31

70.2K 11.1K 3.9K
                                    

Promise is something you can't take lightly. It either makes something, or breaks everything.
So don't promise me anything. Just stay here.

— Acacia Tredayorka T.

***

Jef masih memeluk erat gulingnya saat pintu kamar dibuka tanpa diketuk terlebih dahulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jef masih memeluk erat gulingnya saat pintu kamar dibuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Salah satu alis Jef terangkat, meski matanya masih terpejam—lalu dia ingat, ini pagi pertamanya di rumah baru dimana dia tidak lagi tinggal sendirian, melainkan bersama Sashi dan Jo.

"Dad, bangun! Ayo, sarapan!"

Jef hanya bergumam tidak jelas sebab setengah kesadarannya masih tertinggal di alam mimpi.

"Dad!"

Jef justru kian kuat mendekap guling dan membiarkan selimut terhampar sampai menutupi sekujur tubuhnya. Dia bisa mendengar suara langkah kaki Sashi mendekati kasurnya, disusul selimut yang tersingkap dari bagian kepalanya.

"Dad!"

Jef membuka matanya sedikit, disambut oleh kamar yang remang sebab hanya diterangi oleh cahaya dari lampu tidur di atas nakas sementara gorden tebal yang menutupi jendela belum digeser sama sekali. Tapi dari celahnya, Jef tahu matahari tengah mulai meninggi di luar, seiring dengan waktu yang merambat menuju siang.

Jef harus mengakui, anak perempuannya terlihat seimut itu di pagi hari. Rambutnya sudah lebih panjang dibanding ketika pertama kali Jef bertemu dengannya, membuat dahinya jadi lebih terlihat dan otomatis, itu bikin Sashi tampak lebih dewasa. Gadis itu telah mengenakan seragam sekolahnya, menguarkan bau parfum floral dengan sedikit sentuhan aroma manis yang lembut menyapa hidung Jef.

"Dad!" Sashi bermaksud mengguncang bahu Jef dengan tangannya, namun lelaki itu justru memegang pergelangan tangan Sashi, menariknya hingga Sashi kehilangan keseimbangan dan tanpa bisa menolak, jatuh begitu saja di atas dada ayahnya. "Ih, apa-apaan sih! Daddy masih bau belek!"

Jef justru mengeratkan dekapannya pada Sashi, membiarkan gadis itu berteriak di lehernya sementara dia mengecup puncak kepala Sashi sebanyak yang dia bisa. "Mwah... mwah... mwah... mwah... mwah..."

"Dad!" Sashi berkacak pinggang ketika Jef akhirnya melepaskannya. Matanya memandang galak, namun Jef justru kembali memejamkan tawa sembari tertawa renyah. Mungkin karena dia baru bangun tidur, suara tawanya terkesan lebih dalam dan berat dari biasanya.

"Wangi bener anak gue..."

"Sarapan, buru!"

"Ogah."

"Kita tuh tinggal bareng biar ada lebih banyak quality time, termasuk bisa sarapan bareng! Nih malah lebih milih tidur! Dad lebih milih kasur apa sarapan sama aku?"

"Kasur."

"Daddy!"

Jef terkekeh, masih merem. "Yaudah, gue sarapan dengan satu syarat."

Daddy's Day OutWhere stories live. Discover now