12 - END

5.8K 413 31
                                    




Silence

"Jadi?" Fugaku buka suara duluan setelah kesunyian yang cukup lama menerpa mereka semua yang sedang berkumpul disana. Fugaku sudah menyampaikan perihal ia datang kemari bersama sang istri juga anak sulungnya meski si bungsu juga kebetulan ada disana.

"Aku.. terserah Dei-chan" Minato menatap Deidara. Deidara keponakan yang ia urus semenjak kecil, sudah di anggap anak sendiri, sedikit susah melepas anaknya, apa lagi anak gadisnya. kenapa sih Minato di takdirkan memiliki anak-anak gadis? Jadinya kan kalau mereka menikah, mereka di bawa pergi. haaah, nasib Minato. Ngomong-ngomong, Papa Mina, anakmu tidak ada yang gadis disini ._.

Deidara yang di serahkan untuk menjawab menatap Minato sebentar, lalu menatap Itachi yang ternyata sedang menatapnya dengan harap-harap cemas.

"Nii" Naruto memecah pikiran Deidara yang kebingungan. Naruto menyenderkan tubuhnya ke dada Deidara, ia sudah kembali ke pangkuan Deidara sejak perbincangan ini di mulai.

"Nii harus ikuti kata hati, Nii, huh" ujar Naruto. Deidara tersenyum mendengarnya, kemudian dia menatap Mikoto dan Fugaku.

"Aku... belum ingin ada pernikahan, Jii-san, Baa-san. Aku masih ingin melanjutkan kuliahku di London, karena aku ingin membuktikan pada Uncle aku bisa menjadi apa yang Uncle harapkan dengan menjadi dokter seperti harapannya." Jawab Deidara dan memberi senyum manisnya pada Minato yang membuat Minato banjir air mata.

"Ah.. kalau begitu tunangan dulu saja!" seru Mikoto gembira. Membuat semua menatapnya heran. Bukankah Deidara menolak barusan?

"Apa? Bukankah Dei-chan tidak mengucapkan penolakan? Dia hanya belum ingin ada pernikahan di usianya sekarang ini! Tidak apa! Itachi bisa menunggu beberapa tahun lagi" Mikoto menepuk-nepuk kepala Itachi yang tadi sempat murung.

"Oh, Dei-Nii tidak menolak?" Naruto memutar tubuhnya lalu menatap Deidara yang wajahnya memerah. "ahh.."

"Dasar iblis tsundere" komentar Naruto, Gaara, Sasuke, Shikamaru, dan Kiba bersamaan.

"Oh ya, bagaimana kalau Sasuke dan Naruto yang menikah duluan saja kalau begitu?" cetus Mikoto.

'yesh!' batin Sasuke.

Naruto terbengong sebentar, lalu menganggukkan kepalanya.

"NOOO!!" Minato, Deidara, Gaara, dan Shikamaru berteriak bersamaan.

"Tcih" Sasuke mendecih. Kan apa dia bilang, yang menghambat hubungannya itu keempat kakak iblis dari kucing manisnya dan Ayahnya si Raja Iblis.

"Papa ~" Naruto menatap Minato dengan mata berkaca-kacanya.

"Tidak Naru –"

"Papa, Sasuke yang sudah menolong Naru, dan itu karena Papa yang meminta tolong bukan? Apa Papa tidak mengerti balas budi huh? Dasar, Papa bodoh"

-jleb-

"Papa tidak mengerti perasaan Naru sama sekali, Papa tidak peka!"

-jleb jleb-

"Kalau Papa tidak mengizinkan, Naru kawin lari saja sama Sasuke!"

"TIDAAK!" Minato menarik tubuh Naruto yang ada diatas pangkuan Deidara.

"Tidak sekarang, oke? Kau masih kelas 1 sayang,.."

Naruto menatap sang Ayah, menuntut kepastian.

"Papa janji. Tapi tidak sekarang. Naru masih kecil. Bahkan mandi pagi pun kadang-kadang masih di mandikan kan sama Papa atau Dei-Nii?"

"Papa!!" Naruto menenggelamkan wajahnya di dada Minato, malu saat Minato membuka aibnya.

***

Naruto dan Sasuke sedang kencan hari ini. Berhubung salah satu anjing pengawas Naruto sedang sibuk mempersiapkan acara pertunangannya, Sasuke bisa membawa kabur Naruto untuk kencan hari ini.

SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang