Part 43 [END]

4.7K 109 17
                                    

Sebelum baca part ini, bener-bener nggak ada yang mau jawab pertanyaan di 'Menuju Ending' nih? Hmmm

Oiya coba sambil baca kalian putar lagu yang ada di mulmed. Siapa tau makin mendukung suasana kalian pas baca ending cerita ini.










〰〰

Bersama tiga temannya Ravi duduk di sebuah ruang tamu. Mereka sedang menunggu si tuan rumah yang masih berdandan untuk pergi memenuhi undangan pernikahan Arga bersama-sama. Tadi Ravi dijemput Tama dengan mobil. Lalu mereka menuju rumah Triyas. Berlanjut ke rumah Danar dan sekarang masih tertahan di kediaman Gita.

"Si Gita, yang nyuruh on time ternyata dia sendiri yang ngaret," ucap Tama.

Triyas yang baru selesai memoles lipstik menimpali, "Ya maklum sih Tam, ibu hamil persiapannya mungkin lebih ribet dari kita."

"Kamu cek ke kamarnya Gita deh, Yas. Takutnya ada apa-apa, kok dari tadi nggak ada suara," kata Danar.

Ravi yang dari tadi lebih banyak diam akhirnya buka suara menyetujui usul Danar. Suami Gita yang seorang pilot memang menjadikan perempuan itu mandiri karena sering ditinggal sendiri. Namun, semandiri apa pun Gita, Ravi tetap khawatir dan takut jika omongan Danar benar terjadi.

Triyas pun menyusul Gita yang masih bersiap di kamarnya.

Lima belas menit kemudian kedua perempuan itu muncul di ruang tamu. Ketiga laki-laki yang sedari tadi menunggu pun bernapas lega.

"Maaf ya nunggu lama banget." Gita tertawa renyah. Meski sadar telah membuat teman-temannya bosan, tapi Gita terlihat gembira karena senang bisa bertemu dengan teman-teman sekelasnya dulu saat di SMA.

"Yang penting kamu nggak apa-apa. Danar sempat parno karena kamu nggak keluar-keluar dari kamar," jawab Tama.

Gita meringis. "Tadi bingung nyari baju yang nyaman dipakek," jelasnya. Lalu pandangan Gita tertuju pada Ravi yang duduk kelewat serius, badannya tegak dan berkali-kali terlihat mengatur napas. "Kamu nggak bisa santai, Rav? Tegang banget kayak mau tugas. Kita mau kondangan, kalau muka kamu kayak gitu tamu-tamunya Arga nanti takut dikira ada razia polisi."

Tama dan Danar terbahak.

"Mau kondangan aja tegang, apalagi nanti kalau ngelamar anak gadis orang," seloroh Triyas lalu ikut tertawa.

Ravi mendecak, agendanya hari ini mungkin memang akan melakukan dua hal yang baru saja Triyas katakan.

"Ayo, berangkat sekarang aja," pungkas Ravi yang tidak tahan dijadikan bahan lawakan.

Teman-temanya untung langsung menurut. Tama dan Danar keluar rumah terlebih dahulu lalu diikuti Triyas. Ravi masih menunggu Gita yang mengunci pintu dan memastikan rumah aman untuk ditinggal.

"Nggak sabar ya pengen cepet ketemu Ratya?"

Ravi melirik Gita yang kini terkekeh geli. Ia seketika menyesal karena sudah menceritakan semua tentang rahasia Ratya pada ibu hamil satu itu. Tapi mau bagaimana lagi, selain Bastian dan Fani yang memang adalah sepupunya sendiri, Gita juga teman dari ekskul paskibra yang masih akrab dengannya sampai saat ini. Ravi hanya terbiasa curhat pada orang-orang itu saja.

"Rileks, Rav. Apa sih yang buat kamu nggak percaya diri?" tanya Gita setelah menyimpan kunci rumah di dalam tas jinjing kecilnya.

Oh, ya. Penampilan. Kata Ravi dalam hati. Sambil berjalan ke mobil Tama, ia meminta Gita memperhatikannya.

I Choose You [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora