Part 32 : Senyum Pertama

710 35 1
                                    

"Happy birthday William."

William tersentak kaget. Ia bingung kenapa bisa seperti ini. Bukan ucapan wanita di dekatnya ini yang membuatnya bingung tapi sikapnya. Kenapa sikap Caitlin seperti bertolak belakang dengan Caitlin yang William kenal.

Karena Caitlin yang William kenal tidak akan seperti ini. Mengucapakan hari ulang tahunnya adalah hal terakhir yang William inginkan saat bersama Caitlin. William tersadar saat tangan lembut Caitlin menyentuh pipinya. Menangkupnya dengan sayang dan mesra.

"Kau melupakan hari ulang tahunmu." Ucap Caitlin dengan bibir mencebik kesal membuat William kini tersadar dari pikirannya.

William tersenyum hangat memeluk Caitlin sangat erat seakan ia tidak ingin lepas dari tubuh ini. William merindukan Caitlin. Sangat-sangat rindu pada wanita yang tidak ia lihat selama 5 hari ini. Hidupnya kembali keluar dari arah tujuan saat Caitlin pergi menghilang darinya.

"Kau gadis nakal." Ucap William pelan. "Beraninya kau meninggalkan aku sendiri disini." William mengetatkan pelukannya pada Caitlin. Mencium aroma rambut coklat itu dengan dalam.

"Aku butuh waktu." Balas Caitlin dengan pelan.

William mengangguk kecil seakan menyetujui apa yang Caitlin ucapkan barusan. "Aku berjanji tidak ada meminta apapun lagi darimu." Ucap William dengan senyum kecilnya.

Ia memang tidak rela Caitlin tidak menjawab cintanya tapi itu tidak jadi masalah William hanya ingin Caitlin tetap di sisinya. Mendampinginya dan terus berjalan bersama dengannya. William melepaskan pelukannya dari Caitlin menatap mata wanita itu dengan tenang.

"Ayo kita keluar semua orang pasti sedang menunggu kita." William yang baru selangkah berjalan tiba-tiba harus berhenti melihat Caitlin yang tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya.

"Ada apa?" Tanya William dengan alis terangkat.

"Tidak ada orang di luar Will." Ucap Caitlin dengan nada sensual.

William menggeram menahan sesuatu di bawah sana yang sudah berdesak ingin di keluarkan. Wanita ini dapat menggodanya hanya dengan suara seksinya saja. William mendekat kearah Caitlin. Merengkuh pinggang langsingnya dengan kuat hingga tubuh mereka berbenturan.

"Jangan menggodaku." Balas William dengan suara seraknya.

Caitlin menggigit bibir bawahnya menatap William yang matanya sudah menggelap karena gairah. "Kau tidak merindukan aku?"

"Of course."

Kata-kata itu adalah yang terkahir Caitlin dengar karena tidak ada lagi yang mampu masuk dalam pikirannya selain William yang kini tengah mencumbu nya dengan liar. William bahkan sampai menggeram tak tertahankan. Di dalam lubuk hatinya pria ini sangat merindukan wanitanya. Bahkan tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.

Kini Caitlin merasakan dengan jelas kecupan-kecupan kecil yang menjalar pada leher putihnya. Rasa panas itu kini tidak bisa ia gambarkan. Tak ada henti-hentinya perutnya tak merasakan desiran-desiran aneh itu. Hingga tak lama desahan keluar dari bibir Caitlin tanpa disadarinya.

Bagaimana menjelaskan tentang kedua insan ini. Dengan gairah yang telah nyata semua dibawah kuasa mereka. Kini William tak segan-segan merobek gaun putih Caitlin yang tipis bak kapas. Ingin rasanya William memasukan dirinya kedalam diri Caitlin dengan keras malam ini.

Ia ingin melihat bagaimana wanitanya mendesah dan menyebut kan namanya berkali-kali. Mencapai puncak orgasme berkali-kali dengan seluruh tubuh yang memerah. Bahkan bayang-bayang itu pun mampu membangunkan kejantanan William. Membuatnya sesak didalam sana karena meminta di keluarkan.

This is My Life [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora