7

5.2K 434 29
                                    


Silence

Keesokan paginya, Minato hanya sarapan bersama ketiga keponakannya. Sasuke akhirnya bisa pulang setelah Minato keluar dari kamar Naruto sehabis mendengar penjelasan Naruto dan menyuruhnya untuk pulang saja. Naruto masih belum bergabung untuk sarapan. Setelah semalam menjelaskan yang terjadi pada Minato sembari menangis, ia kembali demam hingga pagi ini demamnya belum turun.

"Uncle. Kami.. Minta maaf"ucap Deidara kala mereka sudah bersiap untuk berangkat setelah sarapan.

Minato menghela nafas, lalu menatap kedua keponakannya, "tidak apa, tapi ini permintaan Uncle. Awasi perempuan Haruno itu, tidak perlu melakukan apa-apa. Hanya awasi. Juga suruh Sasuke untuk menjaga jarak, sepertinya Sasuke akan tertarik ke masalah ini kedepannya."

"Baik Uncle."Gaara dan Deidara berucap bersama.

"Deidara-sama, Gaara-sama"panggil Iruka, "Ini bento untuk kalian. Dan untuk Sasuke-sama juga."

"Arigatou, Iruka-Jii san"Deidara mengambil bento itu lalu pamit pada Minato dan segera berangkat bersama Gaara ke sekolah.

"Uncle, aku juga berangkat"Nagato yang sedari tadi diam akhirnya bersuara.

"Ya, Uncle titip kantor untuk beberapa hari kedepan."ucap Minato. Nagato menganggukkan kepalanya. Dia naik ke kamar Naruto sebentar, memberi kecupan singkat dipipi Adiknya yang sudah jarang ia temui karena pekerjaannya di kantor juga mengawasi pergerakan orang itu.

"Cepat sembuh ya"ucap Nagato. Setelahnya ia segera berangkat.

"Tuan"Kakashi yang baru datang menghampiri Minato. "Apakah ini sudah saatnya?"tanya Kakashi.

"Kita tidak bisa menundanya lagi. Trauma Naru harus disembuhkan agar ia siap, Kakashi. Kau mengerti kan Kakashi?"

"Saya mengerti. Saya permisi dulu"Kakashi pamit untuk menemui psikolog yang sudah ia hubungi beberapa hari yang lalu atas perintah Minato.

***

"Sasuke-kuuun~~"panggil Sakura saat melihat Sasuke berangkat sendiri hari ini. Tidak ada para Namikaze yang mengekorinya. Ia yang sudah sampai di samping Sasuke langsung menarik tangan itu.

"Lepas"Sasuke menyentak tangan Sakura dan melanjutkan kegiatannya mengganti sepatu dalam gedung.

"Ish, Sasuke-kun, kejam sekali."ujarnya dengan wajah cemberutnya.

-Brukh-

Sakura terjatuh saat ada yang menabraknya.

"Oops, maaf. Aku tidak melihat ada orang didepanku" ujar Deidara si pelaku penabrakan dengan wajah sok menyesal.

"Kau!"Sakura menggeram marah.

"Naru tidak masuk?"tanya Sasuke pada Gaara.

"Demamnya tadi malam naik lagi setelah kau pulang"jawab Gaara.

"Sasuke-kun, bantu aku.. aku terkilir.."Sakura yang sedari tadi belum bangkit dari jatuhnya mengulurkan tangannya pada Sasuke, berharap ditolong.

"AW!" Sakura menjerit kesakitan saat Deidara berjalan melewatinya dengan menginjak kakinya.

"Eh? Kau belum berdiri? Kau betah disana ya?"

"Nii.. Sudah bel. Ayo masuk"Gaara berjalan duluan diikuti Sasuke dan Deidara yang sedang memberikan wajah mengejek pada Sakura sebelum menyusul Gaara dan Sasuke di depan.

"ARRRGHH! Siaaall!!!"Sakura menjerit kesal. Ia tidak menghiarukan siswa siswi yang menatapnya heran.

Kau yang sudah menyiram api ke minyak Sakura. Terima saja nasibmu.

SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang