29

65.9K 10.7K 5.8K
                                    

Asal gue punya lo dalam hidup gue, itu udah cukup.

— Mandala Deryaspati

***

Jef mati kutu begitu Jennie turun dari mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jef mati kutu begitu Jennie turun dari mobil.

Ini perasaannya saja karena lama tidak bertemu Jennie atau memang perempuan itu terlihat berbeda? Sumpah, seumur-umur mengenal Jennie, Jef belum pernah merasa Jennie secantik pagi ini. Dia tidak mengenakan gandulan gorden kebanggaannya, atau lipstik merah yang membuat resting bitch facenya terkesan makin dingin. Jennie hanya mengenakan kaus lengan pendek, celana panjang dan rambut yang dicepol asal—walau tetap rapi. Tadinya, Jef mengira Jennie akan merasa canggung karena ini pertemuan mereka usai apa yang terjadi di Jepang. Tapi ternyata tidak. Perempuan itu terlihat biasa saja, malah mendekat untuk menyapa Sashi yang berada di sebelahnya.

Jef kecewa.

Sashi lain lagi. Alih-alih mati kutu, dia justru kepingin hilang di telan Bumi saat itu juga. Gadis itu tak bisa menahan ringisannya ketika Ojun dan Dery mulai menapaki tangga di pelataran depan rumah untuk mendekatinya dan Jef. Keduanya terlihat sangat cool, bikin Sashi berasa kontestan Take Me Out yang tengah diperebutkan oleh dua cowok sekaligus. Langkah Ojun dan Dery akan terlihat seperti dicomot dari adegan sinetron remaja masa kini jika saja tak ada suara memanggil dari abang ojek yang terdengar.

"Mas, anu... sepurane tapi sampeyan durung mbayar ongkos..."

Refleks, Ojun berhenti melangkah dan menoleh. "Hah? Bukannya pake Gopay ya, Pak?"

"Wah, ndak tahu, ik. Tapi di sini pilihan pembayaran Mas'e pakek cash."

Ojun buru-buru mengecek ponselnya, disusul wajah merah karena malu karena dia sadar apa yang dikatakan abang ojek tersebut benar. Tergesa, Ojun kembali menghampiri abang ojek tersebut dan memberikan selembar uang padanya. "Makasih ya, Pak."

"Sip, sama-sama. Semoga Mas-nya sukses ya sama Mbak-nya!"

"Saya sih ngarepnya nggak sukses, Pak." Dery menyindir, bikin Ojun terbatuk, sedangkan Sashi langsung buang muka. Wajahnya serasa ditempeli dua setrika panas dan pasti sudah semerah saos tomat sekarang. Untung saja, Jef juga tampaknya sedang salah tingkah karena kehadiran Jennie. Jika tidak, sudah tentu Sashi bakal jadi bahan ledekan bokap gendhengnya yang satu itu.

Kecanggungan yang kental mengisi suasana, bikin mereka terjebak dalam keheningan yang cukup panjang hingga suara mobil lainnya terdengar memasuki halaman rumah yang memang luas. Itu mobil milik Talitha, yang disupiri oleh Jansen dan ditumpangi oleh Felix juga Tamara. Kehadiran ketiganya mampu memecahkan suasana. Terutama Tamara yang berhasil jadi 'penyambung' antara Ojun yang pendiam dengan Jennie juga sepupu Sashi yang lain. Tak lama setelahnya, Jo tiba dengan barang-barang miliknya dan Sashi.

Mereka membagi tugas, mulai bahu-membahu menurunkan serta menata barang, juga membersihkan rumah. Rumah itu sangat terawat, jadi sebetulnya tak butuh kerja banyak untuk membereskannya, selain barang-barang Sashi yang perlu ditata dan dimasukkan ke kamarnya—Sashi memilih satu kamar yang berada di lantai dua, dengan balkon luas yang menghadap ke halaman belakang, di mana terdapat sebuah kolam renang yang lama dibiarkan kering. Tamara bilang tempat itu menyeramkan, seperti balkon rumah di film horor, tapi Sashi tetap teguh pada pilihannya.

Daddy's Day OutWhere stories live. Discover now