Membuat Dialog (2)

230 50 2
                                    

3. Penggunaan tanda seru di akhir dialog

Tanda seru biasanya digunakan untuk menegaskan, memberi peringatan, ungkapan marah dan berteriak.

Perhatikan contoh A!

“Pergi dari rumahku sekarang.” bentak Ray. ❎

“Pergi dari rumahku sekarang!” bentak Ray. ☑️

Kenapa contoh awal salah dan contoh kedua benar?

Lihatlah narasi setelah dialog. Di situ, narasinya adalah “Bentak” yang mana sudah pasti intonasinya tinggi, bukan? Untuk itulah, tanda bacanya menggunakan tanda seru (!).

Perhatikan contoh B!

“Aku tidak sejahat itu!” ucapnya lirih. ❎

“Aku tidak sejahat itu …” ucapnya lirih. ☑️

Kenapa contoh awal salah? Padahal, itu sebuah bentuk penegasan. Dia menegaskan bahwa dia tidak sejahat yang orang kira. Yup! Kalau dilihat dari segi ungkapan memang benar. Lalu apa yang salah? Narasinya. Coba perhatikan lebih detail. Penulis memberi narasi ucapnya lirih.” yang mana kata lirih intonasinya rendah. Tidak sesuai dengan pengertian tanda seru itu sendiri, bukan? Jadi, harus di perhatikan baik-baik ya, guys.

Catatan: Apabila ingin menggunakan contoh B (contoh salah), maka setelah dialog tidak usah menggunakan narasi lagi. (Tanpa ucap lirih).

“Aku tidak sejahat itu!” 

Saja.

4. Penggunaan tanda tanya di akhir dialog

Tanda tanya digunakan untuk melengkapi kalimat tanya.

“Sedang apa kamu di sini?”, Tanya Kana. ❎

“Sedang apa kamu di sini?” tanya Kanza. ☑️

Contoh awal salah karena setelah tanda petik di akhir dialog tidak perlu diberi tanda baca apapun.

Dan lagi, huruf awal dalam narasi menggunakan huruf kapital, yang mana seharusnya menggunakan huruf kecil.

Catatan: Setiap dialog yang menggunakan tanda tanya atau tanda seru, narasinya diawali dengan huruf kecil, karena kalimat itu belum berakhir, serta belum diakhiri tanda titik (.).

Perhatikan contoh:
“Apa kau yang melukainya?” Melirik ke arah wanita di sampingnya. ☑️

Kenapa huruf awal dalam narasinya kapital? Yup! Karena sudah beda kalimat. “Melirik wanita di sampingnya” dikatakan sebagai kalimat baru.

Berbeda apabila kalimatnya seperti ini:

“Apa kau yang menyukainya?” tanya Arya melirik wanita di sampingnya. Betul! Karena diawali dengan kata seperti (tanya, selidik, dll). Dan itu dikatakan masih dalam satu kalimat.

5. Tanda Elipsis/Titik tiga (…)

Tanda ini biasanya digunakan untuk memberikan jeda pada dialog.

Contohnya : “Jadi … kau benar-benar menolakku?”

Perhatikan teknik penggunaannya. Cara menggunakan elipsis dalam dialog adalah ketika ada jeda dalam dialog tersebut. Sebelum menggunakan elipsis, beri spasi terlebih dahulu. Setelah menggunakannya pun beri spasi lagi. Kemudian silahkan mulai kata selanjutnya. Ingat, kata baru setelah elipsis huruf awalnya harus kecil.

Lihat contoh untuk pehamaman lebih detail.

Nah, bagaimana bila elipsisnya berada di akhir?
Perhatikan contoh di bawah ini.

Contoh 1
“Jangan menangis lagi. Kumohon ….” ☑️

Contoh 2
“Jangan menangis lagi. Kumohon …” ucap Bima pelan. ☑️

Apabila elipsisnya berada di belakang dan tidak ada narasi lagi setelahnya, maka gunakan contoh 1.

Kok titiknya empat bukan tiga? Yap! Tiga titik pertama adalah elipsis, dan satu titiknya lagi adalah tanda baca.

Nah, apabila elipsisnya berada di belakang dan ada narasi lagi setelahnya, maka gunakan contoh nomor 2. Yang mana hanya terdapat tanda elipsis di sana.

Pemateri: Nadykeyr

•••

Jika pembaca sekalian menemukan kesalahan atau ingin menanyakan pertanyaan seputar pembahasan, silakan tinggalkan komentar di bawah, ya. Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Catatan MenulisOnde histórias criam vida. Descubra agora