A.

5K 200 3
                                    

Suara dentuman musik yang bising memekakan telinga, bau alkohol bercampur asap rokok begitu menyengat dan menyesakkan dada, kelap-kelip lampu menambah pusing kepala ini sejak pertama kali aku memasuki club malam paling terkenal di kota ini, hanya karena penasaran ingin tahu bagaimana rasanya club malam itu aku nekat datang kesini.

"Nona, apakah anda tidak nyaman ?" tanya bodyguard pribadiku.

"Kamu tahu bagaimana aku Paman Han," jawabku.

"Pulangkah ?" tanya Paman Han padaku yang langsung aku angguki.

Namaku Aleandra Karenina Wijaya, seumur hidup aku belum pernah memasuki club malam, bukan tidak mampu untuk membayar minuman disini, aku cukup mampu bahkan satu club malam bisa aku beli dalam sekejab jika aku mau, tapi aku hanya tidak nyaman pada suasana bising dan ramai. Aku terbiasa minum alkohol tapi tidak banyak itupun aku meminumnya sendiri terkadang aku ajak Paman Han untuk menemaniku. Oh ya Paman Han adalah orang yang paling dekat dengan ku menjagaku sejak kecil saat kedua orang tuaku meninggal dunia, dialah satu-satunya orang yang tahu bagaimana aku, oh tidak aku lupa jika Paman Han mempunyai istri yang menjadi kepala asisten rumah tangga dirumahku, kedua orang itulah yang merawatku sejak kecil hingga sekarang, dan orang yang paling aku percaya, Paman Han ikut orang tuaku sejak usia belasan tahun begitu juga Bibi Marni, istri dari Paman Han. Bibi Marni asisten rumah tangga yang dipercaya mengasuhku hingga akhirnya beliau menikah dengan Paman Han.

Paman Han berjalan mendahuluiku membuka jalan untukku, banyak tubuh-tubuh manusia bau alkohol memenuhi ruangan pengab ini hingga untuk bergerak saja sulit, kok betah ya mereka disini, begitu pikirku.

Tanpa sengaja pendengaranku menangkap suara teriakan kemarahan, aku menoleh ke sumber suara, netraku menangkap seorang perempuan sedang di tarik tangannya oleh laki-laki tampan dan si perempuan memberontak ingin lepas. Aku tepuk pundak Paman Han dan menunjukan kejadian itu padanya.

"Nona, jangan ikut campur," peringat Paman Han.

"Aku ingin tahu Paman," pintaku.

"Baiklah kita mendekat dan cari tahu," putus Paman Han.

Kami pun berjalan mencari tempat yang sekiranya bisa mendengar permasalahan kedua insan lawan jenis itu, aku mempunyai firasat ini tidak baik makanya aku meminta Paman untuk mencari tahu. Akhirnya kami berdiri tepat di samping kedua orang itu.

"Handi Kusuma, putra dari Hermawan Kusuma," bisik Paman Han padaku memberi informasi siapa pria tersebut.

"Aku mengenal perempuan itu Paman," balasku menatap mata Paman, dia balas mengangguk seolah tahu apa maksudku.

"Lepaskan, aku bukan pelacur, lepas!" teriak perempuan itu meronta di tarik oleh pria bernama Handi itu.

"Aku sudah membelimu dan kakak mu sudah membawa uangnya, jadi kau harus menemaniku malam ini, hahaha," balas Handi sedikit marah.

"Lepas, aku tidak mau, lepas!" perempuan itu terus meronta-ronta namun kalah tenaga dengan Handi yang berhasil membawa perempuan itu keluar dari club.

Diam-diam kami mengikutinya hingga pada akhirnya kami tiba di parkiran mobil. Aku memberi kode pada Paman untuk melakukannya disini.

"Hei, berhenti!" teriak Paman Han yang membuat Handi berhenti menyeret perempuan itu.

"Ada apa?" tanya Handi galak.

"Lepaskan perempuan itu," pinta Paman kalem.

"Apa? kau juga mau dia? Kau bisa pakai setelah aku puas, hahaha," balas Handi meremehkan.

"Cukup lepaskan dia dan kau aman," balas Paman mulai tidak sabar.

"Kau mengancam ku, kau tidak tahu siapa aku, berani-beraninya kau mengancamku," marah Handi.

I hate you, I love you (Complete)Where stories live. Discover now