Part41

1.1K 33 4
                                    

Yang terjadi biarlah terjadi, kita hanya harus menghadapi bukan menghindari. Menghindar sama saja dengan menunda, menunda kehancuran.

💅💅💅

Hanny terduduk di lantai, ia menangis pilu, orang tuanya resmi bercerai, dan gilanya? Ibunya sudah menyebar surat undangan pernikahan dengan ayah Angel.

"Kenapa hidup gue gini amat? Persahabatan, keluarga bahkan percintaan semuanya hancur," teriak Hanny.

"Gak ada satupun yang sayang sama gue, mereka tinggalin gue sendiri, kenapa Mama egois? Kenapa mama sama papa jalanin sidang perceraian tapi gue gak tahu? Kenapa semuanya terasa rumit?"

Tangisan pilu seorang Hanny Keyla Nadila terdengar sangat menyedihkan.

Hanny memandang ruang keluarga di rumahnya, biasanya hangat penuh canda tawa, kini sunyi. Tak ada satupun orang.

Daffa kakak kesayanganya, ikut dengan ayahnya menyelesaikan pekerjaan. Kakaknya itu memilih untuk menyibukan diri.

Lily? Adik manja yang selalu memecah keheningan kini tak ada, dia dibawa oleh Suci pergi dari rumah. Suci memilih tinggal di Apartemen yang dibelikan oleh Robert.

"Kenapa gue gak mati aja? Percuma idup kalau penuh sama penderitaan." Hanny berteriak kecang.

Tak lama, Audy berlari memeluk Hanny. Audy berniat mengajak Hanny bermain, tapi alangkah terkejutnya saat mendengar teriakan Hanny.

"Han, sabar Han," ucap Audy.

Hanny memeluk Audy erat, menyalurkan bebanya pada Audy.

"Hidup gue hancur Aud," ucap Hanny.

"Loe masih punya gue Han," ucap Audy.

"Lebih baik gue mati Aud," ucap Hanny.

"Han loe jangan ngomong gitu," ucap Audy.

"Gue sama mama gue emang perusak, gue rebut Rizki dari Angel, mama rebut Papanya Angel dari Mamanya," ucap Hanny.

"Han, loe gak tahu kisah sebenarnya kayak gimana, sekarang mendingan tenangin diri dulu yuk," ucap Audy.

Audy membawa Hanny ke kamarnya, membiarkan gadis itu tertidur karena lelah menahan sakit dan mengeluarkan air mata.

Audy membuka aplikasi berwarna hijau di gawainya, dia mengetikan sesuatu disana.

Audy meraih sticky notes milik Hanny, ia menulis sebuah pesan disana. 'Gue pergi dulu, ntar kesini lagi. Jangan kemana-mana -audy'

Audy mengendarai mobilnya menuju tempat yang ia janjikan pada seseorang dibalik aplikasi hijau itu.

Audy memasuki cafe yang dia maksud.

"Mbak, private room atas nama Audya."

Pelayan cafe itu langsung mengantar Audy ke tempat yang dia maksud.

Audy memasuki ruangan itu, tak lupa dia juga memesan makanan kesukaannya.

Tak lama beberapa orang datang menghampiri Audy.

Mereka duduk di dekat Audy.

"Ada apa Au?" tanya salah satu dari mereka.

"Kalian udah pesan makanan?" Audy balik bertanya.

"Udah Dy."

Mereka adalah Rizki, Arka, Prilla dan Farist.

"Jadi gimana ini Aud? Kenapa minta kita kumpul dadakan lagi. Bukanya loe udah lepasin diri dari kita," ucap Arka menohok.

"Diem Ka, ini bukan soal persahabatan kita dulu. Tapi ini soal Hanny dan Angel," ucap Audy.

"Hanny dan Angel?" tanya Rizki.

"Orang tua Hanny cerai, dan parahnya mamanya Hanny udah sebar undangan pernikahan sama Papanya Angel."

Ucapan Audy membuat empat orang itu menggeleng tak percaya.

"Loe serius Dy? Jangan bohong."

"Serius, ini gue abis nenangin Hanny, sekarang dia lagi tidur," ucap Audy.

"Terus sekarang gimana?"

"Gue minta Prilla sama yang lainnya jagain Angel, dan loe Ki, gue mohon loe terus jagain Hanny, dia kesepian sekarang." Audy menatap Rizki, " Mamanya bawa Lily, mereka tinggal di Apartemen pemberian Papa Angel. Sedangkan kakak dan papa Hanny milih ngurusin pekerjaan."

Prilla terdiam mendengar penuturan Audy, dia menjadi sangat khawatir pada Angel, bagaimana keadaanya?

"Gue pasti bakalan jagain Hanny, apalagi setelah tahu keadaannya kayak gini," ucap Rizki.

"Apa Angel dan Hanny bakal bertengkar?" tanya Farist.

"Gue harap sih enggak, soalnya mereka berdua itu korban," ucap Arka.

Mereka pun terus berbincang serius mengenai Hanny dan Angel.

********

"Gue gak nyangka Papa setega ini," ucap Angel.

Savia mengelus pundak Angel, menguatkan gadis itu.

Berbeda dengan Hanny, Angel terlihat lebih tenang, tak ada air mata yang ia keluarkan. Angel mengetahui hal ini sudah lama jadi dia merasa biasa saja, karena hal ini pasti terjadi.

"Mungkin ini yang terbaik Ngel, kita cuma bisa mendoakan apapun yang terbaik untuk Mama ataupun Papa," ucap Azhar.

Angel mengangguk, "Iya Zhar. Cuma gue mikirin keadaan Hanny sekarang."

"Dia pasti sama kecewanya kayak kamu Ngel," ucap Savia.

"Gue harap kita gak saling benci, karena ini kesalahan orang tua," ucap Angel.

Azhar mengangguk, sepupunya ini berpikir dewasa.

"Sav, nanti temenin gue ke butiknya Vanka ya, gue mau beli baju yang spesial buat nikahan Papa," ucap Angel.

Savia mengangguk, "Iya Ngel."

Savia terharu melihat sikap Angel, Angel begitu dewasa menghadapi masalahnya.

"Ah iya, Mama bakalan tinggal di singapura beberapa bulan ini, gue cuma bisa berharap Mama nemuin kebahagiaannya disana," ucap Angel.

"Iya Ngel, intinya sebagai anak kita cuma bisa ngedukung apapun keputusan mereka," ucap Savia.

"Makasih Vi." Angel memeluk Savia erat.

"Sama-sama."

Azhar hanya tersenyum melihatnya, dia sangat senang memiliki wanita sebaik Savia.

"Zhar, kak Inge mulai tinggal sama loe-kan?" tanya Angel.

Azhar mengangguk, "Iya, dia juga akrab banget sama Risya."

"Gue ikut seneng dengernya, gue juga berharap mama baru gue nanti sebaik Ayah loe ke kak Inge," ucap Angel.

Savia dan Azhar mengamini ucapan Angel.

/////

Hallo, konfliknya Hanny nih hmm:v

Vote, komen and share yaa!!!

Lav u full.

Yang sedang patah hati,
Zie'(










Smart Girl VS Ketua MPK ✅Where stories live. Discover now