Eits! Vote dulu, karna vote itu gratis kalian gak akan rugi malah dengan vote kalian bisa memberikan memberikan energi positif untuk aku, dan aku juga semakin semangat update nya.
Jangan lupa share pendapat kalian yah:)
Terimakasih
===
"Obat sakit kepala satu ya mas"
Si pelayan apotek itu mengangguk lantas mencarikan obat yang di minta oleh Kanaya. Tak lama pelayan apotek itu kembali dengan sebungkus obat yang di pinta oleh Kanaya.
"Totalnya jadi 27.500 mbak" ucapnya sambil memberikan satu kantong plastik berisi obat pada Kanaya.
Kanaya menerimanya seraya memberikan uang yang di sebut oleh Pelayan apotek tersebut.
"Trimakasih" Kanaya mengangguk lantas meninggalkan apotek itu.
Kanaya berjalan sebentar hingga kakinya terasa sangat pegal padahal langkahnya belum terlalu jauh, ia pun berniat mencari tempat duduk terdekat untuk melemaskan otot-otot nya sebentar. Oh! Akhir-akhir Kanaya merasa sangat malas untuk melakukan kegiatan yang biasanya dia lakukan, bahkan kegiatannya menyiram bunga yang adalah Favoritnya saja sekarang ia malas.
Dan tadi tiba-tiba saja kepalanya merasa pusing akhirnya mau tidak mau ia harus keluar dari rumah dan mencari obat sakit kepala.
Kanaya mendaratkan bokong nya duduk di bangku halte seraya melihat-lihat kendaraan yang berlalu lalang—ia senang melihat itu.
"Numpang duduk ya dek" ucap wanita paruh baya yang sedang kesulitan membawa barang belanjaannya.
Kanaya tersenyum sambil mengangguk. "Iya bu, silakan" jawab Kanaya.
"Nunggu bis ya dek?" Tanya wanita itu.
Kanaya menggeleng. "Enggak bu, lagi kecapekan aja jadi duduk di sini" Jawab Kanaya dan Wanita itu pun mengangguk paham.
Kanaya melihat belanjaan yang di bawa wanita itu. "Abis belanja bulanan ya bu?" Tanya Kanaya.
Wanita itu mengangguk. "Iya nih, stok rumah Udah menipis" jawab Wanita itu.
Mobil sedan hitam berlambang BMW itu berhenti di depan mereka. Pintu depan mobil itu terbuka menampakan pria berseragam Driver yang tengah berjalan ke arah mereka.
"Permisi nyonya, saya di perintahkan tuan besar untuk menjemput nyonya" ucap Driver itu pada wanita di samping Kanaya.
Wanita tadi terlihat mendengus sebal. "Saya kan sudah bilang kalau saya mau naik Bis aja" ucapnya.
"Tapi tuan besar menyuruh saya—"
"Yaudah yaudah" potong wanita itu.
Tapi sebelum memasuki mobil mewahnya wanita itu sempat melirik Kanaya yang masih setia duduk di halte.
"Dek, mau bareng?" Tanya wanita itu.
Kanaya tersenyum dan dengan sopan menggeleng. "Enggak bu, trimakasih" jawab Kanaya.
Wanita itu sedikit mengadah kan kepala nya ke arah langit melihat cuaca yang kian gelap. "Ini udah mau hujan loh? Kamu juga kelihatannya kurang sehat, nanti kalau kena hujan kepala kamu bisa pusing" ucap wanita itu.
Kanaya melirik ke arah langit dan benar saja awan yang semula putih kini menjadi kelabu dan langit pun mengeluarkan suara-suara gemuruh pertanda hujan akan segera turun.
"Gak ngerepotin bu?" Tanya Kanaya.
Wanita itu tersenyum. "Enggak kok, kan saya yang nawarin kamu. Yaudah ayok masuk" ajaknya dan Kanaya pun menurutinya masuk ke dalam mobil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfair
Teen Fiction[Squel Vanya] [16++] [Part Lengkap] [follow sebelum membaca] Kejadian 'malam itu' membuat Kanaya harus menikah dengan cowok yang telah membuat hidupnya dan masa depan nya menjadi berantakan. Cowok tampan yang sialnya menjadi orang yang Kanaya Cinta...