-20.STRONG GIRL-

500 44 2
                                    

Tidak pernah Icha bayangkan bahwa akan bertemu Marta. Apalagi Marta tak sendirian, melainkan membawa sesosok cewek berambut panjang, memiliki kulit yang putih, tinggi dan tentunya manis.  Icha baru pertama kalinya melihat cewek di depannya. Tapi aneh, cewek ini memakai jaket berwarna hitam dan celana jeans berwarna yang sama. Apa dia suka berwarna hitam?

"Kok kalian bisa bareng? " tanya Marta memecah keheningan.

"Apa urusan lo? " 

"Ck cuma nanya doang cha, " Icha hanya menganggukkan kepalanya. Keheningan kembali tercipta. Dan suasana ini membuat Icha tak nyaman. Apalagi cewek yang di bawa Marta memperhatikan dirinya terus menerus.

"Cha yuk balik, " Ajak Eza tiba-tiba. Sedangkan Icha mengangguk mengiyakan, lagipula dirinya juga tidak nyaman di posisi sekarang.

"Eh--ehh! mau kemana? " Marta mencegah gerakan Icha dan Eza.

"Lo gak denger tadi gue bilang apa? " Eza mengatakan sarkastis. Marta mendengus keras. Seperti sedang memendam kekesalan.

"Cha, lo balik bareng gue aja, " Icha membelalakkan kedua matanya.

"Gak, gue udah bareng Eza, " Marta memperhatikan Eza, kemudian kembali beralih sepenuhnya ke Icha.

"Cha gue---"

"Ta, " Marta menghembuskan nafas lelah.

"Oke-oke, "

Icha dan Eza lekas pergi dari hadapan Marta.

"Dia siapa? pacar lo? " Cewek yang sedari tadi hanya diam kini membuka suara.

"Bukan, "

"Masa sih? "

"Terserah lo deh Tar, "

"Sensi bener dih, " Marta memutar bola matanya malas kemudian melangkah tanpa menunggu Tara.

"Woy Mar! tungguin! "

-Strong Girl-


Icha dan Eza berjalan sepanjang jalan. Mereka tampak kelelahan tetapi tak membuat mereka berhenti berjalan.

"Lo deket sama Marta? "

"Gue? " Icha menunjuk dirinya sendiri.

"Menurut lo? " Icha terkekeh pelan.

"Ada-ada aja lo. Yakali gue deket sama tu orang, "

"Ya kan bisa aja, dia kan ganteng, "

"Ganteng sih, cuman... " Icha menengadah kepalanya.

"Kalo kelakuan jelek, buat apa? " Icha kemudian menatap Eza.

"Lo suka sama dia? " Eza bertanya yang menyebabkan Icha berhenti berjalan.

"Gue? "

"Ya menurut lo cha? " Eza memutar bola matanya malas.

"Kan gue udah bilang tadi, gue rasa lo paham, " Eza menganggukan kepalanya mengerti.

"Kalo gitu sama gue aja, " Eza berujar sambil tersenyum lebar.

"Hah? " Icha menyerngit bingung.

"Pulangnya. Maksudnya, " Eza menjawab kikuk. Hampir aja salah bicara.

Icha tertawa kikuk. "Oke, yu pulang, "

"Eh bentar, " Eza menahan Icha. Icha langsung menurut. "Kenapa? "

"Kek nya ada hadiah, "

"Hadiah? " Icha menyerngit.

Brutttt

"EZA!!"

"HAHAHA. MAKAN TUH HADIAH CHA! "

"SUMPAH KENTUT LO GAK SOPAN! " Icha mengejar Eza yang sudah berlari terlebih dahulu.

-Strong Girl-

"Cha, " Eza memanggil Icha sedikit keras.

"Kenapa? "

"Menurut lo, gue itu gimana? "

"Apa? gak kedengeran za. Lo jangan cepet-cepet bawa motornya. Gak kedengeran, "

"Menurut lo gue itu gimana? " Eza menaikan suaranya.

"Baik, " Eza menyerngit.

"Cuman itu? " Icha menggeleng.

"Enggak, lo itu ngeselin, " Eza tersenyum.

"Cuman itu? "

"Lo itu baik, nyeselin, lucu, tapi--"

"Tapi apa cha? " Eza memotong perkataan Icha.

"Tapi jelek! Hahahah, " Eza mendengus.

"Terserah lo deh ah, "

"Hahaha, enggak za lo ganteng kok, "

"Ah yang bener, " Eza menggoda Icha.

"Dih di kata jelek marah, di kata ganteng malah kek gitu. Nyeselin banget sihh! "

"Lo juga cantik cha, "

"Apa? Gak kedengeran za, "

"Lo jelek, "

"Ezaa!!" Eza terbahak.

-Strong Girl-

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang