☁️ zero

2.9K 412 137
                                    



"Siapa mau temenin gua naro x-press biologi ke loker?" Tanya Mingi pada teman-temannya.

Sedih banget gak ada yang respon.

"Gak ada yang mau nih?" Tanyanya lagi sambil ngelirik satu persatu temannya yang lagi asik sendiri. "Aih parah banget dasar tidak berperi—"

"Ayo dah gua temenin." Ujar San tiba-tiba berdiri, yang lain langsung nengok.

"Tumben," kata mereka serentak. "Biasanya gak mau berurusan sama loker." Tambah Wooyoung.

"Kan bukan gua yang berurusan, tapi Mingi." Sahut San.

"Udah lah ayok cepetan keburu mulai PMnya ntar," ajak Mingi sambil merangkul San menuju loker yang letaknya di lorong dekat perpustakaan.





"Lu gak mau sekalian ngecek loker apa? Mati banget loker lu gak keurus."

"Males. Gua bukan Wooyoung yang sering dapet snack gemas atau Yunho yang selalu dapet surat dari fans."

Mingi berdecak. "Terus apa?"

"Ya terus ngapain gua ngecek loker dah orang gua gak pernah naro apa-apa disana."

"Emangnya gak penasaran kalo ternyata ada yang ngasih surat?"

"Nggak lah orang gak bakal ada. Siapa coba yang niat nulis surat buat gua yang bukan siapa-siapa?"

"Taruhan yok. Kalo nanti ada—"

"Sumpah ya males banget." Gumamnya sambil berjalan ke arah lokernya. Dari jauh ia melihat ada sesuatu yang melekat pada lokernya entah apa.

Sticky notes rupanya.

Sebelum San sempat membaca isi dari sticky notes tersebut ia sudah menebak kalau isinya mungkin akan seperti yang sering diterima Wooyoung pada snack hariannya. Atau mungkin gak jauh dari kata-kata cringe seperti yang selalu diterima Yunho.

Kesimpulannya adalah San tidak tertarik.

Namun tiba-tiba hatinya seolah berbisik agar setidaknya ia membacanya terlebih dulu. Maka yang San lakukan adalah menarik sticky notes tersebut lalu membacanya dalam hati.


"Untukmu, Choi San.
Dari aku, yang kamu tidak perlu tau siapa.

Hari-hari ini berat, ya? Segala tekanan dan rintangan yang ada seperti membuat kita ingin menyerah. Tapi apa kamu tahu apa yang hebat? Yaitu kamu, kamu yang masih memilih untuk bertahan dan berjuang. Maka berjuanglah, berjuang terus, berjuang sampai akhirnya. Kamu luar biasa."


San hampir menangis, atau mungkin ia memang sudah menangis? Yang pasti ia merasakan hatinya begitu dikuatkan hanya dengan membaca pesan singkat penuh makna yang tertulis pada sticky notes berwarna pink muda.

STICKY NOTES | choi sanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang