[05]

28K 3.4K 1.1K
                                    

[Name] menatap Kenma dari balik kursinya yang panjang. Irisnya berbinar melihat berbagai bentuk tulisan di layar pc sang suami.

Kini Kenma tengah mengetik dokumen. Dokumen itu telah selesai , dan kini pemuda itu tengah iseng menulis dokumen cadangan.

"Hei , Kenma-kun. Bagaimana kau bisa membuat itu?" tanya [Name] sambil menunjuk font tulisan Kenma.

"Oh.. tinggal ubah disini. Ada beberapa varian, kau tinggal memilihnya." jelas Kenma sambil membuka font tulisan bertanda 'Calibri'.

"Kau tidak tau? Kurasa kita sudah mempelajarinya waktu SMA."

"Aku lupa hehe. Lagipula aku tidak tahan menatap layar komputer lama-lama." [Name] menggaruk tengkuknya.

Kenma menggeleng. Setelah mengambil sepotong pie apel di meja kerjanya, ia kembali mengetik. Sedangkan [Name] tetap fokus melihat.

"Kenma-kun..." panggilnya pelan.

"Hm?"

"Entah kenapa , saat melihatmu bekerja keras begini aku ingin membantumu." Kini iris [e/c] itu berpindah menatap sang suami.

"Aku sama sekali tidak bekerja keras , [Name]. Ini pekerjaan yang biasa-biasa saja." jawab Kenma tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kalau begitu kenapa kau selalu bilang 'letih' setiap selesai bekerja?"

"Itu insting alami ku."

Kini [Name] yang menggeleng-geleng. Habit suaminya yang satu ini memang tak kunjung hilang dari jaman sekolah.

"Lagian aku tidak akan mengizinkanmu membantuku." sambung si pria pudding lagi. [Name] terkejut.

"Eh? Kenapa?"

Jari yang sibuk mengetik itu berhenti, kemudian kepalanya ditolehkan ke sang istri.

"Kau cukup melayani kebutuhanku. Entah itu jasmani ataupun..." Kenma menghentikan kata-katanya lalu menyeringai tipis.

"A-ah aku mengerti! Tidak usah diteruskan!" [Name] langsung menggeleng cepat sambil menutupi rona di pipinya.

"Kau malu? Padahal aku suamimu lho." goda Kenma lagi. Duh, siapa yang membuat suamiku jadi ooc begini!?

"Kenma-kun jadi seperti Kuroo-san. Aku sarankan agar tidak usah terlalu mengikuti kata-katanya." [Name] cemberut.

Kenma tersenyum lalu mengelus surai [h/c] [h/s] itu.

"Iya, terima kasih. Lagipula aku bekerja sendiri saja sudah cukup. Kau tidak perlu melakukan apapun." tambah Kenma.

"Tapi, aku tidak suka melihatmu mengeluh kelelahan."

Kenma memegang dagu. Memasang pose berpikir.

"Aku punya satu cara untuk mrnghilangkan rasa lelahku. Dan aku akan mengizinkanmu melakukannya."

Tentu saja sang istri langsung bersemangat. Bola matanya memancarkan binar kemudian dirapatkannya bangkunya dengan Kenma.

"Aku akan melakukan apa saja untuk membantumu!"

"Bagus."

Kenma menyentuh tengkuk [Name], menariknya mendekat dengan wajahnya dan dengan lembut mengecup bibir pink sang istri.

Tentu saja kejadian itu membuat [Name] merona. Apalagi ciuman itu berlangsung cukup lama, membuat si pudding sedikit kehabisan nafas.

"Yah, bateraiku sudah penuh kembali. Terima kasih." ujar Kenma setelah melepas kecupan lembut itu. Kemudian ia kembali berkutat pada laptopnya.

[Name]? Dia masih diam sambil menyentuh bibirnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya , Kozume Kenma nekat menciumnya secara terang-terangan tanpa izin.

'M-Menyebalkan sekali.'

===

"Ah , [Name].."

"Y-ya?"

"Kalau seandainya kau kehabisan baterai juga-"

"Hei! Font yang ini bagus! Aku ingin lihat!"

"How cute..."

wife; kozume kenma[✓]Where stories live. Discover now