Prolog

766 137 62
                                    

"Jeon Wonwoo."

"Yes, Sir?"

Petugas Hong yang baru saja menangkap si pelaku kejahatan memijat pelipisnya pelan. Lagi-lagi, Jeon Wonwoo yang dikenal sepenjuru distrik Jinhae berulah. Dengan menggunakan kaos polos berbahan katun dan celana jeans pendek, Jeon Wonwoo duduk di meja kerjanya dengan tangan di borgol dan senyum terpatri di wajah. Petugas Hong hampir-hampir pingsan saat Petugas Kwon dan Petugas Lee membawanya masuk.

"Kali ini apalagi, Jeon?" tanya Petugas Yoon yang baru saja datang dan ikut duduk di samping rekannya.

Yang ditanya hanya tersenyum, ia menyerahkan sebungkus roti di antara genggaman tangannya yang diborgol. Roti kemasan dengan merk lokal rasa melon. Tokonya bahkan tidak jauh dari kantor polisi. Petugas Yoon mengambil roti dari tangan si pelaku. Alih-alih memukulnya atau meneriakinya, atau bahkan memakinya, Petugas Yoon melirik rekannya, Hong Jisoo yang kini sibuk mengetikkan profil dan laporan dari kasus hari ini.

Jeon Wonwoo tetap tersenyum. "Pemilik toko rotinya bahkan mengenalmu, Wonwoo-ya. Dan kau dengan sukarela mengajukan diri untuk dipenjara saat Petugas Kwon dan Lee patroli?" ujar Petugas Yoon di depannya. "Tapi aku mencuri, hyung." jawab Wonwoo penuh penekanan. Bibirnya sudah ia kerucutkan kesal.

Kenapa sulit sekali meyakinkan para petugas ini untuk memenjarakannya? Toh mereka sudah saling mengenal sejak 5 tahun belakangan. Lagipula ia butuh tempat berlindung hari ini. Menurut ramalan cuaca, hari ini akan turun hujan. Jika tidur di jalan nanti malam ia akan sakit dan tidak bisa bekerja besok.

"Ini hanya sebuah roti, Wonwoo. C'mon!" balas Hong Jisoo sebal.

"Tapi hyung-"

Percakapan keduanya dipatahkan dengan munculnya Petugas Choi, Ketua tim dari Distrik Jinhae yang menugaskan untuk membawa Wonwoo ke kantor polisi. "Penjarakan saja dia, Hong. Diluar hujan deras, aku tidak mau mengembalikannya ke jalanan sekarang."

Wonwoo menatap Petugas Choi yang kini sudah beranjak pergi ke belakang di meja kerjanya. Matanya mengikuti kemana arah petugas Choi tersebut duduk dan kemudian berbisik pelan, "Psst, Seungcheol hyung! Aku akan mentraktirmu sup iga sapi nanti saat aku bebas, oke?"

Petugas Choi alias Choi Seungcheol hanya tersenyum. Ia tahu bahwa janji tersebut hampir tak mungkin akan ditepati namun ia tetap memberikan kedua jempolnya ke atas. "Oke, aku tunggu, Wonwoo-ya"

"Oh tuhan, kenapa tidak ada yang berpikir bahwa tidak baik bagi kita menerimanya terus disini?" kata Hong Jisoo, kemudian ia menoleh ke arah Petugas Yoon yang sudah sibuk dengan laporan lalu lintasnya hari ini. "Jeonghan-ah, Jangan bilang kau juga akan membiarkan Wonwoo berulah lagi?"

Jeonghan hanya mengangkat bahunya, sembari berkata singkat, "Diluar hujan, Hong."

Tidak ada yang lebih membuat frustasi pada hari-hari di distrik Jinhae kecuali ketika Wonwoo datang dengan senyum bodohnya dan tangan diborgol.

"Ayo ikut aku, Hah, Kau sudah tahu jalannya bukan." tanya Hong Jisoo sembari melepaskan borgol di pergelangan tangan lelaki yang tidak menyudahi cengirannya. "Apa menu makan malam hari ini, Jisoo hyung?"

Jisoo hampir memukul wajah Wonwoo jika saja dia tidak ingat latar belakang bocah tersebut.

"Jajjangmyeon dan tidak Wonwoo-ya, tidak ada acar bagimu. Itu hukuman terberat yang bisa kuberikan karena kau mencuri hari ini"

Jisoo berjalan mendahului Wonwoo yang sudah mencebikkan bibirnya sedih.

"Padahal aku suka acar.."


○○○○


Wonwoo adalah seorang lelaki berumur 23 tahun.

Dia lahir dan besar di Changwon, Korea Selatan.

Kepribadiannya menarik, sering tersenyum dan tertawa tanpa alasan yang pasti.

Hobinya unik mungkin hanya dia yang memiliki hobi mencuri, setiap 2 minggu sekali.

Seluruh petugas di Jinhae-gu  sudah mengenalnya. Mulai dari petugas yang biasa patroli malam, petugas lalu lintas, hingga petugas dengan jabatan tertinggi seperti petugas Choi yang merupakan Ketua Tim dari distrik Jinhae.

Hobi mencurinya juga bukan hal yang berat, malah terlampau ringan. Beberapa contoh kecilnya seperti mencuri roti, buku, alat tulis, setangkai bunga, sebuah mangga, hingga sejumput bunga sakura kering.

Wonwoo tidak punya tempat tinggal. Ia biasanya menempati ruangan gudang di tempat kerjanya dengan imbalan kerja lembur tanpa digaji. Bekerja sebagai penjaga tempat peminjaman DVD memang tidak ada keren-kerennya.

Dengan umur produktif dan pemikiran yang kreatif entah kenapa mencoba dipenjara malah membuatnya ketagihan. Toh dipenjara ia tidak akan kelaparan, Ia bebas dari dinginnya jalanan Jinhae, dan lagi Petugas Kwon kadang menemaninya berbicara hingga larut malam.

Penjara itu asik.

Penjara itu keren.

Penjara itu tempat berlindungnya.

Tidak tahu bahwa petugas yang akan dimutasi dua minggu lagi akan merubah kebiasaan buruk Jeon Wonwoo yang nakal.

-c-

a/n : I'll do my best to completed this story, bare with me ya kawan kawan semua:(

Busted PurposelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang