

Plakk...

Kemudian johnny memukul dahi haechan pelan.

"Awh! Sakit pa!" Kesal haechan.

"Bohong lagi kan! Kebiasaan! Cepet ganti baju!" Johnny keluar dari kamar haechan meninggalkan anaknya yang masih sibuk mengelus dahi nya.

"Hai kun!" Sapa johnny. "Gile makin tampan aja lo!" Haechan hanya mengernyit bingung. "Oh iya kun, kenalin anak gue. haechan namanya" Haechan hanya tersenyum malu sambil menunduk memberi hormat.

"Hai paman" Sapanya. "Pa, haechan ke toilet dulu ya?" Haechan bertanya berbisik pada papanya.

"Jangan lama-lama ya?" Haechan mengangguk paham lalu berjalan ketoilet.

"Aaaaaa bosen banget disini! Gak ada yang seru apa?!" Kesal haechan, untung saja toilet sedang sepi. Kalau tidak, mungkin haechan sudah dianggap gila karna bicara sendiri.

Taakk....

Lampu toilet tiba-tiba mati. Haechan terdiam kaku saat itu juga, tangannya menjadi keringat dingun dengan cepat.

"EH KOK MATI! NYALAIN DONG!!" Haechan mulai panik, salah satu fakta nya adalah tentang haechan yang trauma dan tidak bisa berada ditempat gelap.

Terlalu sunyi saat itu, haechan hanya bisa duduk bersandar ditembok sambil menundukkan kepalanya takut.

"PAPA!!!" Teriak haechan, tubuhnya sudah gemetar, entah bayangan negatif apa yang muncul pada kepalanya sampai dia setakut itu.

Tap...tap...

Suara langkah kaki.

"MENJAUH! TOLONG SIAPA PUN NYALAIN LAMPUNYA!!" Teriak haechan lagi, langkah itu semakin mendekat membuat haechan semakin merapatkan dirinya.

"PAPA!!" Teriak haechan lagi, kepalanya tidak berani mendongak. Ia hanya tetap menunduk sambil memeluk dirinya sendiri.

Takk...

Lampu nyala, pelukan yang sangat tiba-tiba membuat haechan memberontak lagi, sebelum sadar bahwa itu adalah johnny -papanya.

"LEPASIN! PERGI!"

"Hush..ini papa haechan" Ucap johnny masih memeluk haechan.

"pa..." Haechan akhirnya bisa tenang, orang itu adalah papanya.

"Gak ada apa-apa, gak usah takut" Johnny mengelus surai haechan lembut.

"Haechan takut" Lirihnya lagi.

"Ayo pulang sama papa kalo haechan takut" Johnny berdiri merangkul tubuh anaknya itu, kaki haechan masih gemetar.

Jangan pernah bilang sikap berani haechan disekolah adalah satu kelebihan, karna kekurangannya adalah sangat jarang terlihat oleh siapapun kecuali johnny -sang papa yang tau.

To Be Continue.

Jangan lupa votementnya dong, jangan mampir doang terus sider  :(

Coming Home ㅡLee HaechanWhere stories live. Discover now