Prologue

42 1 4
                                    

"Aku yang mencintaimu dalam diam. Tersenyum kala kau bahagia, dan menangis dalam deritamu juga. Ku umpamakan kau sebagai rembulan, dapat kupandangi keindahanmu dari jauh, tanpa mengharap kemustahilan untuk memeluk.”

Sebait sajak itu terus menjadi temanku, kala sang malam dengan ramah menyapa. Dengan lembut dan penuh arti. Kau datang dalam setiap mimpi indahku. Bagai petikan dari sinar gitar yang menghanyutkan hati. Lagi-lagi aku terjaga. Ketika suara lembutmu terdengar merdu di telinga.

Aku selalu berharap jika ini nyata, dan bukan hanya sekedar luapan rindu di dalam kalbu. Ketika kau kembali datang dengan sejuta kenangan. Tanpa syarat, tanpa berharap balasan, dan tanpa bermimpi untuk dapat menggapai. Hanya menghadirkan sebuah senyuman kecil yang mengiringi sepasang mata lelah ini ketika beristirahat.

Untukmu yang jauh disana, dengar dan rasakanlah! Ketika rinduku menyapamu di kala senja.

Ada gelisah yang aku rasakan setiap kali aku memejamkan mata. Namun ucapan syukur akan terus kupanjatkan pada sang pemilik rindu. Meskipun dalam tetes air mata, aku masih mampu mengingat dengan jelas semuanya. Wajah cantikmu dalam malamku menjelma, dan senyummu yang mampu menggetarkan jiwa.

Lagi-lagi aku merasakan itu. Kemudian mengingat lagi dengan baik. Bagaimana ketika aku pertama kali mengenalmu, jatuh cinta, lalu mengikhlaskanmu.

Rumania. 21 Januari 2019....

Assalamualaikum. Buat yang pernah baca cerita ini sebelumnya, ini adalah versi novelnya yang insha Allah akna segera terbit dalam waktu dekat. Dengan versi sebelumnya tentu beda sekali. Jadi buat yang beminat silahkan vote, komen, dan share. Karena berbagi itu indah ☺️☺️.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 24, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ChandramukhiWhere stories live. Discover now