29. Tea Pai

1K 49 3
                                    

Hari yang sempurna, cuaca cerah dan angin bertiup semilir. Kania berada di balkon atas kamarnya memandang halaman belakang yang luas dan kolam renang yang biru. Hari ini pesta resepsinya akan dilangsungkan malam nanti. Namun sebelum itu akan ada perayaan di rumah Engkong dan dihadiri seluruh keluarga besar Zachary pagi ini. Mereka hanya menyelenggarakan tea pai (seperti upacara minum teh) untuk tradisi Tionghoa.

Kali ini Kania memasuki kamarnya lagi. Dibukanya tirai jendela, cahaya matahari langsung menerobos masuk. Dibukanya pintu balkon, semilir angin menerobos masuk. Di ujung balkon,  dia bersandar pada pagar pembatasnya. Kania merentangkan tangannya sambil menarik nafas panjang, lalu dihempaskannya. Dilakukannya sampai beberapa kali. Kania masih berdiri di sana hingga beberapa saat.

Rasanya seperti menyerap energi dari lingkungan memasuki raganya, mengalir melalui darah hingga sampai ke otak dan menghadirkan kesegaran. Kania tersenyum. Dia berbalik masuk ke kamarnya, menyibak tirai gorden agar sinar matahari masuk dan membuka beberapa jendela. Selanjutnya dia berjalan untuk mematikan pendingin ruangan dan menghampiri ranjang besar di sana. Seorang pria tampak berbaring di sana. Kania mendekatinya dan duduk di pinggiran ranjang. Diperhatikan suaminya dengan seksama, diraba dahinya, lalu dia tersenyum.

Tadi pagi setelah sholat subuh berjama'ah, Zachary memang mengatakan untuk tidur lagi. Semalam badannya agak panas. Tampaknya kelelahan dan masuk angin. Semalam Kania kaget begitu mendapati suaminya pulang dengan wajah pucat dan badan demam. Setelah berhasil membujuknya untuk makan sup buatannya, berhasil membuatnya berkeringat dan suhu tubuhnya turun.

Zachary terlihat sangat manja, dia tidak mau jauh dari Kania. Berganti baju pun perlu dibujuk, apalagi saat Kania berinisiatif memijatnya menggunakan minyak telon. Seperti bayi ? Karena cuma minyak telon yang ada dalam tas Kania. Zachary yang sebelumnya tidak pernah mau dan percaya khasiat pijat, awalnya memang menolak namun setelah beberapa kali bersendawa dan merasakan enaknya pijatan Kania akhirnya diam dan tertidur. Namun ketika Kania hendak beranjak Zack menggenggam kuat tangannya tak mau ia pergi. Akhirnya terpaksa dia tidur sambil memeluk suaminya. Kania merasa seperti merawat bayi besar.

Kania mengakui wajah Zachary yang tampan,  perpaduan timur dan barat. Papanya yang memiliki darah campuran Cina dari kakeknya dan Perancis dari omanya serta  sang Mama yang masih keturunan Yogya- Belanda menjadikan wajahnya unik dan matanya biru cerah meski sedikit sipit dan alis mata yang tebal. Memandangnya membuat Kania tersenyum. Badannya yang tinggi besar membuat setiap wanita langsung berpaling melihatnya ketika dia berjalan. Senyum Zack sangat memikat ditengahi perangainya yang ramah dan santun.  Kania tersenyum mengingat kebersamaan mereka selama ini. Perjuangan Zack yang panjang untuk mengajak Kania sampai pada jenjang pernikahan.

'Tetapi benarkah aku sudah benar-benar jatuh cinta padanya ? Aku sendiri bingung dengan perasaanku. Yang seperti ini tidak benar. Sudah semestinya suami dan istri saling mencintai. Sudah semestinya aku memenuhi kewajibanku sebagai istri. Tapi apa mungkin bisa melakukannya dengan ikhlas kalau aku tidak mencintainya ?  Bagaimana kalau aku nanti menyesal dan malah menjadi trauma? ' Kania berbisik dalam hatinya, bersenandika.

Dielusnya wajah Zachary dengan telunjuk dari pelipis, pinggir  mata lalu turun ke hidung, bibir dan berakhir pada dahu. Kania melanjutkan senandika-nya.

' Aku sayang pada Bang Zack, dan ikhlas merawatnya.  Tapi rasa sayang itu sepertinya sama yang kurasakan  pada kakak-kakakku A' Dadang dan Mas Andri. Benarkah hanya sayang adik kepada kakaknya? Bukan cinta ? Tapi dadaku bergetar hebat saat dia mencium bibirku dengan lembut. Yes, He was a good kisser. Bukankah dada yang berdebar dan pikiran seolah melayang tanda cinta. Benarkah aku sudah jatuh cinta pada suamiku?"

Kemilau Cinta Kania (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang