masa subur - [jy]

9.9K 1.4K 492
                                    

ada yang pengen gigi temenin ngobrol?😂



































Selepas Jeffrey memungut pakaiannya, Tya ikut bangkit dan bersandar di kepala ranjang. Mengamati suaminya yang mengenakan pakaian dan kemudian berjalan ke kamar mandi.

Mendadak wanita ini mengembuskan napas semacam udah lama banget nahan napas. Ditariknya selimut untuk menutupi tubuhnya sendiri sebatas dada.

Kemudian ia meraih ponselnya di atas nakas. Dibukanya aplikasi kalender untuk mulai menghitung periode masa subur.

"Harusnya sih ga jadi." gumaman kecil lolos dari bibirnya yang setengah mengerucut.

Beberapa menit lagi ia habiskan untuk memantau saham dan pergerakan industri fashion.

Sampai-sampai ia baru sadar saat Jeffrey mengecup ringan pucuk kepalanya. Khas bau orang selesai mandi jadi menguar di penjuru kamar.

"Mau masuk, hari ini?" tanya Jeffrey sambil mengusak rambut istrinya.

"Iya. Tapi mungkin siang aku baru berangkat."

"Masih sakit, ya?"

Tya menggeleng. Kemudian meraih rahang suaminya untuk dibawa ke dalam kecupan bibir yang ringan.

"Kamu hari ini pulang jam berapa?"

"Jam 7 malem, mungkin. Aku ada meeting sama DreamZen soal perluasan proyek."

"Oh, ya? Bagus deh kalo gitu." balas Tya sambil menyunggingkan senyum manis.

Seneng denger kabar kalo hubungan kedua perusahaan itu membaik. Gak cuma dari segi citra perusahaan, namun juga keuntungan yang keduanya dapat.

Proyek MarkLee smart studio memang sedang dalam tahap pengembangan.

Tapi semenjak kembalinya Jeffrey ke pekerjaannya setelah pulih dari rumah sakit, ambisinya udah ga bisa dibendung. Ia segera menyusun proyek mobil pintar yang sebelumnya gagal, untuk dibicarakan sama DreamZen.

Pikirnya, sekalian mumpung sama-sama terikat kontrak, jadi diperluas aja kerja samanya.

Itu jelas udah di luar kuasa Tya karena sekarang dia ga punya posisi apa-apa di NeoTech selain sebagai istri Direktur Pengembangan.

"Jaga kesehatan, Yang. Aku gamau kamu kecapekan." Jeffrey mewanti-wanti.

"Iyaaa. Aku baik kok Jeff."

"Aku gamau gara-gara kamu kecapekan, kita jadi makin lama punya anaknya." ucap Jeffrey sambil membenarkan kerah kemejanya.

Jeffrey menyemprotkan parfum mahalnya kemudian mengenakan jas dan berjalan ke arah sofa kamar. Buat pake kaos kaki.

Tya terdiam dengan pandangan menunduk.

Tiap sehabis berhubungan intim, selalu itu yang dibahas oleh suaminya. Seolah gaada percakapan lain.

Padahal Tya bakal terbuka banget semisal suaminya nanya gimana keadaan hotel, apakah Tya ada kesulitan atau engga dengan pekerjaan, dan sebagainya.

Tapi Tya sadar sih. Pertanyaan seputar karirnya, tentu pantang buat keluar dari mulut manis Jeffrey. Tya tahu diri.

"Aku berangkat."

Cup.

Jeffrey mengecup kening istrinya cukup lama kemudian beralih ke bibir. Kemudian langkahnya ia bawa keluar dari kamar yang didominasi warna emas dan putih gading.


















3 srikandiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt