Part 13: memories in Bali

2.7K 195 78
                                    

Field work kali ini Gracio memang hanya mengajak Viny, dikarenakan Mario yang harus terbang ke Belitung. Walau tahap kali ini masih belum ke tahap pengerjaan interior namun Gracio ingin gadis itu mulai mendesain dari sekarang melihat rencana mereka yang ingin membuat desain yang berbeda untuk beberapa tipe kamar.

Walau ini bukan merupakan perjalanan mereka berdua yang pertama, namun tetap saja pergi ke bali bersama Gracio membuat Viny tidak bisa tidur semalaman. Ke Bali guys, berdua!

Adakah tempat yang lebih romantis dari Bali?

Dan jujur saja, pergi ke Bali saat kerjaan di JKT lagi penat-penatnya, apalagi saat weekdays itu benar-benar serasa surga dunia. Maka Viny tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, walaupun harus flight malam dan besok panas-panasan tanning gratis di Bali, akan dia jalani.

Dari balik etalase kue yang membatasi mereka, Viny bisa melihat wajah serius Gracio yang tengah merevisi beberapa desain arsitek junior. Dan menurut Viny, laki-laki terlihat paling ganteng adalah saat serius bekerja. Begitu juga Gracio. Walau hanya mengenakan kaos polos berwarna navy dan celana pendek selutut, lelaki itu tampak menonjol di area tunggu gate 12.

"Ini Ka minum dulu" Viny mengulurkan pure Vanilla Ice Blended pada Gracio yang menerimanya walau dengan wajah keheranan.

"Makasi Vin. Tapi kok ga kopi?"

"Ini udah malem Ka, kalau dikasi kopi lagi apa kabar itu mata kamu? Bisa bisa sampe pagi ga bisa tidur. Eh itu kerjaan Anin? Keren juga desainnya." Viny ikut mengamati layar Macbook Gracio yang sedang memperlihatkan desain sebuah kantor yang memang menjadi project Boby dan team.

"Iya, ini bantu Boby revisi karena ga sempet dikerjain. Anin lagi kita plot untuk jadi koordinator tim."

"Anin hebat yaaa..."

Gracio memandang Viny yang masih memperhatikan desain Anin dengan seksama.

"Kamu juga banyak yang muji, hasil kerjaan kamu bagus, rapi, artistik. Hampir tiap meeting internal Boby ngomong gitu sampe sampe aku curiga dia lagi jatuh cinta sama kamu. Hahaha"

"Masa sih? Hahaha, aku lega banget lo dengernya. Aku udah takut takut apa aku bisa ngimbangin kalian yang hebat hebat banget di Arkana"

Obrolan mereka terhenti saat terdengar announcement jika sudah waktunya mereka untuk boarding. Viny meminta Gracio untuk boarding lebih dulu karena dia harus ke toilet namun ternyata lelaki itu menunggunya. Wajahnya begitu menggemaskan mengantri sambil celingak celinguk menunggu Viny dengan sedotan yang tidak pernah lepas dari mulutnya. Viny secara sembunyi sembunyi mengambil foto Gracio sebelum mendekat.

"Mau lanjut revisi Ka?"

"Iya nih, besok mau dibawa meeting. Kamu tidur aja. Nanti kalo makanan dateng kamu mau dibangunin apa engga?"

"Gausah deh Ka, aku masih kenyang. Kalo gitu aku istirahat dulu ya, semangat ya revisinya"

Viny melemparkan senyum yang terlampau manis untuk seorang Gracio dapat handle. Setelah itu, si gadis artistik yang manisnya ga kira-kira asik terlelap dalam tidurnya. Meninggalkan Gracio yang masih sibuk bekerja. Hingga tanpa dia sadari kepala Viny tiba-tiba bertumpu pada pundaknya.

Gerakan Gracio tiba-tiba terhenti saat dia menoleh dan mendapati wajah gadis itu yang sangat dekat dengan wajahnya. Perbedaan pertama antara Shani dan Viny adalah gadis ini sangat jarang menggunakan make up jika sedang berkegiatan. Di kantor pun hanya menggunakan make up tipis. Wajah bare face Viny yang saat ini dijumpainya benar-benar wajah yang akan kamu jumpai ketika gadis itu bangun tidur. Sedikit pucat namun tidak menurunkan kecantikan Sang Ratu.

Akhirnya Gracio menutup macbooknya dan mencondongkan tubuhnya kearah Viny agar gadis itu lebih nyaman. Karena jika lanjut berkerja pun akan sulit untuk menggerakkan tangan kirinya karena kepala Viny sudah nemplok dengan nyaman. Namun entah bagaimana, lambat laun mata Gracio meredup dan akhirnya lelaki itu tertidur dengan kepala bertumpu di kepala Viny.

RapsodiWhere stories live. Discover now