32

4.3K 365 14
                                    

.

.

.

.

"Maaf, eommeonim aku rasa aku tidak bisa mengikuti saranmu"
Jungkook, pria itu akhirnya memutuskan, selama beberapa hari ini dia memikirkan hal ini, bahkan saat diJepang pun demikian.
Sejujurnya Jungkook hanya ingin agar putranya sedikit merasakan kasih sayang seorang ibu walau pada akhirnya mungkin Ji Hyun akan tumbuh tanpa seorang ibu tapi setidaknya dia pernah merasakannya bukan, lagipula dia juga tidak bisa semena mena pada Ana, setidaknya Jungkook masih memiliki hati untuk gadis itu tetap berada disisi putranya.

"Kau ini bicara apa ? Kook pikirkanlah baik baik"

Jungkook menatap wajah wanita dihadapannya lantas mengukir seutas senyum yang begitu tipis seolah keputusannya kali ini adalah yang terbaik.

"Eommeonim, aku mohon, ini adalah keputusanku dan aku harap eommeonim juga bisa menghargai keputusan ini"

Munhee tak senang, dia begitu membenci pria didepannya, dan kini kebenciannya pada Jungkook bertambah saat bagaimana pria itu mulai menentang semua perintahnya.

"Aku tahu, mungkin eommeonim akan merasa kecewa terhadap keputusanku, tapi aku mohon beri dia waktu, bagaimanapun dia yang mengandung Ji Hyun, aku_"

"Kau mencintainya Kook ?"

Munhee menyela, Jungkook terdiam, pertanyaan yang selama ini tak di harapkan kini terdengar oleh rungunya. Pertanyaan yang bahkan tak pernah difikirkannya, kini pertanyaan itu terputar dikepalanya, menggema seolah meminta jawaban dari sang pemilik raga.

Tawa hambar lantas terpatri diwajahnya, dia tidak tahu akan menjawab apa, hanya saja dia melakukan hal ini karena memikirkan Ji Hyun.
"Eommeonim, apa yang_"

"Huh, sudah kuduga, kau bahkan tak ingat dengan Nayeon yang mungkin begitu sedih melihat hal ini. Ji Hyun, dia adalah putra Nayeon bukan gadis itu. Kau tidak lupa dengan tujuanmu bukan ? Sekarang kau sudah mendapatkannya lalu untuk apa kau masih mempertahankannya ? Aku tidak tahu apa yang kini ada difikiranmu kook, tapi aku harap kau benar benar memikirkan hal ini, jangan sampai kau mengambil langkah yang salah dan membuatmu  terjebak kembali pada keterpurukan"

Jungkook terdiam, nyatanya semua yang Munhee katakan ada benarnya, dia tidak ingin mengalami kesedihan untuk kedua kalinya dan Nayeon, ya bahkan untuk sesaat dia melupakan gadis yang begitu dicintainya.

"Aku akan menemuimu lagi nanti"

Munhee bangkit setelah sebelumnya menepuk pelan pundak Jungkook lantas melangkah pergi meninggalkan pria bermarga Jeon itu sendiri diruangannya.

.

.


Jam menunjukkan hampir tengah malam, namun itu tidak membuat seorang pria enggan meninggalkan ruang kerjanya.
Pekerjaan yang begitu banyak membuat dirinya terpaksa harus bekerja lebih giat lagi, padahal jika diingat dia bahkan baru pulang dari Jepang.

Ya Jungkook, pria itu masih setia menatap layar notebooknya, banyak sekali tulisan dan coretan ditiap dokumen didepannya. Seharusnya dia bisa menyelesaikan ini dengan mudah tapi entah apa yang terjadi. Seakan otaknya beku Jungkook bahkan tak bisa berfikir dengan benar. Entahlah sejak kejadian sore tadi fikirannya begitu kacau, padahal jika dilihat dari manapun Ana maupun Fahrin hanya mengobrol biasa.

'Aku tidak sedang cemburu bukan ?'

Mungkin kalimat itulah kini berputar dikepala pria bermarga Jeon itu. Memejam sekilas lantas menarik nafas panjang Jungkook menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, melelahkan sungguh.

Ana [Jjk-BTS] // ENDWhere stories live. Discover now