31 : That Woman

9.4K 541 11
                                    

Give me your vote and comment.

*****&*****

Rangga menggandeng Diva memasuki rumah mewah milik rekan kerjanya. Dia memasang senyum semanis mungkin. Dia juga sedikit memasang wajah sombong karena memiliki istri yang masih muda. Sedangkan, Diva juga memasang senyum sesekali menunduk.

"Rangga," sapa seorang wanita yang tingginya sejajar dengan Rangga. Diva memasang wajah penasaran sambil meneliti wanita itu.

"Dia namanya Helena, perempuan yang ada di telfon waktu itu," bisik Rangga.

"Jadi, ini cewek yang waktu itu manggil Mas Rangga? Kok cantik dan kelihatan dewasa banget? Kayak model gitu. Beda banget sama aku yang kelihatan bocah gini."

"Hai, Len. Kenalin, ini istri aku. Namanya Diva." Rangga mengenalkan Diva pada Helena.

"Helena." Wanita itu mengulurkan tangan sambil memasang senyum. Dia pun menerima uluran tangan Helena sambil memasang sedikit senyum.

"Diva."

"Istri kamu cantik dan kelihatan masih muda banget, Rang." Helena memuji Diva.

"Ya iya dong." Rangga berucap sombong. Diva memukul pelan lengan Rangga karena tersipu malu.

"Rangga?" Seorang pria tua bertanya.

"Iya, Om. Ini Rangga."

"Duh, Om agak pangling loh sama kamu. Kelihatan lebih muda gitu," puji pria tua yang tadi menyapa Rangga. Diva yang tak kenal hanya diam memperhatikan keduanya.

"Saya jangan dipuji, Om. Takutnya jadi sombong."

"Kamu bisa aja. Eh, Om denger-denger kamu udah lepas status duda kamu. Itu beneran?"

"Bener kok Om. Ini istri saya, namanya Diva. Dia anaknya Ray Wijaya." Rangga memperkenalkan Diva tanpa rasa canggung. Diva tersenyum tipis. Dia agak risih karena pria tua itu menatapnya cukup aneh.

"Ohh, anaknya Ray. Masih muda banget dong?" Tanya pria tua itu dan hanya disenyumi oleh Rangga.

"Gak nyangka setelah lamaran kamu ditolak Helena malah dapet yang lebih muda. Mana cantik banget lagi. Selamat ya, Rang."

"Iya, Om. Makasih," ucap Rangga.

"Jadi, Mas Rangga pernah lamar Tante Helena dan ditolak?"

"Duduk yuk Rang? Kita ngobrol-ngobrol. Udah lama loh Om gak ketemu kamu."

"Ayo, Om." Rangga menarik Diva untuk duduk. Diva memasang wajah sebal karena Rangga tidak memahami perasaan Diva.

Selama Rangga bersenda gurau dengan pria tua yang ternyata Ayah Helena, Diva memasang wajah jutek. Dia juga selalu menggandeng tangan Rangga karena merasa risih dengan tatapan pria tua itu. Beberapa kali pria tua bernama Tio itu melirik Diva dan memasang senyum genit. Melihatnya, Diva bergidik jijik dan ingin menampar atau bahkan memukul agar pria itu ingat umur.

"Mas, kita pulang yuk? Aku udah ngantuk. Kasihan juga anak kita kalau kena angin malam terlalu lama." Diva berbisik.

"Gak mau makan dulu?"

"Gak usah. Di rumah kan ada makanan. Lagian, makanan pesta juga gitu-gitu aja." Diva berucap ketus.

"Ya udah, gak usah ketus gitu. Akunya jadi gemes." Rangga mencubit pipi Diva.

"Cepetan," ucap Diva memasang wajah cemberut.

"Iya, sayangku. Om, aku pulang dulu ya? Ini istri aku mulai rewel. Biasa, lagi isi."

The Mother's Friend (END)Where stories live. Discover now