Chapter 2 : Hari Baru

783 62 2
                                    


Kiara POV :

Hari ini adalah hari pertamaku bersekolah di Jakarta. Aku memakai seragam baru yang sudah di pesan ayah kemarin.

Aku melihat pantulan diriku ke arah cermin, bajuku yang berlengan panjang putih dengan pita di bagian kerah dan rok pendek selutut yang berwarna hitam sudah terbalut ditubuhku.

Lalu sekali lagi aku memastikan pakaianku sudah rapih dan melihat make up tipisku yang kurasa sudah pas. Tidak lupa aku mengikat rambutku dengan ekor kuda dan membiarkan poniku yang menyamping tergerai.

Aku mengambil tas lalu turun menuju meja makan. Bingung melihat kak Jae yang masih dibaluti dengan piyama satinnya.

"Loh, kakak bukannya hari ini pertama koas ya?" tanyaku.

"Iya, kakak dapet shift malem jadi berangkatnya nanti sore."

"Ohh gitu, emangnya di rumah sakit apa?"

"RS kit—"

"Ehm, ada ayah lho disini..." Ujar ayah memotong pembicaraanku dan kak Jae.

Aku yang lupa bahwa di sebelah kak Jae ada ayah hanya terkekeh malu, "Maaf, Ara lupa kalau ada ayah."

Ayah menggelengkan kepalanya melihat tingkahku. Berbeda dengan Ayah, kak Jaehyun justru malah tertawa.

•••

"Ini namanya pak Zomi, dia supir keluarga kita yang baru. Pak Zomi ngegantiin pak Boni yang udah berhenti kerja karena sakit. Kalau misalkan kamu mau berangkat sekolah atau pergi, bilang aja biar nanti di anterin pak Zomi."

"Iya yah." Jawabku sambil menutup pintu mobil.

"Ayok kita berangkat sekarang." Ucap Ayah pada pak Zomi.

Kira kira nanti ada yang mau jadi temen ku, gak ya?

LINE 📱

Jaehyun
Semangat sekolahnya !

Kiara
Siap pak dokter ! 🤩

Jaehyun
Jangan tebar pesona ya.
nanti takut ada yang naksir.

Kiara
Ihhh emangnya aku
kaya kakak 😛

Jaehyun
Kakak serius Kiara...

Cit.....

Suara dari ban mobil yang berdencit karena rem yang mendadak.

Aku yang sedang fokus dengan ponsel ku lantas terkejut karena hal itu, di tambah dengan Ayah yang duduk di sampingku langsung merengkuh tubuhku.

Setelah itu Ayah melepas pelukannya dan melihat ke arah depan mobil diikuti oleh diriku yang ikut merasa penasaran.

Aku melihat laki-laki mengucapkan maaf sambil membungkuk beberapa kali, kemudian menuntun nenek-nenek yang berada di sampingnya untuk menyebrang.

"Untung Zomi langsung ngerem kalau engga bisa bahaya!" Ucap ayah dengan nada yang kesal.

"Maaf pak, saya juga salah."

"Udah yah, gapapa. Lain kali lebih hati-hati lagi ya pak."

"Iya baik non Ara."

RAIN | Lee Jeno (sedang revisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora