Part 20✓

3.7K 265 2
                                    

Zahra kembali.
Mengedarkan pandangan pada setiap pintu yang tertutup rapat didalam mansion besar ini.
kebingungan tercetak jelas di raut wajahnya.

"varo, dimana semua orang? Vanya, mom dad, sam, stev dan sabrina?" tanya zahra.
varo membawa zahra untuk duduk disofa ruang keluarga mereka.

"vanya sedang menjalankan pendidikannya di london, mom dan dad pulang kerumah mereka, sam yaaaa mungkin dia sedang mencari pasangannya, stev dan sabrina? oh yaampun sayang mereka hampir bercinta setiap menit dirumah mereka, mereka bilang ingin cepat cepat mendapatkan baby" jelas varo dengan tak lepas menatap zahra.
raut wajah bingung tergantikan saat mendengar kalimat terakhir varo.

"astafirullah hahahah kau bercanda varo? mana mungkin mereka kuat bercinta setiap menit, mereka bisa mati kelelahan, kau ada ada saja varo" ucap zahra yang cekikikan mendengar kalimat varo barusan.

varo duduk mendekati zahra, menyentuh tangannya lalu mendekatkan bibirnya pada telinga zahra.
nafas panas varo berhembus didekat pipi zahra, rambut dan telinga yang masih ditutupi kain hijab itu pun mampu merasakan hembusan nafas varo.

"daripada membicarakan bercintanya mereka, bagaimana kalau kita melakukan bercinta kita, mungkin saja akan mendapatkan posisi yang unik" bisik varo dengan suara berat nan sexy nya.

zahra menelan saliva nya, jantungnya berdegub dengan kencang.

'apakah ini saatnya?' batin zahra.

"apa kau siap sayang?" tanya varo dengan senyuman manisnya menatap zahra.
zahra membalas menatap varo dengan penuh keyakinan dan mengangguk menyetujui perkataan varo.
senyum varo mengembang lebar melihat jawaban yang diberikan zahra.
menggendong zahra ala bridal style namun tak lepas menatap zahra.
membawa zahra masuk kedalam surga mereka.
lalu melakukan hal yang seharusnya mereka lakukan sejak lama.

*****

pagi itu zahra sudah ikut nimbrung membantu para maid memasak sarapan.
dia tak bisa selamanya tak ada kerjaan, baginya itu sangat membosankan.

"pagi sayang, apa yang kamu lakukan disini? aku akan menghukum mereka jika meminta mu memasak disini!" ucap varo melihat sang istri yang berkutat dengan alat masak, dan maid maid disana hanya melihat kegiatan zahra.
para maid hanya tertunduk takut padanya.
dengan cepat zahra menggelengkan kepalanya.

"tenanglah varo, kau membuat mereka takut, kau nakal" ucap zahra dengan masih melakukan kegiatannya.

"ini aku sendiri yang meminta nya varo, aku ingin memasak sarapan pagi spesial untukmu" lanjut zahra yang berjalan mendekati varo.
merangkul bahu varo yang kokoh dengan mesranya.

"terima kasih sudah menjadikan aku istri mu yang sebenarnya kali ini" ucap zahra menatap lembut orang yang memuaskan malam nya semalam, orang yang sah untuk melakukan itu padanya, orang yang pantas mendapatkan mahkotanya.

varo tersenyum lalu mengecup lembut pipi istrinya yang setengah tertutupi hijabnya.
"aku yang harusnya berterima kasih padamu sayang, terima kasih sudah menjaga dirimu untuk ku, terima kasih untuk selalu suci dari sentuhan lelaki lain, kamu istimewa sayang" ucap varo menatap zahra dengan penuh cinta.

"ayo kita sarapan" ajak zahra menyeret lembut lengan varo ke arah posisi mereka untuk makan.
mereka makan dengan hening, hanya dentingan sendok garpu dengan piring yang terdngar, para maid pun diizinkan untuk sarapan ditempat mereka, sebuah meja besar yang memiliki banyak kursi disuatu ruangan yang bersih dan besar sebagai markas para maid disana.
varo selalu mensejahterakan para maidnya disana agar main maid tersebut betah bekerja dengan dia.

"ah iya sayang, aku ada sesuatu untukmu" ucap varo saat sudah menegak habis air mineral ditangannya menandakan dia sudah menyelesaikan sarapannya.

"apa itu?" balas zahra menatap varo penasaran.

The Strong Alpha and Mate Hijabers (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang