1

15.1K 732 68
                                    

🍂

🍂🍂

🍂🍂🍂

🍂🍂

🍂

Tut tut tut..

"Cepat, tangani pasien, maaf nyonya anda harus menunggu diluar"

Brakk..

Suara pintu tertutup perlahan, entah apa yang terjadi didalam sana, yang pasti kini Ana bersama dengan sang ibu sedang berharap cemas tentang keadaaan sang ayah. Pintu perlahan terbuka kembali setelah kurang lebih satu jam mereka menunggu dan membiarkan seorang dokter dan juga beberapa perawatnya menangani sang ayah, wajah kalut penuh dengan kekhawatiran itu segera datang menemui sang dokter yang sudah menunggu tak sabar ingin memberitahu kabar sang ayah.

"Bagaimana dok ?"

Tanyanya namun dokter itu hanya memandang sendu gadis berhijab cokelat didepannya.

"Maaf nona, ayah anda mengalami penyumbatan di jantungnya, kami sarankan agar ayah anda segera melakukan operasi jika tidak..."
Dokter itu menunduk merasa tak dapat mengucapkan kalimat yang sangat menyakitkan setelahnya.

Ana yang melihat ini hanya bisa menguatkan diri dan juga sang ibu yang memang sejak tadi tidak pernah berhenti menangis.
"Tidak dok, lakukan yang terbaik untuk ayah saya, tolong selamatkan dia, aku janji aku akan membayar berapapun biaya yang harus dikeluarkan, aku janji"

Pinta Ana pada sang dokter, namun peraturan tetaplah peraturan, tidak akan ada operasi yang dilakukan jika tidak ada uang sebagai asuransi kesehatan untuk sang ayah.

"Maaf nona, anda bisa membicarakan hal ini dengan pihak administrasi "
Ucap sang dokter lalu pergi meninggalkan keduanya. Ana merasa bahwa dunia sangat kejam padanya dan juga keluarganya.

"Ibu, Ibu tidak perlu khawatir, Ana akan berusaha mencari uang untuk pengobatan ayah"

"Tapi bagaimana nak ? Kau tahu bukan biaya operasi itu sangatlah besar, bagaimana bisa kau mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat"

Ana diam sejenak, ibunya benar, uang yang diperlukan untuk operasi ayahnya sangatlah besar sedang ia hanya seorang guru taman kanak kanak yang memang pendapatan dari sanapun sangatlah kecil, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya pun Ana harus rela meluangkan waktunya untuk pekerjaan sampingan.
Tak ingin membuat sang ibu khawatir Ana menatap dengan yakin pada sang ibu.

"Bu, ibu bilang bahwa Allah akan senantiasa menolong hambanya bukan ? Ana yakin Allah pasti menolong kita bu, Allah tidak akan membiarkan hambanya mengalami kesulitan"
Ucapnya dengan penuh keyakinan, memang sejak kecil Ana selalu dididik oleh sang ayah agar selalu mementingkan agama, ayahnya pernah bilang bahwa 'ketika kita mengejar dunia maka kita akan melalaikan akhirat, namun ketika kita mengejar akhirat maka dunia akan ikut bersamanya' itu adalah kalimat yang selalu Ana ingat dalam hidupnya.

"Ibu tidak perlu khawatir, Ana akan segera membawa uang itu, dan ayah akan segera dioperasi"
Ucapnya disertai dengan sedikit senyumam, senyum yang sangat menenangkan siapapun yang melihatnya.

Sang ibu hanya bisa berucap bangga pada sang putri setidaknya ia memiliki putri yang sangat menyayanginya dan juga ayahnya melebihi apapun.
"Ibu akan selalu mendoakan mu nak"
Ucap sang ibu dalam pelukan.

Ana [Jjk-BTS] // ENDWhere stories live. Discover now