part 36

849 129 25
                                    

Semoga ga ada typo wkwkwk

Dilain pihak, ketika yooa menutup percakapan dengan jisoo, dia sudah tidak bisa menahan diri lagi, matanya nyalang membakar dan hidungnya kembang kempis terengah engah.

Dia berteriak keras-keras memenuhi seluruh rumah. Dengan marah dibantingnya seluruh barang di kamarnya, membuat suara gaduh yang menakutkan, apalagi diiringi dengan jeritan dan teriakan-teriakan yang mengerikan.

“Aku akan membunuhmuuuuu..!!”





🌱


Taeyong sedang menyelesaikan pekerjaannya di depan komputer ketika salah seorang pelayan mengetuk pintunya, dia mengernyit.

“Ada tamu untuk anda Tuan, Nona yooa ingin bertemu anda di ruang tamu.”

Kerutan di dahi taeyong semakin dalam. Yooa? Ingin menemuinya? Mungkin pelayannya salah dengar, mungkin yang ingin ditemui oleh yooa adalah jisoo, apakah yooa belum tahu bahwa jisoo sudah pindah dari mansion ini?

Benak taeyong langsung menghangat ketika membayangkan jisoo. Dia sudah merindukan jisoo padahal baru setengah hari mereka berpisah.

Tetapi tidak apa-apa, beginilah pasangan yang sehat seharusnya. Saling merindukan.

Taeyong tiba-tiba teringat tentang yooa dan memutuskan untuk menemui perempuan itu.

🌱

Sesampainya di ruang tamu, dia melihat yooa sudah duduk di sana. Yooa tampak sangat cantik dengan pakaian yang sangat rapi dan dandanan yang sempurna, penampilannya tenang dan anggun, tetapi sayang, dia bukan tipe taeyong, hati taeyong sudah terpikat pada jisoo dan dia bersyukur ayahnya dulu membatalkan pertunangannya dengan yooa.

“Hai yooa.” taeyong duduk di depan yooa, menatap perempuan itu dengan ramah, “Pelayanku bilang kau ingin menemuiku, mungkin dia salah dengar? Kalau kau mencari jisoo dia sekarang tinggal di rumah jin, kau pasti tahu kalau jisoo adalah adik kandung Jin bukan?”

“Aku tahu.” yooa tersenyum samar, “jisoo pasti bercerita kepadaku, dia selalu berbagi semua denganku. Aku kesini untuk menemuimu taeyong.”

“Menemuiku? Tentang apa?”

“Kau pasti tahu bahwa kita sudah ditunangkan sejak kecil.” yooa tersenyum lembut, “Lalu pertunangan itu dibatalkan secara sepihak oleh ayahmu. Aku bukannya ingin menyalahkan ayahmu atau apa, lagipula aku tidak merasakan pengaruhnya ada atau tidak ada pertunangan itu. Bahkan ketika aku kembali ke negara ini aku sama sekali tidak peduli dan tidak memikirkanmu, sampai kemudian aku bertemu dengan jisoo dan baru tahu bahwa dia tinggal bersamamu, tetapi itupun tidak masalah untukku, kuharap kau jangan merasa tidak enak.”

Taeyong tersenyum hangat, “Aku senang kau membahasnya yooa, pembatalan pertunangan itu memang terasa mengganjal di antara kita, apalagi kau adalah sahabat jisoo....  Dengan begini mungkin kita bisa meluruskan semuanya dan menghilangkan rasa tidak enak.”

Yooa menganggukkan kepalanya “Oke. Tapi masih ada satu hal lagi, aku pikir kau pasti tidak tahu kenapa ayahmu membatalkan pertunangan itu secara sepihak.”

“Kenapa?” taeyong mengernyitkan keningnya, merasa ingin tahu.

Tiba-tiba senyum yooa tampak mengerikan, perempuan itu mengeluarkan benda berkilau dari tas tangannya yang ternyata adalah sebuah pisau daging ukuran kecil yang tampak sangat tajam.

“Karena aku gila.” yooa menyeringai sambil mengacungkan pisau itu.

“Aku didiagnosa menderita kegilaan turunan, seperti ibuku yang mati bunuh diri karena gila, ibuku bukan mati karena kecelakaan, dia mati karena kegilaannya mendorongnya melompat di tangga. Aku tidak sakit, selama ini papa mengurungku ke luar negeri karena malu kepadaku. Tetapi aku pandai berakting dan bersikap baik, sehingga akhirnya papa luluh dan membiarkanku pulang ke negara ini dan bersekolah di sekolah umum.” mata yooa menyala

“Lalu aku melihat jisoo dan jatuh cinta pada pandangan pertama, aku mendekatinya dan yakin bahwa dia juga mencintaiku. Dia mencintaiku!!!” yooa mulai menjerit

“Tapi kau lalu datang mengganggu. Kalian semua laki-laki hanya pengganggu, aku akan membunuhmuuuuu...!!” yooa berteriak keras seperti orang gila lalu berdiri dan mengacungkan pisaunya ke arah taeyong yang masih duduk terperanjat.






🌱













Jisoo sedang berusaha menyesuaikan diri di rumah Jin. Kedua orangtua Jin sangat baik dan menyempatkan diri menyambut jisoo, tetapi mereka juga orangtua yang sibuk, sama seperti papa dan mama taeyong.

Jin mengantarkannya ke sekeliling rumah supaya dia terbiasa, dan ternyata sudah menyiapkan kamarnya, kamar yang cantik dan feminin yang sangat jisoo sukai.

“Kuharap kau kerasan tinggal di sini.” Jin tersenyum lembut sambil menyiapkan biolanya. Dia selalu berlatih setiap hari.
Bedanya dulu dia berlatih dalam kesendirian, sekarang ada jisoo yang menungguinya.

Tiba-tiba telepon di rumah mereka berbunyi. Jin yang mengangkatnya, dia tampak bercakap-cakap, lalu mendadak wajahnya berubah serius, ketika menutup telepon, dia langsung mengajak jisoo.

“jisoo kita harus ke rumah taeyong segera, ada hal serius di sana.”



































Tbc

sweet enemy - Taesoo ✅Where stories live. Discover now