chapter thirteen ; misunderstanding

1.5K 250 12
                                    

Pukul satu dini hari, minkyu datang ketempat dimana chaerin katakan kepadanya. Minkyu penasaran apa benar yang dikatakan chaerin tadi siang.

Lelaki tinggi itu duduk disalah satu sofa panjang yang telah ia reservasi dahulu dan menunggu teman temannya datang.

Minkyu melirik sekitar dimana nigthclub ini membuat dirinya sedikit tidak nyaman. Musik yang terlalu bedentum dengan keras dan bau asap rokok yang bercamour dengan alkohol yang menyengat membuat dirinya memilih tempat yang sedikit jauh dari sana.

Chaerin berjalan mendekat kearah minkyu. Ia duduk dipangkuan minkyu dan tersenyum,

"Mau bersenang senang dulu sayang?"

"Gue kesini mau liat apa yang lo bilang, jadi cepat gue gak punya waktu" ujarnya dingin.

Chaerin tersenyum miring, ia menarik tangan minkyu dan berdiri, "kalau gitu ikut gue"

Junho dan tony tiba tepat ketika minkyu berdiri, "mau kemana lagi?"

Minkyu memberi isyarat kepada temannya untuk mengikuti saja kemana ia dibawa oleh chaerin. Mereka jalan dilorong yang remang remang dan setiap sisinya terdapat pintu kamar dengan masing masing nomor. Sampai dipintu bernomor 32, chaerin mempersilahkan minkyu untuk membuka pintunya sendiri.

Dengan ragu dan sedikit tegang minkyu membuka pintu perlahan, ia mengintip dan langsung saja membuka pintu itu lebih lebar ketika melihat siapa yang berada didalam sana.

"WONJIN!"

Minkyu emosi bukan main ketika melihat orang yang sedang ia kejar hatinya tengah tidur dalam keadaan yang cukup untuk orang berpikiran negatif. Wonjin yang sepertinya tengah tertidur dengan selimut yang menutupi setengah badannya dan ditemani oleh seorang pria terbangun perlahan.

Wonjin terkejut dengan keaadannya, ia langsung menoleh cepat kesamping dan matanya membulat, sungguh ini bukan sebenarnya yang terjadi.

Wonjin semakin terkejut ketika minkyu berada didepan pintu menatapnya dengan tatapan yang entahlah, emosi? Kecewa.

"Minkyu,"

Minkyu mendekat perlahan, ia menatap jijik wonjin yang masih diatas ranjang.
"Tadinya gue mau percaya sama lo, ham wonjin. Sayangnya lo sendiri yang ngerusak kepercayaan gue."

"Minkyu aku bisa jelasin, ini gak kayak apa--" ujar wonjin gelagap.

"jelasin apa? JELASIN APA WONJIN? LO MAU JELASIN KALAU TERNYATA LO BENAR BENAR JALANG? LO TIDUR SAMA BANYAK LAKI LAKI? IYA?" pecah emosi minkyu. Pria itu bahkan hampir menangis melihat pujaan hatinya yang menghancurkan perasaannya.

Minkyu menatap tajam pria yang disampingnya wonjin, ia mendekat dan menarik kedua bahunya dan memberikan pukulan dirahang, "bangun lo brengsek!"

Junho yang melihat orang yang dipukulin minkyu langsung menahan temannya itu, jika terus terusan bisa saja orang itu mati ditangan minkyu yang tengah emosi.

"Keluar, tinggalin gue disini sama wonjin." ucapnya.

Wonjin yang sedari tadi sudah menangis hanya menundukan kepalanya dan meremas selimut yang ia gunakan. Sungguh ia tidak ada muka untuk menatap minkyu yang tengah duduk didepannya.

Minkyu hanya terdiam menikmati tangisan wonjin, ia tidak ingin mengeluarkan sepatah katapun karna tengah emosi.

"Minkyu, aku bisa jelasin" ujar wonjin ditengah tangisannya.

"Gue gak mau dengar penjelasan apapun dari mulut lo. Sekarang jawab pertanyaan gue"

Minkyu mendongakkan kepalanya, melihat wonjin yang masih menangis didepannya, "berapa? Berapa uang yang lo butuhkan?"

"Kyu, aku gak gitu. Aku juga bingung kenapa ada disini dan dalam keadaan begini." ujar wonjin

"Berapa orang yang udah rasain lo jin? Berapa banyak?" minkyu benar benar menusuk hati wonjin dengan perkataannya.

Wonjin menggeleng, bukan bukan seperti ini. "Aku- aku gak pernah kayak gini kyu. Aku-"

"Terus kenapa lo ada disini, dengan keadaan yang, menjijikan kayak gini" minkyu benar benar dingin, wonjin takut dengan minkyu yang seperti ini.

Semua pertanyaan minkyu membuat wonjin susah menjawab, benar ia butuh uang tapi pekerjaan sebenarnya tidak seperti ini. Ia hanya berkerja sebagai pelayan biasa disini.

Wonjin memutar otaknya kembali, beberapa jam lalu ia bekerja seperti biasa. Mengantar pesanan kepada pelanggan dan membersihkan sisa sisa dari pelanggan. Ia ingat ia ditawari oleh seorang pria untuk minum, wonjin segera menolaknya tapi pria itu berkata bahwa minuman ini sebagai ucapan terima kasihnya karna wonjin melayani mereka dengan baik. Karna sungkan, wonjin menerimanya dan setelah itu ia tidak ingat apa apa dan terbangun dalam keadaan seperti ini dengan minkyu yang melihat semuanya. Kesalahpahaman ini akan terus berlanjut jika tidak ada bukti yang membela wonjin, tetapi disini wonjin bukan siapa siapa tidak akan ada yang membelanya sekarang.

Tanpa sepatah kata, minkyu meninggalkan wonjin yang masih terdiam tanpa menjawab satupun pertanyaannya.

••

Eunsang dan junho berjalan bersama dikoridor sekolah menuju kelas eunsang. Dahi eunsang mengerut ketika ada keramaian lagi didepan kelasnya, "ada apa ya jun?" tanyanya.

Junho masih menggenggam tangan eunsang hanya mengangkat bahunya singkat, "gak tau, ayo kesana"

"Minggir, gue mau lewat" ujar junho dan seketika siswa yang sedang berkerumun didepan kelas milik eunsang langsung membuka jalan untuk keduanya.

Junho menarik pelan tangan eunsang masuk kedalam kelas. Saat ia bisa melihat semuanya, ada minkyu dan chaerin yang berada didepan kelas dan wonjin yang tengah terduduk dibangkunya dan menangis, serta hyungjun yang nampak melindungi wonjin.

Eunsang bergerak maju untuk menghampri wonjin namun ditahan oleh junho, "jun, itu wonjinnya kasihan"

"Hyungjun bisa nyelesaikan semuanya, kamu gak usah ikut campur" ujarnya dan masih melihat keadaan yang begitu tegang.

"Masih punya muka lo ternyata wonjin?" ujar chaerin dengan nada meremehkan.

Wonjin hanya menggenggam erat tangan hyungjun, ia tidak berani melihat siapa siapa disekitarnya, "sudah mau masuk, sebaiknya lo berdua keluar. Bawa teman teman lo keluar dari sini karenaa, teman gue ngerasa gak nyaman." ujar hyungjun datar

Chaerin bangkit dari duduknya. Ia berjalan mendekati wonjin tanpa menghiraukan hyungjun, "lo gak punya malu ya?" sarkas chaerin.

Hyungjun menarik napasnya kasar, cukup. Ia mulai muak dengan kelakuan chaerin, "minkyu dengan hormat gue minta tolong lo keluar, bawa juga tunangan sampah lo ini" ujar hyungjun dingin.

Chaerin hanya tertawa kesal mendengar ucapan hyungjun, "kita lihat, sampai mana lo bisa bela wonjin" ujarnya lalu berjalan menjauhi wonjin dan hyungjun.

Chaerin berhenti tepat disebelah eunsang dan junho. Ia melirik junho dan eunsang bergantian, "pacarnya junho?"

Eunsang mengangguk, dan junho menarik eunsang untuk lebih dekat dengannya.

Chaerin menyunggingkan senyum tipisnya, menatap eunsang yang melihatnya dengan tatapan polos "manis, polos dan bodoh"

"Chae, stop it" ujar junho pelan.

Chaerin membuang pandangan kearah lain lalu menatap junho sarkas, "setelah wonjin, gantian lo yang bakal tersakiti" lalu menatap eunsang remeh.

"I said stop it, chae." ujar junho sedikit lebih tajam.

Dan chaerin meninggalkan kelas begitu saja tanpa berkata lagi.


*TBC*

Aku kesel sendiri baca tulisankuu, ngerasa pengen mukulin junho tau gak:")


















fvckboy ; junsangWhere stories live. Discover now