Epilog

122 11 4
                                    

"Antara Aku, Kamu, dan Tuhan"

"Aku mengerti apa itu cinta sejak kehilanganmu. Diantara dua pilihan; kamu atau Tuhan, aku harus mati berkali-kali untuk memutuskan. Padahal, yang perlu aku pilih hanya Tuhan."

Rara's POV

Dua hari lalu, di malam gue melihat pengajian, gue baru mengerti itu adalah prosesi menuju akad nikah Aldo dan Kayla. Saat itu gue menangis. Menangis dengan puas. Gue berjanji pada diri gue sendiri untuk baik-baik aja, ini semua gak apa-apa.

Ini udah jalan yang bisa gue terima. Gue udah putus lama sama Aldo, gue punya Leo yang selalu ada sama gue disaat gue sedih, Aldo ketemu Kayla seiman dan gue yakin dia pantes. Dan ya udah, gue terima ini dan ini sekali bukan kesalahan siapapun.

Gue menemukan satu keyakinan bahwa ini terjadi bukan tanpa alasan.

Berat sekali untuk bertahan, semua tau bagaimana gue kehilangan pikiran dan dimakan oleh depresi. Obat yang habis dan harus dibeli lagi, tangan yang banyak bekas luka karna penuh irisan, dan nyawa yang hampir melayang karena meminum racun.

Gue selamat dari kematian berkali-kali, bangkit dan melihat dunia lagi setiap kali gue ingin pamit. Gue bahkan udah ucapkan salam perpisahan pada dunia tiap kali sekarat, tapi nyatanya gue masih bertahan.

Gue pernah mencoba menebak permainan Tuhan. Jika gue ingin mati, Dia pasti membiarkan gue hidup. Dan saat gue ingin hidup, dia akan membuat gue mati. Gue berpikiran buruk terhadap Tuhan, yang jelas-jelas ini salah.

Lama gue cari jawaban, mengapa Tuhan sering memberi kita ujian? Mengambil apa yang kita sayang, memberikan apa yang kita tidak mau.

Kenapa? Katanya Tuhan sayang?

Gue, si gila yang depresi ini mencoba menyelami diri gue sendiri. Karna jawabannya, ada dalam hati.

Saat kita berpikir orangtua jahat karna tidak mengizinkan kita bermain pisau, itu adalah karna mereka takut kita terluka. Padahal, jika mereka memberi kita pisau dan menunjukkan cara menggunakannya dengan baik, mungkin kita bisa jadi chef.

Sedangkan Tuhan, memberikan semua kepahitan, kesakitan, dan masalah bersama dengan cara penyelesaiannya. Kita saja yang tidak tau. Tuhan terkesan memberikan masalah, padahal itu lengkap dengan jalan keluarnya. Tergantung pada kita aja. Kita hanya salah mengartikan.

Gue disaat harus bertemu Aldo, pacaran lima tahun sama dia. Gue selalu dibilangin untuk putus sama dia sama ortu gue, tapi mereka gak bilang kenapa. Gak ada alasan apa-apa, gue terus dikasih tau untuk gak perlu sama Aldo.

Dulu gue bingung kenapa gue sama Aldo susah untuk bareng, kayak ada aja masalah yang emang gue mikir akan bisa selesai kalau kita putus.

Gue menebak sendiri, apa karna Aldo orang kaya? Gue cuma orang biasa? Apa karna Aldo pinter dan gue engga? Apa ortu gue takut gue akan diremehkan keluarga Aldo?

Ternyata seiring berjalannya waktu, gue tau kalau gue sama dia ini bukan berbeda sebatas hal duniawi. Saat kita berpikir surga, itu beda. Saat kita berdo'a, itu beda.

Aldo menyadarkan gue makna cinta yang sebenarnya, melalui perjalanan panjang yang bisa mengantarkan gue pada posisi saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Psycho But You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang