Venus Meet Orion

7 0 0
                                    

Venus buru-buru menuju pintu masuk bandara Soekarno Hatta, dia mengambil flight pertama hari ini menuju Aceh untuk transit lalu ke Sabang keesokan harinya. Sambil menyeret kopernya dia komat kamit berdoa agar tidak ketinggalan pesawat pagi ini, 15 menit tersisa sebelum pesawat take off. Kalau bukan gara-gara harus menyelesaikan tulisan yang masih di revisi juga sama mas Deon semalam, dia pasti tidak akan bangun kesiangan pagi ini.

"Mas mas bisa cepetan nggak jalannya" tegur Venus pada seorang lelaki berhodie kuning memakai masker hitam dan topi hitam .

Lelaki itu hanya terdiam tidak mendengarkan perkataan Venus, karena tidak ada jawaban Venus pun memberanikan diri untuk menepuk bahu lelaki itu
"Mas mas" kata Venus sekali lagi sambil menepuk pundak lelaki itu

"Eh saya?" lelaki itu melihat ke arah Venus sambil melepaskan earphone di telinganya
"Iya situ" jawab Venus jutek

"Eh maaf mbak, saya nggak denger. Iya ada apa ya?" lelaki itu bingung

"Jalannya bisa cepet nggak? Saya buru-buru"

"Oh iya silahkan" lelaki itu memberi jalan
"Makasih" kata Venus yang kemudian melanjutkan jalannya

"Wow dia nggak ngenalin gue, berarti masker sama topi cukup buat orang nggak ngenalin gue"

Lelaki yang berada di depan Venus tadi adalah Orion. Orion pagi ini memulai misinya untuk menghilang dari kehidupannya, sengaja mengambil flight pertama agar Bandara belum ramai orang untuk meminimalisir dia bertemu dengan orang-orang yang mengenalnya.

Venus duduk tepat di samping jendela pesawat, dia memilih untuk tidur karena semalam dia hanya bisa tidur 2 jam. Perjalanan yang akan ditempuh Venus kurang lebih 3 jam sampai Bandara Internasional Kualanamu, Medan. Pesawatnya harus transit terlebih dahulu di Medan kemudian ke Aceh, dan dari Aceh dia harus menyebrang menggunakan kapal ke Sabang keesokan harinya.

Di bangku lain masih di persawat yang sama, Orion menatap jauh ke arah luar jendela pesawat. Dia sedang memikirkan perjalannya dua minggu kedepan karena sebenarnya dia belum memiliki rencana yang matang untuk menghabisakan liburannya, memang ada beberapa plan antara ia ingin ke Aceh atau dia ingin pergi ke Sabang. Menurut referensi yang Orion baca sebelumnya, Sabang lebih memiliki tempat wisata yang banyak dibandingkan Aceh, terutama keindahan pantainya. Namun misi Orion bukan hanya berlibur, namun ingin pergi ke daerah pedalaman yang orang tidak akan mengenalnya tanpa dia harus memakai masker dan segala printilan menyamarnya. Lelah berpikir, akhirnya Orion pun tertidur.

"Penumpuang yang terhormat, sebentar lagi pesawat akan mendarat di Bandara Internasional Kualanamu Medan. Harap sabuk pengaman dipakai dengan benar dan meja dilipat. Terimakasih atas perhatiannya"

Mendengar suara pramugari, semua penumpang di pesawat segera bergegas mempersiapkan diri untuk landing, begitupun dengan Venus dan Orion. Pesawat akan transit selama 2 jam, yang kemudian akan melanjutkan perjalanan ke Aceh.

Venus duduk di ruang tunggu sambil membuka buku catatannya, dia mulai membuat draft interview guide yang akan dia gunakan sebagai bahan liputan di Sabang. Selama di Jakarta dia belum sempat membuat draft, ya boro-boro buat draft revisi aja baru selesai semalem. The power of deadline.

Sambil menulis di buku catatanannya, Venus memakan roti yang di belinya di Bandara tadi, untuk mengganjal perutnya yang belum sarapan. Perasaan Venus tidak enak, karena sedari tadi lelaki yang duduk di sebrang kursinya memperhatikan dirinya.
"apa gue salah pakek baju hari ini?" Venus berbicara pada dirinya sendiri

"Enggak deh perasaan, fine fine aja. Ngapa tu cowok liatin gue dari tadi yak?"
"Eh emmm bentar itu kan cowok yang tadi gue tegur buat jalan cepet, apa dia dendam sama gue yak? Buset ngeri gue diliatin mulu"

Rahasia BulanWhere stories live. Discover now