25. Menjauh

137 35 198
                                    

S W E E T
R E V E N G E

-Prequel-

☄☄

Gista melihat Ravi berada di kerumunan tim futsalnya, ia ragu untuk menghampiri cowok itu. Ada rasa penasaran yang penuh ingin bertanya, ada ketakutan kala menatap wajah Ravi yang sepertinya tidak ingin diganggu oleh siapapun.

Lalu Gista memilih mundur selangkah menjauhi kerumunan itu dan rasa penasarannya terpaksa harus dikurung dalam-dalam. Sampai sekarang Ravi masih belum berbicara apapun dengan Gista, sikap Ravi yang seperti ini justru membuat Gista memikirkan yang aneh-aneh.

Apa dia sengaja menghindari gue? Gista berpikir mungkin saja Ravi melakukannya, tapi atas dasar apa cowok itu sedang menghindarinya? Apakah Gista berbuat kesalahan?

Jutaan pertanyaan menghantui pikirannya. Kemudian ia mulai berjalan meninggalkan keberadaan Ravi dan mengarah ke kelas. Sepeninggal Gista pergi, Kesya sudah melihat sikap pengabaian Ravi pada sahabatnya.

Emosi Kesya mulai muncul, lalu berjalan menghampiri cowok itu. “Ikut gue, Rav!” kata Kesya sambil menarik tangannya.

Ravi seolah pasrah dan membiarkan dirinya dibawa oleh Kesya ke tempat lain. Setelah itu mereka saling memandang, tetapi pandangan tajam datang dari Kesya. Cowok itu melipat kedua tangannya dengan santai, seolah-olah tak mengetahui tujuan Kesya menariknya ke belakang area kantin.

“Lo tau kenapa gue bawa lo ke sini?” tanya Kesya sembari berkacak pinggang pada cowok itu.

“Kenapa?” balas Ravi.

Kesya speechless melihat wajah Ravi yang masih santai dengan ucapannya. “Lo masih tanya kenapa? Rav, lo barusan mengabaikan Gista! Oh, atau jangan-jangan lo sengaja emang mau menghindar dari Gista?” tanya Kesya.

“Mungkin, iya.”

“Lo gila? Lo beneran mau ngelakuin hal ini? Lo sungguhan mau putusin Gista Evaniera? Lo nggak—”

“Harus berapa kali gue bilang, Sya, kalo gue harus putusin Gista untuk mencari jalan agar membatalkan rencana keluarga kita berdua!” sergah Ravi.

“Tapi nggak gini caranya, Rav,”

“Gue akan secara halus memutuskannya, lo nggak usah khawatir—”

“NGGAK USAH KHAWATIR GIMANA?” Kesya kian emosi, nada suaranya terdengar meninggi. “Lo mau putusin Gista dan lo bilang nggak usah khawatir? Hati dan perasaan lo berfungsi nggak, sih, Rav?” sungutnya.

Ravi terdiam. Selang beberapa menit kemudian cowok itu berani membuka suara. “Gue harus melakukan ini, Sya. Nggak ada cara lain lagi. Kalaupun ada, gue akan melakukan caranya supaya Gista nggak patah hati.” tuturnya.

“Tapi lo yang akan buat dia patah hati,”

“Gue siap menerima semuanya. Kalau Gista harus membenci gue ... gue ikhlas.”

“Cuma cowok brengsek yang bicara soal kekalahan sebelum berperang! Seharusnya, dari awal Gista memang nggak pantas jatuh cinta sama cowok sebrengsek lo!” ucap Kesya dengan penuh penekanan.

Prequel Sweet Revenge: High School SweetheartWhere stories live. Discover now