Seoul Boy

711 133 50
                                    

Changwon malam ini diguyur hujan. Guyuran airnya membasahi daerah Jinhae. Beberapa orang lalu lalang menggunakan payung dijalanan. Ramalam cuaca hari ini tidak salah ternyata. Hal yang patut dibanggakan karena sudah satu bulan ramalam cuaca yang disiarkan di televisi tidak meleset barang sekali.

Diantara pejalan kaki, sebuah taksi membelah jalan dan tepat berhenti di depan kantor polisi kecil yang berdiri malu-malu di pinggiran jalan Jinhae. Seorang pemuda berusia di pertengahan dua puluhan turun dari taksi. Di tangan kanannya ia memegang payung berwarna hitam dan satunya menggenggam tas olahraga besar berwarna senada dengan coat hitam yang ia kenakan. Pemuda itu melirik jam di pergelangan tangan kanannya.

21:30

Sudah cukup malam ketika Ia tiba.

Sembari membuka payungnya dan berjalan pelan-pelan ke depan pintu depan Kantor Polisi Distrik Jinhae, lelaki itu sibuk dengan pikirannya tentang menu makan malamnya yang tidak layak mengisi perutnya. Sepotong roti isi dan bir dingin untuk makan malam dijalan tadi membuat perutnya kembali bergejolak. Apalagi jika mengingat perjalanan yang jauh dan tanpa istirahat. Lelaki itu tanpa sadar mengelus perutnya ketika bau jajanan malam di kedai pinggir jalan, ingin rasanya ia mampir sebentar dan membeli semangkuk udon panas dan kudapan pendampingnya, soju misalnya.

Memikirkan tentang makanan tanpa disadari telah membawa langkahnya memasuki bangunan agak tua dan butuh renovasi didepannya. Cat putih di lobby depan sudah memudar dengan sedikit lumut dibagian atas tempat saluran pembuangan air dari mesin pendingin ruangan diletakkan. Dengan suasana semalam ini bahkan Ia bisa melihat jelas tulisan Kantor yang hampir runtuh jika tidak disokong bangunan dibawahnya. 

Lelaki itu menghela nafas ketika mendongak memperhatikannya.

"Ayo bertahan, Kim Mingyu. Hanya satu tahun."

○○○○

"Aku sudah tahu kapan kau lahir." kata Wonwoo.

Dia sedang duduk dibalik jeruji besi dan memakan jajjangmyeonnya dengan lahap. Setelah berhasil membujuk Petugas Hong Jisoo untuk menahannya, Wonwoo juga berhasil mendapatkan jajjangmyeon dengan tambahan acar selundupan dari Petugas Kwon yang duduk menghadap kearahnya dan tengah memakan makan malamnya juga.

Petugas Kwon meneguk air dingin di gelas sebelum menjawab Wonwoo. Kedua orang ini memang aneh seperti itu, tiap kali Wonwoo ditangkap dan bermalam di Kantor Polisi, Petugas Kwon akan senantiasa menemaninya mengobrol. Terkadang menceritakan keluh kesahnya seharian dan tak jarang memberi pertanyaan random untuk Wonwoo jawab. Kadang kala jika Wonwoo menjawab dengan benar, Petugas Kwon akan mengizinkannya keluar dari jeruji besi itu dan tidur di sofa ruangan kantor kepala tim mereka. Selalu ada hadiah yang menunggu untuk tiap pertanyaan yang dijawab dengan benar.

 "Oh ya? Coba jawab kapan, jika kau bisa menjawabnya akan kuberi setengah porsi tangsuyuk milikku." 

Mata Wonwoo membulat mendengar pernyataan teman terdekatnya di Kantor Polisi itu. "Wah benarkah? Jangan berbohong ya! Aku akan berteriak sepanjang malam kalau kau membohongiku."

Kekehan pelan terdengar dari pemuda dengan seragam biru mudanya. Petugas Kwon mengambil styrofoam  dengan tangsuyuk didalamnya dan membaginya menjadi dua bagian, satu disisi kanan dan satu disisi kiri. "Ayo katakan padaku, Jeon, ini taruhan kita."

Wonwoo langsung berdiri, mengangkat tangan kirinya dan meletakkan telapak tangan kiri tersebut tepat didada, Wonwoo berujar layaknya seorang prajurit yang sedang absen di barak. "Kwon. Soon. Young. Lahir di Namyangju, tanggal 15 Juni tahun 1996. Seumuran denganku!" teriaknya heboh ketika mengatakan kalimat terakhir.

Busted PurposelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang