15. Past pt.2

1.7K 215 0
                                    

Putri xena terdiam sambil menunduk saat sang ibu sekaligus ratu negeri sihir yang saat ini tengah berbaring lemah di tempat tidurnya memegang erat tangan xena yang dingin.

"Putri xena, apa kau bisa berjanji pada ibu mu ini? Jika ibu mati, ibu ingin melihatmu bahagia, ibu ingin kau yang menjadi pemimpin di negeri sihir ini. Jagalah negeri ini seperti ibu menjagamu sedari kecil, cintai lah rakyatmu dan jangan membuat mereka tersiksa" Ucap sang ratu

Putri xena mengangguk tapi dalam hatinya, ia sangat khawatir. Jika sang kakak putri cheara tahu, ia pasti akan marah besar pada xena.

"Lalu bagaimana dengan putri cheara bu. Bukankah seharusnya ia yang akan jadi pemimpin negeri ini?" Tanya xena dengan takut takut

Sang ratu menggeleng lemah sambil mengeratkan pegangannya pada xena.

"Tidak, ibu tahu seperti apa putri cheara, ibu takut jika ia yang jadi pemimpin di sini, rakyat akan tersiksa dengan ambisinya. Putri cheara tak akan tahu, karena saat pelantikanmu nanti, putri cheara akan menikah dengan pangeran di negeri seberang dan akan tinggal di sana. Jadi kau tenang saja" Ucapnya

Putri xena sekali lagi hanya bisa mengangguk walau hati merasa gelisah. Bagaimana jika cheara tahu, maka tamatlah riwayatnya.





Skip>>>>



Davian yang tengah berdiri di samping pohon besar di dekat taman tempat putri xena berdiam diri kini melihat ke arah xena dengan ekspresi bingung. Bukankah beberapa waktu yang lalu xena terlihat senang dan bahagia tapi kenapa saat ini ia terlihat murung, ada apa dengannya? Pikir davian.

Davian lalu tersenyum lebar sambil berjalan mengendap endap untuk mendekati xena tapi langkah kakinya terhenti saat seseorang lebih dulu mendekati xena.

Davian berdecak kesal lalu berbalik pergi setelahnya.








Putri xena tersenyum cerah sambil berdiri dari duduknya saat sosok yang di tunggunya kini datang menemuinya, sosok itu tak lain ialah sehun, lelaki yang di temuinya di hutan kemarin.

"Kenapa kau lama sekali? Aku lelah menunggumu di sini" Ucap xena dengan kesal walau kenyataannya ia tak sungguh kesal namun hanya pura pura kesal untuk menggoda sehun

Sehun tertawa pelan sambil mengacak rambut xena.

"Ini untukmu" Ucap sehun sambil menyodorkan bunga mawar putih pada xena yang tadi ia sembunyikan di belakangnya

Xena tersenyum lebar lalu menerima bunga pemberian sehun.

"Terima kasih atas bunganya" Ucap xena

"Dan terima kasih atas senyumannya" Balas sehun

Dan lagi lagi xena tersenyum lebar akan gurauan sehun.

"Ada apa memanggilku kemari?" Tanya sehun

Xena mendudukkan dirinya lalu menunduk dengan sedih.

"Ibuku saat ini sedang sakit parah dan itu membuatku sedih tetapi aku juga takut, bagaimana jika ibuku meninggalkanku, apa yang harus aku lakukan. Setahun yang lalu ayahku meninggalkan ku untuk selama lamanya karena sakit yang sama yang di derita ibu dan sekarang ibuku. Dan juga, ibu menunjukku untuk memimpin negeri ini" Ucap xena sambil menceritakan akan kebimbangan hatinya pada sehun

Sehun mendudukkan dirinya di samping xena lalu mengelus rambut xena dengan pelan.

"Jika saatnya sudah tiba, kau harus merelakan ibumu. Tepatilah tanggung jawab yang di berikan ibumu dengan begitu, ibumu tak akan pernah menyesal memilikimu sebagai anaknya. Aku tahu kau gadis yang baik dan juga kuat, dimana pun kau berada dan siapapun dirimu, orang orang di sekelilingmu akan menyayangimu dan menjagamu" Ucap sehun sambil menghibur xena

Golden Key & Black WingsWhere stories live. Discover now