PART 12 (b)

22K 1K 56
                                    

Aldrick menatap buket bunga yang ada di tangan kanannya lalu beralih menatap kotak coklat di tangan kirinya. Oke. Sekarang ia siap menekan bell rumah calon mertuanya. Aldrick menekan bell menggunakan sikut lengannya.

Ting nong ting nong..

Aldrick langsung memposisikan tubuhnya tepat di depan pintu. Berharap jika yang membuka pintu adalah queeny, calon istri masa depannya.

Cklek..

"Aku pikir kau tidak akan berani datang" sindir Riana begitu ia membuka pintu dan melihat siapa yang menekan bell rumahnya.

"Kenapa tidak berani datang? Ini rumah mertuaku" Balas Aldrick santai lalu tanpa diminta ia segera melangkahkan kakinya memasuki rumah membuat Riana mendengus lalu menutup pintu dengan suara yang sedikit keras.

Brakk..

"Kau tidak bisa menutupnya dengan pelan? Bagaimana jika anakku yang ada di perut calon istriku itu kaget mendengarnya" Ucap Aldrick datar membuat Riana hampir saja menerjang sosok tak tahu malu yang sekarang ada di rumahnya.

"Sepertinya kau harus belajar bicara dengan sopan padaku Drick. Bagaimanapun juga aku adalah calon ibu mertuamu atau aku tidak akan merestui hubunganmu dengan putriku" Ucap Riana dengan senyum kemenangan.

Aldrick menyeringai. "Kau mengakui jika aku adalah calon menantumu?".

Riana menggeleng lalu mengibaskan tangannya cepat. "Terpaksa" Sahut Riana kesal.

Aldrick tersenyum lalu meletakkan bunga dan coklat yang ia bawa di atas meja.

"Baiklah ibu mertua. Sekarang bisa beri tahu aku, di mana calon istriku itu berada?" tanya Aldrick dengan nada lembut membuat Riana melotot lalu kemudian tersenyum sinis.

"Kau mengejekku? " Tanya Riana datar.

"Mengejek? Maaf, menantumu ini tidak seberani itu" sahut Aldrick cepat, dan tentu saja dengan nada suara yang sangat terdengar jelas jika ia sedang mengejek Riana.

"Kau? " Hardik Riana keras sambil menunjuk wajah Aldrick yang terlihat menyebalkan dimatanya.

"Iya? Ibu mertua." Tanya Aldrick dengan nada di buat-buat seolah ia begitu menghormati Riana.

"Queeny ada di kamarnya" Teriak Riana kesal lalu segera berlalu menuju dapur, lebih baik sekarang ia memasak dari pada melihat wajah tua bangka calon menantunya itu.

Ck!  Dasar menyebalkan.

Aldrick terkekeh kemudian menaiki tangga menuju kamar calon istrinya. Kira-kira apa yang sedang dilakukan oleh wanita yang mengandung anaknya itu?.

Cklek..

Aldrick membuka pintu kamar Queeny tanpa harus mengetuknya lebih dulu. Kemudian menutup pintunya dengan pelan. Aldrick melangkah mendekati ranjang tempat calon istrinya itu tidur.

Aldrick mendaratkan bokongnya di atas kasur empuk hingga terdengar suara ranjang yang berderit akibat menanggung berat tubuhnya. Aldrick tersenyum lalu menunduk untuk mendaratkan beberapa kecupan sayang di bibir tipis gadisnya. Benar gadisnya kan? Tuh dirinya belum pernah menghentak tubuh mungil dari gadis tercintanya itu.

ALDRICK TOMLYNWhere stories live. Discover now