44

136K 12.6K 13K
                                    

"It wasn't a battle, it was just life. Cancer may have taken almost everything from me, but one thing for sure; it never took you. I consider that as a super big victory."

—Patricia Gunawan

***

(jangan sedi lagi sheyenk)

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

(jangan sedi lagi sheyenk)

Queen Victoria Gardens.

Belasan tahun sebelumnya.

Dari semua musim yang ada, Jef paling menyukai awal musim gugur. Udara tidak lagi sepanas sebelumnya, namun masih cukup nyaman buatnya beraktivitas tanpa harus mengenakan pakaian berlapis-lapis. Hari itu, dia sengaja keluar dari flatnya di pagi hari, meninggalkan Jennie yang masih ngorok di kamarnya selepas menghabiskan hampir sepanjang malam untuk minum-minum di pub setelah kena semprot executive chef di restoran tempat mereka melakukan apprenticeship. Rencananya sih, Jef mau jalan bareng salah satu cewek Jepang yang seangkatan lebih muda darinya.

Mereka janjian bertemu di Queen Victoria Gardens.

Jef tiba di sana lebih dulu, langsung mengeluarkan Nokia N95 dari sakunya, bermaksud mengirim pesan teks. Tapi pesan teks itu belum lagi terketik tatkala tiba-tiba, Jef merasakan seseorang meraih salah satu jarinya, lalu menggenggamnya erat. Refleks, lelaki itu menoleh, mendapati sesosok bocah perempuan berambut sebahu yang sedang memegang jari telunjuknya dengan lima jari mungil. Bocah itu menengadah, menatap Jef dengan mata berkaca-kaca seakan dia hampir menangis.

"What the he—" Jef menghela napas, menahan kata kasar yang hampir terlontar dari mulutnya secara refleks. "What are you doing, little one?"

"Mamiku... mamiku... hilang..." anak itu merengek dalam bahasa Indonesia.

"Hah?"

"Om, cariin Mami aku..."

Oke, Jef sudah boleh panik sekarang?

Dia tidak punya pengalaman dengan anak kecil dan sejujurnya, paling benci anak kecil. Sebagian besar anak kecil yang berjumpa dengannya pasti lebih memilih menjauh, enggan menatap apalagi sampai digendong oleh seorang Jeffrey Gouw. Elmira, keponakan Jef yang pertama bahkan menangis kencang ketika Jef mendekatinya dengan maksud memberikan hadiah Natal. Selain itu, anak kecil juga berisik. Belum lagi kalau mereka mengompol, atau menginginkan sesuatu. Jef lebih suka dipaksa bekerja belasan jam di dapur tanpa istirahat daripada menjaga anak kecil selama lebih dari dua jam.

"Sorry, I don't understand what you're saying. Let's just go to information center or police station nearby, okay?"

"Pake bahasa Indonesia aja, Om!"

"Sorry, I—"

"Aku tau, Om itu pasti orang Indonesia! Soalnya rambutnya sama kayak aku! Kalau Om bukan orang Indonesia, rambutnya warna-warni, nggak hitam! Kayak Om-om yang punya anjing tadi, rambutnya kuning... merah... cokelat... biru—eh biru mah nggak ada ya. Permen Jagoan Neon doang yang biru..."

Daddy's Day OutUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum