sembilan belas, sekarang.

1.1K 247 53
                                    

sekarang ini nih, waktu dimana nana memutuskan untuk bicara empat mata dengan haidar. sekedar bicara mengenai perasaan. bicara ringan.

"dar,"

"apa?" ucap haidar, tak mengalihkan pandangan dari layar gawai. "eh, ntar ikut anak-anak yuk ke cafe baru, mau kaga?"

nana mendelik.

ucapannya malah dialihkan, sial. "dimana itu?" tanyanya, penasaran sedikit.

haidar menunjuk depan asal, matanya tak melihat kearah dimana ia menunjuk, "di depaaaaan, gak terlalu jauh. bawa motor kaga? sama anak-anak rame kalo nggak bawa sama gua juga gapapa."

"boleh, dah, gabut gua."

"gabut mulu lu mah," nana ketawa.


















pulang sekolah, bel udah berbunyi, haidar sedang menelfon rendy sibuk. anak-anak udah pada lieur panas banget hari ini, seragam dah pada dibuka nyisain kaos daleman. item semua. tambah panas. janjian apa biar vibes nerakanya kerasa anjing.

"duh ren, ren, ada ada aje emang lu daritadi disuruh nunggu malah balik dulu, ditinggal ntar ngambek, buru kek," ucap haidar, ngomong sendiri.

nana mengikut haidar, menjauh dari gerombolan dan memutuskan untuk menelfon sedang yang lain malah diem aja. soalnya, haidar yang satu-satunya punya kuota plus pulsa.

eh ada sih, danu. tapi dia mana mau.

"wOY LENGGA!" lengga, ayahnya rendy. sudah biasa kali bagi anak warbel menjadikan orang tua bahan candaan, gak sering tapi, gak sopan.

habis itu, hanya ada celotehan haidar kepada rendy. padahal cuma dibalas hm, iya, gua otw, doang. tapi marahnya haidar dua kali lipat dari itu. lalu telepon di putus.

"rendy dah di depan nih, yuk,"

"lah kapan jalannya? lagi nelfon tiba tiba di depan aja?" tanya nana, bingung.

"lu gatau aja si rendy bisa terbang na."

ada ada aja, haidar. tapi nana tetep ketawa. lucu aja gitu intonasinya haidar aja udah lucu, ditambah bahan dia ngomong. duh, gatau deh.

akhirnya, gerombolan mereka jalan juga. udah kaya geng motor aja laganya, mana banyak yang tengil. tapi basis rendy danu enggak sih, eh haidar juga. 'kan bawa cewek, ihiy.

"buset dah anggaaaaaaaa,"

nana ketawa menyadari kalau asap knalpot angga banyak adanya, mengenai wajah haidar yang sedang jalan di belakang dirinya. haidar noleh ke nana lewat spion, "lu belom makan yak? kering amat,"

"gua? belom."

"gapapa lah sekalian aja ntar makan, yang banyak neng biar gemuk kaya gua," kata haidar.

haidar memang berisi sih, nana suka. gak sekurus januar atau felix. haidar itu pas. hehe enak dipeluk ehehe.

eh btw. NANA TUH NUNGGUIN banget momen dimana haidar mencalonkan diri untuk dipeluk nana saat motoran bareng gini. tapi, haidar tak pernah sekalipun menawarkan. kecewa.

"dar," deg deg an banget mau minta.

"ape?"

"bole———"

laju motor memelan, sampai mati sempurna. dah sampe anjing T____T

"turun dulu ngomongnya ntaran aje," kata haidar, meminta helmnya. kali ini dia bawa helm dua lho gais.

nana menyerahkan helmnya, merapihkan rambut sedikit. menunggu haidar turun dari motor saat yang lain sudah mulai masuk.

"na kemon," ajak felix.

nana ngangguk. masih mau nunggu haidar, haidar selesai juga. "yuk, mau pegangan tangan gak?"

nana sempet kaget kalo haidar gak ketawa abis itu. "mana berani gua," ucap pemuda itu sembari jalan di sebelah si gadis.

"cupu lu."

ayolah gapapa.

"YAAAA EMANG tunggu halal aja apa ya biar gua sedikit beriman,"

"beriman apanya rokok nganggur punya siapa aja lu embat," ucap nana pedas. haidar menampar bahu nana pelan, ngadi ngadi aja katanya.

hari ini, yang seharusnya nana gunakan untuk mengutarakan perasaan seperti yang sudah dibicarakan bersama nara, irin dan raya, malah gak jadi. haidar terlalu banyak bercanda,

dan menghindar.

jelas sekali kalau pemuda itu selalu menghindari tatapan nana akhir-akhir ini, dan pembicaraan yang mengarah kesana. nana tambah deg deg an, takut jatuh tak dibalas jatuh. miris.




###

1 chapter lagi dan selesai !
aku kangen buku ini banget,
sama kangen kalian ! ! !

jaga kesehatan ya sayang,
minum air putih yang banyak.

𝐡𝐚𝐢𝐝𝐚𝐫.Where stories live. Discover now