46

761 26 14
                                    

Fase paling menyakitkan dari mencintai adalah kehilangan dan dikhianati.

🐼🍭🐼

Baju serba hitam, bendera kuning berkibar di depan sebuah rumah, suasana mencekam, penuh tangisan.

Hari ini jenazah Savia dibawa ke rumah, dan akan dimakamkan.

Keluarga, sahabat, kekasih, dan teman-teman sekolahnya menangis pilu di kediaman Savia. Savia memang murid baru, tetapi dia begitu berkesan.

Venus, si ratu sekolah datang, dia juga menangis dipelukan Mars, Venus adalah teman sebangku Savia.

"Aku gak nyangka Via pergi secepet ini," lirih Venus.

"Hidup dan mati udah ada yang nentuin Ve," ucap Mars.

Azhar, pria itu diam, bahkan tubuhnya terasa lemas sekedar memasok air matapun sudah tak kuat.

"Zhar yang sabar ya," ucap Vano menepuk pundak Azhar.

"Hidup dan mati, perihal itu kita gak ada yang tahu," ucap Adit.

"Kita bakal ada buat loe Zhar, ikhlasin Savia," ucap Randy.

Azhar tak merespon apapun, Azhar seperti raga yang kehilangan jiwanya.

Tak lama, jenazah Savia selsai dikafani.

Duduk melingkar.

Membacakan untaian do'a.

"Zhar ikut ke pemakaman?" tanya Randy.

Azhar hanya mengangguk kecil.

Jenazah Savia dibawa ke pemakaman elite di kotanya. Azhar pergi bersama sahabat-sahabatnya. Mereka tahu Azhar sangat terpukul.

Pemakaman usai, hanya tersisa beberapa orang disana.

Orang tua Savia, Resya juga keluarga Rizki memilih meninggalkan pemakaman. Tersisa Azhar dan teman-temannya.

"Zhar ayo kita pulang, ini udah tiga jam loh," ucap Randy.

"Duluan."

Mereka sangat miris melihat keadaan Azhar, matanya sembab karena tangis.

"Kita duluan ya Zhar," pamit Lazgassashabie.

Azhar diam bersama Randy.

"Hallo Sayang, kamu pasti masih bisa lihat aku kan?"

"Kamu tahu Sa? Aku selalu berharap kita bakal sama-sama di setiap waktunya, aku selalu berharap kamu ada dalam hangatnya dekapanku."

Air mata Azhar kembali lolos.

"Sa, kalau emang ini takdir yang paling baik, maafin aku gak bakalan bisa kunjungin makam kamu sering-sering, aku mau pindah Sa. Berat kalau aku tetep disini, liat jejak kenangan yang kita punya."

"Sa, aku sayang banget sama kamu, sampai kapanpun itu. Semoga kita bertemu di tempat dimana kita bisa kekal. Selamat tinggal Savia Jovita Edlyn."

Azhar mencium batu nisan Savia, terimakasih Savia, telah memberi warna dalam kehidupan yang awalnya monoton.

Terimakasih Savia, telah hadir dan menyembuhkan hati yang luka.

Terimakasih Savia, telah menyatukan kepingan yang pecah.

Selamat jalan Savia Jovita Edlyn.

**********

"Mau kamu apalagi? Gak cukup kamu larang aku ketemu Savia?" Rizki berteriak.

"Maafin aku Ki," ucap Hanny pelan.

"Maaf? Setelah loe bikin gue gak punya waktu sama Savia, sampai akhirnya dia ninggalin gue, loe bilang maaf?" Rizki membentak Hanny.

Hanny menangis dibuatnya.

"Aku cuma gak mau kamu balik lagi kepelukan dia Ki! Cuma itu," pekik Hanny.

"Loe egois Han!"

"Kamu juga egois, kamu gak ngertiin aku sebagai pacar kamu!

Hanny terduduk lemah di lantai.

"Nangis, lemah, itu senjata loe hah?! Mikir Han."

"Aku harus ngapain biar kamu maafin aku Ki? Aku capek, aku pusing," lirih Hanny.

"Pusing? Lebih pusing mana sama gue yang sekarang kehilangan orang yang gue sayang," ucap Rizki.

Hanny bangkit dari duduknya.

"TERUS KAMU MAU GIMANA? NYALAHIN AKU? INTROSPEKSI DIRI DONG! JANGAN NYALAHIN ORANG TERUS." Hanny menapar Rizki.

"Cewek gila," desis Rizki.

"Rizki Hanny, Stop!"

Audy datang.

"Duduk kalian!"

"Hak loe apa nyuruh-nyuruh gue?" tanya Rizki.

"Duduk loe berdua," ucap Audy, penuh penekanan.

Mereka duduk di sofa ruang keluarga di rumah Hanny.

"Kalian berdua goblok hah? Rizki gue tahu loe kehilangan Via, tapi loe jangan gini ngelampiasinnya," ucap Audy

Mereka hanya diam.

"Dan loe Han, egois tahu gak. Sekarang tugas loe tenangin Rizki bukan malah marah-marah."

Hanny menatap Audy, "Ngapain loe bela Rizki? Suka loe?"

"Loe gak tahu apa-apa tentang kita Han! Gue, Rizki, bahkan Savia, sahabatan pas kecil," ucap Audy.

Hanny tertawa keras, "Jadi loe kesini mau mojokin gue? Ternyata loe sahabat cewek sialan itu? Munafik loe Aud. Bangsat."

Audy emosi mendengarnya, niatnya ia ingin menengahi dan sekarang? Malah ia yang kena caci.

"Loe gak inget? Cewek sialan itu rebut Azhar dari gue!"

"Eh Han, Savia sama Azhar deket setelah loe sama Rizki jadian, jangan goblok dong, mau sama dua cowok maruk!" Audy berujar tajam.

"Dan loe? Buat apa gue punya sahabat tolol kayak loe Audy! Bahkan loe belain cewek sialan itu."

Audy menatap Hanny tajam, kini emosinya naik.

"LOE BILANG GUE GAK BELAIN LOE?! LOE PIKIR GUE GAK TAHU SIAPA YANG BIKIN SAVIA DROP PAS DIA SAKIT? LOE YANG TEROR DIA, GUE TUTUPIN. LOE JUGA PUNYA RENCANA JAHAT GUE TUTUPIN. ITU YANG NAMANYA GAK NGEBELAIN? "

Hanny diam, dia tak mampu menjawab apa-apa.

"Gue gak nyangka loe sebusuk ini Han," ucap Rizki.

"Tapi gue lakuin itu karena gue sayang sama Rizki, gue gak mau kehilangan Rizki," ucap Hanny.

"Tapi tetep aja, loe salah Han," teriak Audy.

"Loe juga Aud, ngapain loe bilang gak kenal sama Savia?" ucap Hanny sinis.

"Gu-gue punya alesan kok," ucap Hanny gugup.

"Halah munafik ya munafik aja, gak sudi gue punya sahabat kayak loe," ucap Hanny.

"Eh tolol, gue juga najis punya temen kayak loe, udah munafik, gak tahu malu, egois, murahan!"

"Jaga omongan loe Audya!" Rizki membentak Audy.

"Emang benerkan," ucap Audy.

"Loe gak punya hak rendahin cewek gue," ucap Rizki.

"Gak salah? Loe juga sama, rendahin Hanny tadi, ngaca dong," ucap Audy.

"Pergi loe dari sini!" Rizki mengusir Audy.

"Tanpa loe minta gue bakal pergi," ucap Audy, keluar dari rumah Hanny.

"Han, maafin aku, aku kelepasan tadi," ucap Rizki.

"Iya Ki, maafin aku juga."

Rizki memeluk Hanny erat.

///////

Hi! Apa kabar?

Vote, komen and share.

#dirumahaja.
#socialdistancing

Yang lagi bucin online,
Ziee.

Smart Girl VS Ketua MPK ✅Where stories live. Discover now