-16.STRONG GIRL-

626 54 26
                                    

Takdirku begitu, selalu disakiti oleh orang-orang yang sangat berpengaruh dalam hidupku.

-Tichani Tasikali

-Strong Girl-

Icha bersandar di tembok kamarnya. Ia lagi-lagi memikirkan kehidupannya. Ia sudah lelah. Ia ingin beristirahat sejenak.

Masih teringat sangat jelas bagaimana perkataan ibunya. Bagaimana tatapan benci ayahnya. Dan tidak kepedulian Acha, sang kakak.

Icha melangkah pelan mendekati kasur. Jatuh dari tangga membuat badannya seperti remuk. Bukan hanya itu, kepalanya juga masih merasakan sakit jika ia sedang berjalan.

Icha membaringkan seluruh tubuhnya dan mulai memejamkan mata. Baru dua detik Icha memejamkan mata, Tiba-tiba suara deringan yang berasal dari ponselnya membuat Icha membuka kedua matanya.

Icha mengerutkan kening. Tidak tau siapa yang mengirimnya pesan.

085751xxx
Hai

Icha memilih mengabaikan. Menurutnya mungkin orang iseng yang tidak sengaja mengirim kepadanya. Icha kembali memejamkan mata. Sayangnya ketenangannya harus terusik kembali. Suara ibunya yang memanggil-manggil namanya membuat Icha bergerak menjadi duduk dan berdiri. Walau pening, Icha tetap berjalan menuju pintu kamarnya dan berjalan ke luar.

Bunga terlihat sangat marah. Icha menelan salivanya susah payah. Apakah Icha melakukan kesalahan?

"Kenapa bu, "

"Kamu gak bisa ya gak bikin susah ibu?! Udah tau hidup pas-pasan! Malah pake masuk ke rumah sakit segala!" Icha tertunduk. Ia tau ibunya pasti membahas masalah ini lagi.

"Maaf Bu, "

"Maaf-maaf! Kamu pikir kata maaf bisa nglunasin biaya rumah sakit kamu? Hah?! " Icha diam. Perkataan ibunya sedikit menggetarkan hatinya.

"Dari dulu sampai sekarang kamu emang gak tau di untung ya! Bisanya nyusahin ibu terus! Kamu liat kakakmu, dia bisa kuliah karena kepintarannya! Gak kaya kamu, bisanya nyusahin terus! "

Icha mencoba menahan air matanya yang sudah menggenang di pelupuk mata. Rasanya sakit ibunya mengatakan seperti itu. Padahal Bunga tidak tau, Icha di sekolah mati-matian berjuang biar bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Walaupun banyak sekali hambatan. Salah satunya bullyan satu sekolah.

"Maaf Bu, " Icha tidak bisa mengatakan yang lain. Hanya kata maaf yang bisa ia katakan. Karena percuma jika ia jelaskan, pasti ibunya tidak percaya.

"Sini kamu! "

Icha pasrah. Ibunya menariknya kasar menuju kamar mandi. Tanpa aba-aba, Bunga langsung mengguyur kepala Icha menggunakan air dingin. Bukan hanya itu, Bunga tak segan mencelupkan kepala Icha ke dalam bak mandi.

Icha mencoba mengangkat kepalanya, tapi bukannya keluar malah tambah dalam. Bunga tidak membiarkan Icha bebas begitu saja.

"Rasain kamu! Ini akibatnya kalo nyusahin ibu terus! "

Icha gelagapan di dalam sana. Ia belum menyiapkan pasokan oksigen yang banyak sebelum Bunga mencelupkan kepalanya ke dalam air.

"Astaga ibu! "

Acha datang dengan perasaan tidak karuan. Bisa-bisanya ibunya kejam seperti ini?

Bunga melepaskan cekalannya. Tak ia sia-siakan, Icha langsung mengangkat kepalanya. Nafas Icha memburu. Menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Ibu apa-apaan sih? Kalo Icha kenapa-kenapa gimana? "

Bunga tak menjawab perkataan Acha dan pergi meninggalkan mereka berdua dengan perasaan yang masih kesal.

Strong GirlOnde histórias criam vida. Descubra agora