part 30

933 128 2
                                    

Tengah malam ketika ponsel Jin berbunyi. Dia dan taeyong yang rupanya tertidur di ruang tamu tergeragap bersamaan.

Nomor itu tidak dikenal, Jin mengernyit sementara taeyong memperhatikannya dengan tegang. Jin lalu mengangkatnya.

“Halo Jin,” suara di sana terdengar licik dan menyebalkan, suara seorang laki-laki, “Kau mungkin kaget kalau mendapatkan informasi ini, tetapi jisoo adalah adik kandungmu.”

“Siapa ini?” Jin langsung menyambar marah, membuat taeyong memperhatikannya dengan seksama.

Suara di seberang sana terkekeh, “Kau tidak perlu tahu tentang aku… Kalau kau ingin menyelamatkan adikmu, aku punya informasi yang berguna untukmu, tetapi tentu saja kau harus membayarnya di muka.”

“Apa maksudmu?”

“Aku minta uang.” suara diseberang sana masih penuh senyuman, “Dan akan kuberitahukan dimana lokasi adikmu diculik. Aku akan mengubungimu lagi nanti.”

Lalu telepon itu ditutup. Jin termangu, tetapi taeyong menyadarkannya dengan pertanyaannya.

“Siapa?”

Jin mengernyit. “Penelepon misterius, dia berkata akan memberitahukan posisi jisoo asal aku memberinya uang.”

Taeyong langsung menegakkan tubuhnya.

“Apa?”

“Ya…” Jin tercenung, “Dan anehnya dia memberiku info bahwa jisoo adalah adikku… Tidak pernah ada orang yang tahu tentang hubungan kami ini, orangtua kami tidak punya saudara, bahkan tidak ada yang bisa melacak keberadaanku setelah aku diambil sebagai anak angkat, namaku pun berubah… Tidak ada yang bisa melacakku sebagai kakak jisoo kecuali…”

Jin teringat kata-kata polisi tadi bahwa penculik yang menelepon itu adalah perempuan. Dia terkenang akan ketamakan ibunya terhadap uang. Matanya menajam menatap taeyong sungguh sungguh, “Kurasa taeyong.… Penculikan ini ada hubungannya dengan…ibuku.”

🌱

Mama taeyong datang menjelang pagi, dan mereka berkumpul bersama di ruang keluarga dengan tegang. Yooa tampaknya belum bangun, lagipula ini masih jam empat pagi. 

“Ibumu?” tatapan nyonya lee melembut kepada Jin, selama ini dia hanya tahu Jin adalah anak rekan bisnisnya, dia tidak pernah tahu bahwa Jin adalah anak angkat, dan kejutan terbesarnya adalah bahwa Jin adalah kakak kandung jisoo.

“Sebelumnya aku ingin minta maaf kepadamu Jin… Sedikit banyak semua hal yang terjadi ini, yang membuat kau terpisah dengan keluargamu adalah karena joo won ayahmu menyelamatkan taeyong dari usaha penculikan.” Jin memalingkan muka, tampak murung. 

“Kalau boleh saya tidak ingin membahas hal itu sekarang,” gumamnya tenang, “Tentang ibu kandung saya. Dia adalah perempuan yang tamak, sangat menyukai uang dan akan melakukan segalanya demi mendapatkan uang. Saya pikir dia pasti mendapat kabar bahwa jisoo diangkat sebagai anak dari keluarga lee. Sehingga dia pikir dia bisa mengambil keuntungan darinya. Saya yakin bahwa dialah dalang dari penculikan ini.”

Para polisi sudah bertugas berdasarkan informasi Jin ini untuk melacak keberadaan ibu kandung Jin, sehingga mansion keluarga lee tampak lengang.

Hanya ada beberapa polisi yang berjaga, menanti kalau-kalau lelaki misterius yang barusan menelepon Jin memutuskan untuk menelepon lagi.

“Apakah ibumu sama sekali tidak pernah mencoba menemuimu?” tanya Nyonya lee hati-hati.

Jin tersenyum samar, “Menghubungi? Dia menjual saya demi uang, yang dia pakai untuk bersenang-senang di luar negeri. Waktu itu saya masih kecil dan tidak berdaya, tetapi setidaknya saya bersyukur karena keluarga angkat saya sangat baik.”

suara Jin hilang, ada kesedihan yang pekat di matanya. Sementara itu taeyong menatap Jin dan menyadari. Karena itulah Jin sangat membenci perempuan.

Lelaki itu selalu bersikap lembut dan tenang, tetapi dia selalu menghancurkan hati perempuan manapun yang dipacarinya, semuanya pada awalnya selalu dibuai dengan kebaikan dan kelembutannya sehingga akhirnya tergila-gila, lalu kemudian Jin menghancurkannya hingga hati para perempuan itu patah berkeping-keping.

Taeyong bisa memahami perasaan Jin, memiliki ibu kandung sekejam itu memang menyakitkan, taeyong tidak bisa membayangkan kalau dialah yang dijual oleh ibunya sendiri.

Dan ternyata Jin adalah kakak kandung jisoo, seperti yang dikatakannya tadi. Informasi itu sudah diterimanya sejak tadi tetapi baru bisa dicernanya sekarang.

Diliriknya Jin, dan menyadari ada kemiripan yang tak kentara diantara Jin dan jisoo, tiba-tiba hati taeyong terasa sakit.

Selama ini dia yang memposisikan diri sebagai kakak jisoo dan menikmatinya. Sekarang seolah-olah posisi itu direnggut oleh orang yang benar-benar berhak dan dia kemudian dilempar begitu saja.

Rasa mencengkeram yang menyesakkan dada ini… Apakah dia cemburu?


🌱

Petugas polisi kembali dengan membawa kabar gembira, mereka telah berhasil melacak sebuah rumah yang disewa atas nama Sophia, ibu kandung Jin.

Mereka sudah mengirimkan tim pengintai untuk mengawasi aktivitas rumah itu. Rumah itu adalah rumah sederhana yang terletak di ujung jalan, jauh dari tetangga, saat ini kondisi rumah itu sepi, dan sepertinya tidak ada kegiatan yang mencurigakan.

Orang-orang nampaknya berada di dalam rumah. Dari hasil pengintaian, seorang lelaki tampak keluar masuk di pintu untuk merokok.

Dan Sophia dipastikan ada di dalam rumah itu, dia terlihat dari jendela sedang menikmati sarapan yang sedang dihidangkan oleh pegawainya. Sepertinya hanya ada tiga orang di dalam rumah itu.

Jin mengernyitkan kening ketika mendengar semua informasi itu, “Anda harus menyergap ke dalam rumah itu, saya yakin jisoo ada di sana.”

Petugas polisi itu menatap Jin dengan pandangan ragu, dia tentu saja tidak mau menyerbu dengan gegabah dan pada akhirnya menyerang orang yang tidak bersalah,  “Bagaimana anda bisa yakin?” tanyanya.

Jin tersenyum sinis ketika membayangkan ibunya, “Ibuku bukanlah orang yang mau tinggal di sebuah rumah sederhana, dengan hanya satu dua pelayan.”

meskipun lama tidak bertemu ibunya, Jin cukup yakin watak lama ibunya tidak akan berubah, sebenarnya dia merencanakan pembalasan, dia pernah mengirim detektif swasta untuk melacak ibunya.

Dan detektif itu melaporkan bahwa ibunya terdampar di Las Vegas, hidup berfoya-foya meskipun hampir bangkrut.

Setelah itu Jin kehilangan jejak ibunya. Ternyata ibunya sudah ada di negara ini. “Kalau dia tinggal di rumah sederhana seperti itu, hanya ada satu kemungkinan, dia sedang bangkrut dan kalau dia bangkrut dia akan memikirkan segala cara untuk mendapatkan uang, jisoo adalah jalan termudah baginya.”

dengan tak sabar Jin bangkit dari kursinya, “Aku akan mengunjungi rumah itu kalau kalian tidak segera melakukannya.”

“Aku ikut.” taeyong segera berdiri dari kursinya.

Cemburu?

Petugas polisi itu menatap kedua lelaki di depannya berganti-ganti lalu menghela napas, “Saya akan mengatur strategi dulu dengan team kami untuk berjaga-jaga. Kalau memang nona jisoo diculik dan disekap di sana, ada kemungkinan kalau penculik itu bersenjata. Dan anda berdua boleh ikut ke sana kalau anda berdua berjanji akan tinggal di dalam mobil demi keselamatan kalian.”































Tbc

Jangan lupa klik bintang dan comment😊😊

sweet enemy - Taesoo ✅Where stories live. Discover now